Hasan, Khalifah Kelima dan Tokoh Perdamaian Kaum Muslimin (Bagian 3)

Lanjutan dr Hasan, Khalifah Kelima & Tokoh Perdamaian Kaum Muslimin (Bagian 2)

Kepemimpinan yg hakiki itu yaitu dgn membuang perpecahan & permusuhan. Kepemimpinan yg hakiki itu adalah dgn mendamaikan & menyatukan. inilah yg kita pelajari dr Hasan bin Ali Radhiyallahu Anhuma.

Kepribadian Hasan bagaikan halaman yg bersinar di dlm catatan sejarah manusia. ia yakni satu di antara imam, yg mana umat harus mengikuti perkataan mereka & meneladani perbuatan mereka.

Kisah hidupnya merupakan salah satu sumber keimanan yg kuat, & pemahaman yg baik kepada agama yg besar ini! mengapa?

Dari cerita hidupnya kita mencar ilmu bagaimana mengurus fikih perbedaan, pula tentang kemaslahatan & kemudaratan, perihal maqashid syari’ah, & bagaimana mengontrol impian diri.

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ يُصْلِحُ اللهُ عَلَى يَدَيْهِ فِئَتَيْنِ عَظِيْمَتَيْنِ

Sesungguhnya anakku ini yakni pemimpin, & gampang-mudahan Allah akan mendamaikan dua kelompok besar kaum muslimin lewat tangannya.” (HR. At-Tirmidzi & Ahmad).

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menggambarkannya sebagai dua kelompok besar, alasannya adalah pada ketika itu kaum muslimin terbagi menjadi dua golongan: kalangan Hasan & kelompok Muawiyah Radhiyallahu Anhuma.

Ini yaitu sebuah mukjizat besar dr Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, di mana dia mengabarkan hal ini & terjadilah sebagaimana yg dia kabarkan itu.

Adapun klarifikasi dr permasalahan ini adalah selaku berikut:

Ketika Amirul Mukminin Hasan bin Ali menerima kontrol khilafah, setelah ayahnya gugur sebagai syahid, & dgn itu ia mewarisi sebuah warisan yg teramat berat, alasannya di negeri-negeri yg telah ditaklukkan mulai muncul kesemrawutan & kerusuhan.

  Ummu Kultsum, Mujahidah Putri Nabi

Sementara itu, topan perpecahan terus datang ke negeri-negeri dr segala penjuru, sedangkan pedang-pedang penduduk Irak masih meneteskan kemarahan untuk memerangi penduduk Syam.

Penduduk Irak berpihak pada Hasan, sementara penduduk Syam bersama Muawiyah. Lalu Hasan bergerak dgn pasukannya dr Kufah menuju Mada’in.

Saat itu Hasan lebih cenderung untuk berdamai dgn Muawiyah ketimbang harus berperang dengannya. Akan tetapi ia memperlihatkan kearifan yg luar biasa, yg memberikan keluasan anggapan & pandangannya.

Hasan tidak ingin menghadapi penduduk Irak terlalu dini dgn memperlihatkan kecenderungannya untuk berdamai dgn Muawiyah, alasannya adalah ia sudah mengenali tabiat & kecerobohan mereka.

Sebaliknya, tatkala Muawiyah mengenali berita wacana keberangkatan Hasan dr Kufah menuju Mada’in dgn pasukan Irak, ia pun berangkat dr Syam menuju Irak.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Hasan, Khalifah Kelima & Tokoh Perdamaian Kaum Muslimin (Bagian 4)