Allah Swt memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala, yang dinamakan Nafkhatul Ula (tiupan awal) yaitu tiupan yang mengejutkan dan mematikan.
Dikatakan, setelah sangkakala ditiup oleh Malaikat Israfil, semua makhluk menjadi pingsan dikarenakan terkejut dengan hadirnya angin kencang yang sangat dahsyat, yaitu angin ribut hari akhir zaman. Bumi bergoncang, langit runtuh, bintang-bintang berguguran, laut utara bertabrakan dengan lautan selatan, gunung-gunung berjalan dan bertabrakan, bumi bergoncang semakin keras, sinar matahari meredup, duniapun menjadi hancur.
Bumi yang tadinya berbentuklautan dan gunung-gunung menjadi dataran yang rata dengan tanah, tamatlah sudah riwayat alam semesta.
Allah lalu menyuruh malaikat akhir hayat biar mencabut nyawa semua makhluk. Diapun melaksanakan peran itu. Kemudian Allah Ta’ala berfirman: “Wahai malaikat maut siapakah di antara para makhluk-ku yang masih hidup?”. Malaikat maut menjawab: “Wahai Tuhanku, hanya hamba yang lemah ini yang masih hidup.” Allah Ta’ala berfirman “Wahai malaikat maut, apakah engkau tidak mendengar firman-Ku bahwa tiap-tiap makhluk itu mencicipi mati maka cabutlah nyawamu sendiri.”
Kemudian malaikat kematian pergi ke suatu tempat antara nirwana dan neraka, kemudian ia berupaya mencabut rohnya sendiri. Dia berteriak sungguh keras sekali, hingga andaikan semua makhluk kala itu masih hidup, tentu mereka mati semua alasannya teriakan malaikat ajal. Diapun berkata: “Andaikan saya tahu bahwa rasa sakit yang menyakitkan ini, pasti saya tidak mencabut nyawa orang-orang yang beriman kecuali dengan perlahan-lahan dan halus.
Maka malaikat kematian pun mati sehingga tidak ada satupun makhluk yang tersisa selain Dzat Allah yang abadi baka. Keadaan bumi rusak selama 40 tahun. Lalu Allah berfirman: “Wahai dunia yang hina dina, sekarang dimanakah para raja? Dimanakah bawah umur raja? Dimana para penguasa yang angkuh? Dan dimana pula orang-orang pemberian-Ku akan tetapi mereka menyembah selain Aku. Pada hari ini, milik siapakah segala kerajaan. Satupun tidak ada makhluk yang menjawab, maka Allah menjawab untuk Dzat-Nya sendiri dalam firman-Nya: “Semua kepunyaan Allah Yang Maha Perkasa.”
Allah lalu mengirim angin ‘Fakin’, yaitu angin yang pernah dikirim kepada kaum ‘Ad’, yang kekuatannya kira-kira hanya sebesar (tenaga) jika ingin keluar dari lubang jarum. Setelah itu tidak ada satupun di bumi yang tertinggal, semua gunung hancur lebur, hingga permukaan bumi menjadi rata.