Pernahkah ananda membayangkan bahwa ananda hidup di dunia ini tanpa mempunyai sahabat satupun? ananda akan merasa sendiri, tak ada satupun seseorang yg menemani. jikalau ananda ingin pergi ke suatu tempat, ananda akan pergi sendiri. bila ananda sedih, ananda akan sendiri. Jika ananda sulit, ananda akan sendiri. Itulah sedikit citra jikalau hidup ananda tanpa ada satupun teman di sampingmu. Tetapi, apakah ananda yakin bahwa kalau ananda mempunyai banyak sahabat, maka sobat-sobat ananda akan selalu menemani ananda dlm kondisi seperti apapun? apakah ananda yakin bahwa jikalau ananda sedih, maka sahabat ananda akan menemani kamu? apakah ananda yakin bahwa jikalau ananda sakit, maka teman ananda akan merawat kamu? & apakah ananda percaya bahwa jikalau ananda sulit, maka teman ananda akan membantu kamu?
kalau ada seseorang yg selalu menemanimu tatkala ananda sedih, itu bukan sobat. jikalau ada seseorang yg selalu merawatmu tatkala ananda sakit, itu bukan sobat. jikalau ada seseorang yg selalu membantumu tatkala ananda sulit, itu bukan teman. karena teman akan hadir bila ananda sedang senang, sahabat akan hadir bila ananda banyak duit.
Seseorang yg selalu ada tatkala ananda sedih, ia tak patut disebut sobat; Seseorang yg senantiasa ada tatkala ananda sakit, ia tak pantas disebut sahabat; & seseorang yg senantiasa ada tatkala ananda sulit, ia tak patut disebut sahabat. Tetapi, ia lebih layak disebut saudara.
Saudara akan senantiasa menemanimu tatkala ananda senang. Saudara akan senantiasa menemanimu tatkala ananda sedih. jikalau ada sobat yg hanya ada disampingmu tatkala ananda bahagia, itu adalah teman. Karena sobat lebih cendrung ada tatkala ananda senang. Tetapi, bila ada sahabat yg selalu ada tatkala ananda sedih & bahagia, ia bukanlah teman. Tetapi, ia lebih patut disebut kerabat. Karena ia senantiasa hadir dlm kondisi suka maupun murung.
Itu semua adalah klarifikasi mengenai perbedaan sahabat dgn kerabat berdasarkan pendapatku. Jika ada teman yg ada cuma tatkala ananda senang, itu hanyalah teman & tak layak disebut saudara. Karena gue menilai teman-temanku yg senantiasa ada tatkala gue suka maupun sedih yakni selaku saudaraku & mereka betul-betul layak disebut saudara.
Aku senantiasa mendapatkan saudara disetiap kawasan yg gue tinggali. alasannya mereka selalu ada tatkala gue suka maupun murung. dlm tulisan ini, gue akan menceritakan beberapa kerabat-kerabat yg gue jumpai disetiap kawasan yg pernah gue tinggali. Terdapat 3 (tiga) tempat yg pernah gue tinggali & gue menemukan kerabat disana.
Daftar Isi
Keluarga Himmata
Pada pertengahan 2004, gue pindah dr Lamongan ke Jakarta. Tidak pernah terbayangkan gue tinggal di ibukota negara Indonesia. Ibukota yg sangat padat penduduknya, ibukota yg senantiasa banjir setiap musim hujan, & ibukota yg sungguh banyak anak jalanannya. Lebih parahnya lagi, gue tinggal bersama bawah umur jalanan itu. “lengkap sudah penderitaanku tinggal di ibukota” pikirku saat itu. Tetapi, anggapan itu berubah seiring dgn berjalannya waktu. Mereka jauh lebih peduli dgn sesama. Mereka senantiasa ada tatkala gue sakit, mereka selalu ada tatkala gue sedih, mereka senantiasa ada tatkala gue sukar, & mereka pula selalu ada tatkala gue bahagia. Mereka tak pantas disebut teman. Tetapi, mereka lebih layak disebut saudara. Mereka menunjukkan banyak pelajaran tentang hidup. Pelajaran hidup dr mereka yg dapat gue ambil hikmahnya. Pelajaran hidup yg mampu diambil antara lain:
Bersyukur
Dalam agama islam, kita diharuskan untuk mengucapkan syukur kepada apa yg sudah Allah SWT berikan pada kita. Bersyukur atas nikmat yg sudah diberikan oleh Allah SWT. Bersyukur atas nikmat sehat yg diberikan pada kita. Bersyukur atas keutuhan keluarga kita, & yg paling penting yakni kita harus bersyukur atas nikmat akidah yg diberikan pada kita. Tetapi, kadang kala kita lupa untuk mengucapkan syukur. Kita akan ingat untuk mengucapkan syukur atas nikmat kesehatan tatkala kita sedang sakit. Kita akan ingat untuk mengucapkan syukur atas keutuhan keluarga tatkala keluarga kita sudah tak utuh lagi.
banyak orang untuk mengucapkan syukur atas apa yg sudah dimilikinya, begitu pula saya. Aku lupa untuk mengucapkan syukur tatkala gue sehat. Aku lupa mengucapkan syukur tatkala keluargaku masih dlm kondisi utuh. Tetapi, gue ingat untuk mengucapkan syukur tatkala gue membandingkan kehidupanku dgn kehidupan mereka. Aku jauh lebih mujur dibandingkan dgn mereka. Kehidupan keluarga mereka sudah tak utuh lagi. Ada yg ibunya pergi begitu saja meninggalkan mereka, ada yg bapaknya masuk penjara, & yg lebih parahnya, mereka dipaksa untuk melakukan pekerjaan sedangkan orangtuanya duduk-duduk sambil minum kopi. Tetapi, mereka jauh lebih sabar dariku, mereka mampu melalui hari-harinya dgn kondisi mirip itu, & mereka lebih peduli dgn sesama. Banyak hal yg bisa gue ambil pelajaran dr mereka ihwal ilmu syukur.
Kepedulian
Sebelum gue ke Himmata, gue termasuk orang yg kurang peduli dgn orang lain. gue cenderung “dingin” & hirau tak hirau. Tetapi, mereka memperlihatkan pelajaran hidup yg sangat penting ini yaitu kepedulian. Mereka senantiasa peduli terhadap sobat-temannya. Mereka saling menolong tatkala temannya terkena petaka, begitu pula denganku. Oleh alasannya adalah itu, mereka tak pantas dianggap sebagai teman. Mereka lebih patut dianggap selaku saudara.
Keluarga Bastiling
Bastiling merupakan suatu organisasi kampus yg berfokus terhadap agama islam. Organisasi ini terdapat di Fakultas Ekonomi, Universitas Jember. Tetapi, ada yg unik di dlm organisasi ini. Bastiling tak hanya sekedar organisasi. Bastiling merupakan kepingan dr keluarga. Keluarga yg peduli kepada saudaranya. Banyak hal yg mampu diambil pelajaran dr keluarga kecil ini, utamanya di bidang agama.
Sholat Wajib & Sunnah
Para anggota bastiling saling mengingatkan biar sholat wajib berjama’ah & melakukan sholat sunah. Mereka tak hanya mengingatkan. Tetapi, mereka mengajak sholat berjama’ah tatkala para anggota sedang berkumpul. Terkadang beberapa anggota bastiling mengantarSMS untuk mengajak sholat tahajud. Mereka berupaya membangunkan anggota lainnya & mereka pantas disebut kerabat yaitu saudara diakhirat nanti.
Silaturrahim
Bersilaturrahim merupakan salah satu proposal dr Nabi Muhammad SAW & di organisasi ini menerapkan hal tersebut. Setiap sepekan sekali, kami mendatangi salah satu anggota dgn tujuan untuk mengetahui kondisi anggota tersebut.
Keluarga Pesantren Sintesa
Dalam artikel sebelumnya yakni pesantren sintesa, gue sudah menerangkan dengan-cara rincian mengenai pesantren sintesa ini & ini merupakan keluarga baruku. Keluarga yg baru dibentuk beberapa ahad lalu.Tetapi kami sudah merasa mirip saudara sendiri. bagaimana tidak! setiap aktivitas, kami kerjakan bersama-sama. kami makan gotong royong, kami belajar gotong royong, & kedepannya kami berbisnis bahu-membahu (mudah-mudahan yg ini mampu terwujud). Tetapi, hal yg terpenting ialah gue mampu berguru banyak mengenai kehidupan dunia & darul baka. Kami bahu-membahu berguru untuk memiliki bisnis sendiri & pula kami mencar ilmu agama. Jadi, dr segi duniawinya kami dapat & dr segi alam baka pula kami mampu. Banyak hal yg dapat diambil pelajaran dr pesantren sintesa ini, antara lain:
Belajar Blog & Toko Online
Pesantren sintesa memiliki beberapa kegiatan & salah satunya ialah mencar ilmu blog & toko online. Kami diperlukan dapat memiliki satu blog untuk adsense & satu untuk toko online. Selain itu, kami diperlukan saling bersinergi dlm menjalankan bisnis online ini.
Menghafal Al-Quran
Setiap pagi, kami belajar tolong-menolong untuk menghafalkan Al-Quran. Sehingga, situasi kekelurgaan ada di pesantren sintesa ini. Tujuannya adalah kita hidup tak cuma di dunia saja. Tetapi, kita pula ada kehidupan sehabis maut. Diharapkan dgn menghafal Al-quran, kami mampu berkumpul tolong-menolong sesudah kehidupan ini di surganya Allah SWT.
Itu semua merupakan beberapa sekelumit cerita tentang diriku & saudara-saudara disetiap kota yg pernah & sedang gue tinggali. Semoga pembaca blog ini dapat mengambil pesan yang tersirat dr dongeng ini.