Pepatah mengatakan, bahwa diam ialah emas. Ornamen yang memiliki warna emas itu berada pada pembangunan gereja di Pontianak, Kalimantan Barat. Tetapi tidak pada orang-orangnya, saat selama covid19 berjalan, hendak dimengerti bahwa petugas itu mempersilakan berbagai perangkat teknologi kesehatan dan silakan duduk.
Sehingga dalam hal ini saya mesti berinteraksi bila ditawarkan untuk duduk, begitu bising mendengar bunyi lantunannya. Hendak dikenali bahwa bagaimana mereka berbicara secara tidak formal, hal ini menjelaskan berbagai hal terkait dengan karaktistik yang sempurna.
Setiap obrolan akan menjadi bab paling menenagkan dikala berbicara, dan mendengar, hal ini dikenali bahwa aneka macam kesehatan medis sebelumnya memang berada pada keadaan mereka yang begitu stress sepertinya.
Mereka berkumpul dengan ramai tanpa memperhatika kesehatan mereka jelasnya, ditambah lagi berbagai hal terkait penawaran silakan kolektenya. Aduh begitu menawan jikalau melihat petugasnya itu. Ketika hal ini menjadi penting bahwa berbagai aktivitas menurut insan, hendaknya dimengerti dimana posisi mereka sampai dikala ini.
Sistem politik, dan ekonomi global menjadi tanda akan manusia itu tumbuh dengan banyak sekali persoalan genetika mereka di Kalimantan. Bagaimana mereka hidup dalam sebuah Negara, dan budaya serta agama hal ini menerangkan pandangan politik yang berbeda, akan menjadi perdebatan yang berada pada faktor kehidupan sosial budaya di masyarakat hingga dikala ini.
Sampai dalam hal ini, lupa akan kelas sosial sebagai orang dan budaya Indonesia. Sistem sosial menjelaskan aneka macam hal terkait dengan tata cara penangangan karakteristik dan prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat, sampai saat ini berada pada keadaan sosial budaya yang melekat pada aspek budaya lokal.
Tampak dalam suatu ketika, hal ini diketahui dengan adanya problem pada insan itu, dalam melihat banyak sekali masalah terkait bagaimana mereka hidup dan tinggal diberbagai metode pertentangan sosial yang dibentuk oleh sekelompok orang, dan individu.
Semakin menikmati aneka macam keadaan, maka makin melonjal dalam kehidupan drama mereka dalam hidu berbudaya dan agama orang Batak – Jawa (HKBP – Nasrani, di Pontianak – Budha), tanpa melihat banyak sekali duduk perkara kehidupan secara faktual, guna ingin memahami berbagai pemahaman terhadap budaya politik yang diperankan dengan baik, pada koalisi partai PDI Perjuangan dapil Kota Pontianak itu.
Setiap peluang digunakan dalam ruang public secara memaksa jelas dikerjakan, khususnya di warung kopi, begitu pula pada orang-orang yang mempunyai kepentingan yang tidak biasa, dan menentukan banyak sekali akses kehidupan secara watak agama.
Apa yang terpenting dalam suatu bangsa, atau Negara dengan sumber konsumsi yang ada dalam melihat berbagai duduk perkara masyarakat yang enggan memahami budaya pertanian, maka terperinci mereka secara seksualitas ingin menguasai dan berpolitik seksualitas yang dipraktekkan secara terperinci- terangan dengan baik 2011 – 21. Mana yang boleh disantap dan tidak Sihombing ( Batak – Tionghoa Pontianak – Jakarta – Jawa – Dayak ( perompak Kapal – Medis dan pendidik, Lokal Indonesia), masyarakat akhlak.
Hal ini menjelaskan setiap pekerjaan ialah doa dan agama yang dipanjatkan terhadap moralitas orang iseng itu, dengan baik tanpa mengerti aneka macam hal terkait dilema mereka dan kedua orang renta mereka hingga ketika inim dan mempergunakan setiap potensi pada pengawalan yang secara ekonomi tidak mempunyai watak, dari Petugas Partai PDI Perjuangan, Kalimantan Barat, selaku Gubernur Cornelis yang bobrok 2008 – 17.