Haditsul Ifki, Berita Bohong Tentang Aisyah (3)

Lanjutan dr goresan pena Haditsul Ifki, Berita Bohong Tentang Aisyah (2)

Setelah itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdiri di atas mimbar meminta bukti dr Abdullah bin Ubay bin Salul. Di atas mimbar itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Wahai kaum muslimin, siapakah yg mau menolongku dr seorang yg sudah sampai hati melukai hati keluarga? Demi Allah! Yang kuketahui pada keluargaku hanyalah kebaikan. Orang-orang pula telah menyebut-nyebut seorang lelaki yg kuketahui baik. ia tak pernah masuk menemui keluargaku (istriku) kecuali bersamaku.”

Maka berdirilah Sa‘ad bin Mu‘az Al-Anshari seraya berkata,

“Aku yg akan menolongmu dr orang itu, wahai Rasulullah. Jika ia dr golongan Aus, gue akan memenggal lehernya, & kalau ia termasuk saudara kami dr kalangan Khazraj, maka kau-sekalian dapat memerintahkanku & gue akan melaksanakan perintahmu.”

Mendengar itu, berdirilah Sa‘ad bin Ubadah. ia ialah pemimpin golongan Khazraj & seorang laki-laki yg baik tetapi amarahnya bangkit karena rasa fanatik kelompok.

Dia berkata tertuju pada Sa‘ad bin Mu’az,

“Engkau salah! Demi Allah, kamu-sekalian tak akan membunuhnya & tak akan mampu untuk membunuhnya!”

Lalu Usaid bin Hudhair kerabat sepupu Sa‘ad bin Mu‘az, berdiri & berkata pada Sa‘ad bin Ubadah, “Engkau salah! Demi Allah, kami pasti akan membunuhnya! Engkau adalah orang munafik yg berdebat untuk membela orang-orang munafik.”

Bangkitlah amarah kedua kalangan yakni Aus & Khazraj, sehingga mereka nyaris saling berbaku-hantam sementara Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam masih berdiri di atas mimbar. Beliau pun terus berusaha meredakan emosi mereka hingga mereka membisu & Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pun diam.

  Ujian Penghafal Al-Qur’an di Bawah Ibu Penderita Kanker Darah

Sementara itu, gue menangis seharian, air mataku tak berhenti mengalir & gue pun tak merasa nyenyak dlm tidur. Aku masih saja menangis pada malam selanjutnya, air mataku tak berhenti mengalir & pula tak merasa lezat tidur. Kedua orang tuaku menduga bahwa tangisku itu akan membelah jantungku.

Ketika kedua orang tuaku sedang duduk di sisiku yg masih menangis, datanglah seorang wanita Anshar meminta izin menemuiku. Aku memberinya izin kemudian ia pun duduk sambil menangis.

Pada saat kami sedang dlm keadaan demikian, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam masuk, beliau memberi salam, lalu duduk. Beliau belum pernah duduk di dekatku semenjak munculnya tuduhan yg bukan-bukan terhadapku, & sebulan sudah berlalu tanpa turun wahyu pada ia mengenai persoalanku.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengucap syahadat pada waktu duduk kemudian bersabda,

“Selanjutnya, wahai Aisyah, bekerjsama telah sampai kepadaku bermacam tuduhan ihwal dirimu. Jika kamu-sekalian memang bersih dr tuduhan-tuduhan itu, Allah niscaya akan membersihkan dirimu darinya. Tetapi kalau kamu-sekalian memang sudah berbuat dosa, maka mohonlah ampun pada Allah & bertobatlah kepada-Nya. Sebab, bila seorang hamba mengakui dosanya kemudian bertobat, tentu Allah akan mendapatkan tobatnya.”

Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam akhir berbicara, air mataku pun habis sehingga gue tak merasakan satu tetespun terjatuh. Lalu gue berkata pada ayahku,

“Jawablah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untukku, mengenai apa yg beliau katakan.“

Ayahku menyahut, “Demi Allah, gue tak tahu apa yg harus gue katakan pada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.”

Kemudian gue berkata pada ibuku, “Jawablah perkataan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untukku.”

  Hamzah, Singa Allah dan Rasul-Nya (Bagian 4)

Ibuku pula membalas, “Demi Allah, gue tak tahu apa yg mesti kukatakan pada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.”

Maka gue pun berkata, “Aku yakni seorang wanita yg masih muda belia. Aku tak banyak membaca Alqur`an. Demi Allah, gue tahu bahwa kalian telah mendengar semua ini, hingga masuk ke hati kalian, bahkan kalian mempercayainya.

Jika gue katakan pada kalian, bahwa gue bersih & Allah pun tahu bahwa gue bersih, mungkin kalian tak pula mempercayaiku.

Dan kalau gue mengakui hal itu di hadapan kalian, sedangkan Allah mengetahui bahwa gue terbebas darinya, tentu kalian akan mempercayaiku.

Demi Allah, gue tak menemukan istilah yg tepat bagiku & bagi kalian, kecuali sebagaimana yg dikatakan oleh ayahnya Nabi Yusuf Alaihimas Salam (Ya’qub), “Maka hanya bersabar itulah yg terbaik (bagiku). Dan pada Allah saja memohon dukungan-Nya terhadap apa yg kalian ceritakan.” (QS. Yusuf: 18)

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Bersambung…