Guru Mengaji yang Mengetahui Jam Kematiannya (Bagian 2)

Lanjutan dr Guru Mengaji yg Mengetahui Jam Kematiannya

Sang istri mengiranya bercanda & tak menghiraukan perkatannya. Lalu Shalih berkata, “Siapkanlah sarapan untukku.”

Istrinya pun mempersiapkan sarapan kemudian mereka berdua pun mengkonsumsi kuliner yg ada.

Lebih lanjut, sang istri menceritakan, bahwa pada jam 8.30 Shalih masuk ke kamar mandi. Ia mandi agak usang.

Setelah itu, beliau keluar dr kamar mandi & memakai wewangian sebagaimana yg ia lakukan tatkala hendak berangkat untuk shalat Jumat.

Shalih pun lalu memakai pakaian yg paling elok & mulai membaca Al-Qur`an.

Beberapa menit sebelum 10.00 ia berkata,

“Wahai istriku tercinta. Aku akan meninggal pada jam 10.00. Maka maafkanlah saya, lupakanlah semua kesalahan & kekhilafanku kepadamu selama kita hidup bersama.”

Mendengar hal itu, sang istri sangat terkejut sampai tak bisa mengucapkan apapun.

Beberapa detik sebelum jam 10.00, Shalih bersiap-siap untuk tidur di kasurnya lalu membaca,

Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammad rasulullah.”

Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji’un. Shalih tidur untuk selamanya & menghadap Tuhannya.

Sekarang perkenankanlah saya (Dr. Khalid) menceritakan pada Anda perihal riwayat hidup & segi kehidupan orang ini.

Sungguh saya belum pernah menyaksikan Shalih menggunjing orang lain, berbohong, membohongi, mengatakan kotor atau mungkar, semenjak saya mengenalnya di kompleks itu.

Ada suatu pertanyaan yg perlu untuk kita jawab semua, berapa banyak orang-orang yg shalatnya mampu menghalangi dr perbuatan keji & mungkar?

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

“Dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dr (tindakan) keji & mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dr ibadah yg lain). Allah mengenali apa yg ananda kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 45).

  Ja’far bin Abi Thalib, Wajah dan Akhlaknya Menyerupai Nabi (Bagian 3)

Sangat disayangkan, kadang-kadang kita masih menemui orang-orang yg menggunjing orang lain padahal dia belum keluar dr masjid. Atau kadang ia menggunjing maupun berbohong padahal beliau masih berada di pintu masjid sesudah menunaikan shalat.

Bahkan, ada pedagang yg membohongi pembelinya padahal baru saja dia menunaikan shalat di masjid.

Ada pula orang yg menzhalimi orang lain atau berinteraksi dgn riba padahal dia termasuk orang-orang yg biasa menunaikan shalat.

Wahai saudaraku yg dicintai Allah!

Sesungguhnya orang yg shalatnya tak bisa mencegahnya dr tindakan keji, mungkar & keburukan-kejelekan yang lain berupa kemaksiatan & dosa, maka hendaklah beliau mengintrospeksi dirinya.

Sebab, disitulah kekurangannya. Mungkin beliau belum bisa melakukan shalat sebagaimana mestinya atau tak menunaikannya dgn khusyuk.

Seandainya seseorang mampu merasakan keagungan shalat lalu mendirikannya sebagaimana mestinya, tentulah dgn izin Allah shalat itu akan mencegahnya dr perbuatan keji & mungkar.

Wahai saudaraku!

Sebelum menggunjing, berbohong, membohongi & berinterkasi dgn riba, ingatlah bahwa Anda baru saja menunaikan shalat di masjid.

Semoga saja cara itu akan menolong Anda untuk menahan diri, biar pada hari Kiamat kelak Anda tak tergolong orang-orang yg merugi.

Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yg senantiasa melaksanakan shalat dgn cara yg benar sehingga terjauh dr perbuatan keji & mungkar. Aamiin.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]