Fisika Medis: Energi Panas Dalam Praktik Klinik

Energi panas atau biasa disebut dengan kalor secara umum diartikan sebagai perpindahan ene Fisika Medis: Energi Panas dalam Praktik Klinik

Fisika Medis: Energi Panas dalam Praktik Klinik Energi panas atau umumdisebut dengan kalor secara umum diartikan sebagai perpindahan energi perpindahan energi yang melintasi batas metode berdasarkan pergantian suhu antara sistem dan lingkungannya. Nah pada postingan kali ini akan membahas wacana energi panas dalam praktik klinik.
Efek Panas
Apabila energi panas mengenai salah satu bab tubuh akan mempengaruhi temperatur kawasan tersebut. Efek panas dapat dibagi menjadi tiga, adalah;
1. Fisik, panas menyebabkan zat cair, padat, dan gas, mengalami pemuaian segala arah.
2. Kimia, kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan kenaikan temperatur. Reaksi oksidasi akan berkembangseiring dengan kenaikan temperatur, pernyataan ini sesuai dengan aturan Vant Hoff. Permeabilitas membran sel akan berkembangseiring dengan kenaikan suhu, pada jaringan akan terjadi peningkatan metabolisme seiring dengan kenaikan pertukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan badan.
3. Biologis, ialah asumsi dari efek panas kepada fisik dan kimia. Adannya peningkatan sel darah putih secara total dan fenomena reaksi peradangan serta adanya dilatasi (pelebaran) pembuluh darah yang menimbulkan kenaikan sirkulasi darah dan tekanan kapiler. Tekanan O2 dan CO2 di dalam darah akan berkembangsedangkan Ph darah akan mengalami penurunan.
Penggunaan Efek Panas dalam Pengobatan
Transfer energi termis ke tubuh dapat melalui konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Energi panas mula-mula akan penetrasi ke dalam jaringan kulit dalam bentuk berkas cahaya secara konduksi atau radiasi. Kemudian akan menghilang di kawasan jaringan yang lebih dalam berbentukpanas. Panas tersebut lalu diangkut ke jaringan lain dengan cara konveksi oleh cairan badan ke seluruh jaringan tubuh.
Metode-tata cara yang dipakai dalam pengobatan ialah :
1. Metode Konduksi
Metode ini berdasar pada sifat fisik kedua benda yang kalau terdapat perbedaan temperatur antara kedua benda maka panas akan ditransfer secara konduksi dari benda yang bersuhu rendah. Beberapa penggunaan tata cara konduksi dalam pengobatan yakni :
a.    Kantong air panas atau botol berisi air panas, cara ini sangat efisien dalam pengobatan nyeri tempat abdomen.
b.    Handuk panas, cara ini sangat berhasil untuk pengobatan otot yang sakit. Misal spasme (kejang) otot dan fase akut poliomyelitis (radang akut sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh virus).
c.    Turkis bath (mandi uap), memberi imbas relaksasi otot.
d.    Mud packs (lumpur panas), dapat mengonduksi panas ke dalam jaringan serta dapat pula mencegah kehilangan panas badan.
e.    Wax bath (paraffin bath), sungguh efisien untuk transfer panas pada tungkai bawah.
f.     Elektric pads, dengan cara melingkari kawat unsur panas yang dikemas jerawat atau plastic dan dilengkapi thermostat.
2. Metode Radiasi
Metode ini dipakai untuk pemanasan permukaan tubuh serupa dengan pemanasan dengan sinar matahari atau nyala api. Sumber radiasi berasal dari elektrik fire dan infra merah.
3. Metode Elektromagnetis
Metode yang digunakan untuk transfer panas ke dalam jarinagan badan :
a.    Show wave diathermy (diatermi gelombang pendek)
b.    Micro wave diathermy (diatermi gelombang mikro)
4. Gelombang Ultrasonik
Transduser piezo elektrik diletakkan eksklusif pada jaringan yang akan diobati. Intensitas yang digunakan berkisar 5 watt/cm2. Penggunaan metode ini lebih efektif pada tulang belakang oleh sebab tulang lebih banyak menyerap panas.
Sumber : Hani, Ahmad Ruslan. 2010.Teori dan Aplikasi Fisika Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Nuha Medika.

  Fisika Medis: Penerapan Fisika Dalam Teknik Sterilisasi