Gambaran Bentuk Shirathal Mustaqim

Shirath yakni jembatan yang membentang di atas neraka Jahanam dan sungguh licin sekali, ia lebih lembut dari sehelai rambut dan lebih tajam dari pedang, Shirath tersebut bergoyang kesana kemari bagaikan bahtera yang dihantam ombak.

Dalam Tafsir Yasin Hamami disebutkan bahwa bentuk shirath tersebut awalnya menanjak, lalu menurun dan sehabis itu mendatar.

Sedang dalam kitab Daqaaiqul Akhbar dikatakan bahwa shirath itu mempunyai 7 gardu (pos), yang setiap gardu (pos) jaraknya adalah sekitar perjalanan 3000 tahun, seribu tahun berbentuktanjakan yang tinggi, seribu tahun berupa dataran dan seribu tahun berbentuklereng yang curam. Setiap pos mempunyai 7 cabang yang ujungnya bagaikan panah yang tajam, pada setiap cabang insan akan ditanya ihwal perintah-perintah Allah.

  1. Pada pos pertama ditanya perihal keimanan.
  2. Pada pos kedua ditanya tentang shalat.
  3. Pada pos ketiga ditanya ihwal zakat.
  4. Pada pos keempat ditanya tentang puasa.
  5. Pada pos kelima ditanya wacana haji dan umrah.
  6. Pada pos keenam ditanya perihal wudhu dan mandi junub.
  7. Pada pos ketujuh ditanya ihwal bakti terhadap orang renta dan menyambung tali silaturrahim.
Jika setiap pos, seorang makhluk mampu lolos dari pertanyaan tersebut, maka ia mampu melanjutkan perjalanan menuju poa selanjutnya, namun jika beliau tidak lolos dari pertanyaan tersebut, maka ia akan dilemparkan ke dalam neraka Jahannam.
Sedangkan dalam kitab Mizanul Kubra lisy-Sya’rani disebutkan bahwa Shirath tersebut digambarkan ada 2 macam, yaitu jembatan bagi orang mukmin yang bentuknya mendatar dan jembatan bagi orang kafir yang bentuknya menanjak dan menurun.
Pada hakikatnya shirath itu hanya satu macam, tapi bagi para manusia terasa berlawanan-beda tersebut yakni tergantung dari kadar ilmu dan amal seseorang. Begitu juga pada waktu melalui shirath kondisi manusia berlawanan-beda ada yang melewatinya hanya sekejap mata, ada yang bagaikan angin, ada yang bagaikan burung yang melayang, ada yang bagaikan larinya kuda, ada yang menaiki kendaraan, ada yang seperti berlari, ada yang berlangsung kaki, ada yang merangkak, ada yang dilumuri api dan sebagainya, sehingga ada yang berada di atas shirath selama 25 ribu atau 70 ribu tahun, semua itu tiada lain dikarenakan berlainan-bedanya amal perbuatan insan.