Hasil Peradaban Dan Kebudayaan Bacson-Hoabinh Dan Dongson

Kebudayaan di Indonesia telah meningkat sejak manusia purba hidup di nusantara. 

Salah satu kebudayaan luar yang berkontribusi bagi nusantara yaitu Bacson-Hoabinh dan Dongson

A. Kebudayaan Bacson–Hoabinh di Tonkin Indo China
Penyelidikan persebaran kapak Sumatra dan kapak pendek hingga ke daerah Tonkin di Indo–China. Di sana ditemukan pusat kebudayaan prasejarah, yakni di pegunungan Bacson dan di daerah Hoabinh. 

Alat-alat yang ditemukan yakni kapak yang dilakukan secara garang di samping kapak yang telah diasah tajam(proto-neolithikum), juga terdapat pebbles(kapak Sumatra dan kapak pendek), dan alat–alat dari tulang. 

Oleh Mme Madeleine Colani (hebat prasejarah Perancis) kebudayaan itu dinamakan kebudayaan Bacson-Hoabinh, menurut kedua daerah penemuannya. 

Penyelidikan menunjukkan bahwa di Tonkin letaknya pusat kebudayaan mesolithikum Asia Tenggara, dan menyebar ke aneka macam jurusan. Sampainya di Indonesia lewat Thailand dan Malaysia Barat. 

Selain itu didapatkan tulang belulang manusia. Ternyata Tonkin didiami oleh empat golongan bangsa, yakni jenis Papua-Melanesoide, jenis Europaeide, Mongoloide dan Australoide. 

Bangsa Papua-Melanesoide itu memiliki penyebaran yang terluas di kawasan Selatan – Indo-Cina — Indonesia hingga kepulaun di Lautan Teduh. 

Hasil kebudayaan bangsa ini seperti; alat–alat mesolithikum yang belum diasah (pebbles), sedangkan kecakapan mengasah (proto-neolithikum) rupanya hasil imbas dari bangsa Mongoloide yang telah lebih tinggi peradabannya. 

Disamping percampuran dalam kebudayaan di Tonkin ada percampuran dalam kebangsaannya. 

Terutama percampuran antara bangsa Melanesoide dan Europaeide menjadi bangsa Austronesia yang kemudian di dalam jaman neolithikum tersebar ke seluruh kepulauan kita.

Kebudayaan mesolithikum di negeri kita asalnya dari tempat Bascon-Hoabinh. Tetapi di sana tak ada didapatkan flakes, sedangkan dari abris sous roche banyak sekali flakes. 

Di pulau Luzon (Filipina) banyak sekali ditemukan flakes, sehingga mampu diambil kesimpulan bahwa kebudayaan flakes itu hadirnya dari daratan Asia lewat Jepang, Formosa dan Filipina. 

Hal ini diperkuat oleh kenyataan bahwa di Sumatra Timur, Malaysia Barat dan Kamboja Thailand didapatkan flakes. Kemudian di Jawa dan Sulawesi bertemulah dua macam kebudayaan mesholitikum, yaitu;
1. Kebudayaan Bascon-Hoabinh dengan pebbles dan alat-alatnya dari tulang yang datang melalui jalan barat , dan
2. Kebudayaan flake yang datangnya melalui jalan Timur.

Sisa kebudayaan Dongson

B. Budaya Dongson
Kebudayaan perunggu di Asia Tenggara dinamakan Kebudayaan Dongson. Nama Dongson ialah nama tempat di Tonkin, daerah penyelidikan yang pertama yang terdapat bekas-bekas dari zaman perunggu. 

Di Dongson banyak didapatkan beragam alat terbuat dari perunggu, nekara, serta alat-alat dari besi maupun kuburan. 

Bejana yang sama didapatkan di Kerinci dan Pulau Madura. Dengan penjelasan di atas, memperlihatkan kepada kita adanya hubungan yang dekat antara Indonesia dengan Daratan Asia. 

Kebudayaan Logam Indonesia memang tergolong satu kelompok dengan kebudayaan logam di Asia, yang berpusat di Dongson. 

Dari tempat inilah tiba kebudayaan logam secara bergelombang ke Indonesia lewat jalur Barat, yakni lewat Malaysia. 

Menurut para mahir, pendukung kebudayaan ini sebangsa dengan penunjang kebudayaan kapak persegi, yaitu bangsa Austronesia. 

Dengan ini mampu kita simpulkan bahwa nenek moyang kita datang ke nusantara dalam dua masa, yakni;

1. Dalam zaman watu halus, antara lain zaman kebudayaan kapak persegi, semenjak zaman kurang lebih tahun 2000 SM;
2. Dalam zaman perunggu, antara lain kebudayaan kapak sepatu, nekara, dan candrasa, sejak kurang lebih tahun 500 M