Fenomena Go-Jek

Nama Go-Jek diambil dari kata ojek sebagai brand menjadikannya kian mudah dikenal masyarakat Indonesia, sebab tentu masyarakat sudah mengenal ojek tradisional yang keberadaannya mulai marak sejak kurun krisis moneter tahun 1998.
 
Mungkin tidak siapa saja mengenal sosoknya, tetapi siapa yang tak mengenal Go-Jek ketika ini. Layaknya virus yang menjamur dengan cepat, heboh Go-Jek sebagai perusahaan StartUp lokal kini sudah meningkat pesat merambah luas ke kota-kota besar Indonesia dan berkembang menjadi menjadi perusahaan profesional yang memperlihatkan jasa transportasi antar penumpang dengan sepeda motor alias ojek.
Bermula dari dialog seorang Nadiem Makarim ialah pendiri GoJek, adalah orang yang pertama kali mempunyai ide jenius untuk membuat sistem berbasis online untuk menghubungkan sopir ojek dengan penumpang melalui teknologi internet ponsel pintar, yaitu Aplikasi Go-Jek. Ia ialah pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Go-Jek. Nadim  dan sopir ojek dikala sedang nongkrong, secara umum dikuasai waktu kerja ojek itu dihabiskan untuk menanti penumpang sehingga tidak produktif. Dari situ ia lantas timbul misi sosial utk menolong sopir ojek supaya dapat lebih produktif. Begitu dikutip darinya pada lembaga WhatWorks di New Cities Summit 2015.

Pendiri GoJek, Nadiem Makarim, mungkin tidak semua orang mengenal sosoknya, namun siapa yang tak mengenal Go-Jek ketika ini. Layaknya virus yang menjamur dengan cepat, gempar Go-Jek selaku perusahaan StartUp lokal sekarang sudah berkembang pesat merambah luas ke kota-kota besar Indonesia dan bermetamorfosis menjadi perusahaan profesional yang memperlihatkan jasa transportasi antar penumpang dengan sepeda motor alias ojek.

Sejak itu, Go-Jek mulai melayani telepon pesanan ojek lewat call center, kemudian operator call centre akan mencari driver gojek terdekat. Lalu menugaskan driver menjemput konsumen sambil mengawasi kedatangan driver dengan tata cara navigasi & kerjasama si konsumen. Fenomena keberhasilan Go-Jek selaku merk juga sekarang mampu dibilang kian melambung tinggi, terbukti tak henti-hentinya beberapa media online ternama terus memberitakan soal Gojek, mulai dari sisi nyata sampai negatifnya.

  Pemasaran Organ Tubuh Di Indonesia

Akhir-tamat ini mungkin anda sudah mendengar info terkait sopir ojek tradisional yang menolak keberadaan Go-Jek di daerah kerjanya, mirip yg terjadi disekitar wilayah Kelapa Gading dan Universitas Indonesia. Keberadaan driver gojek dinilai oleh para supir ojek berpotensi merebut penumpangnya sehingga berakibat berkurangnya pemasukan harian mereka. Ya begitulah berita negatif tentang GoJek saat ini.