Pendiri GoJek, Nadiem Makarim, mungkin tidak semua orang mengenal sosoknya, namun siapa yang tak mengenal Go-Jek ketika ini. Layaknya virus yang menjamur dengan cepat, gempar Go-Jek selaku perusahaan StartUp lokal sekarang sudah berkembang pesat merambah luas ke kota-kota besar Indonesia dan bermetamorfosis menjadi perusahaan profesional yang memperlihatkan jasa transportasi antar penumpang dengan sepeda motor alias ojek.
Sejak itu, Go-Jek mulai melayani telepon pesanan ojek lewat call center, kemudian operator call centre akan mencari driver gojek terdekat. Lalu menugaskan driver menjemput konsumen sambil mengawasi kedatangan driver dengan tata cara navigasi & kerjasama si konsumen. Fenomena keberhasilan Go-Jek selaku merk juga sekarang mampu dibilang kian melambung tinggi, terbukti tak henti-hentinya beberapa media online ternama terus memberitakan soal Gojek, mulai dari sisi nyata sampai negatifnya.
Akhir-tamat ini mungkin anda sudah mendengar info terkait sopir ojek tradisional yang menolak keberadaan Go-Jek di daerah kerjanya, mirip yg terjadi disekitar wilayah Kelapa Gading dan Universitas Indonesia. Keberadaan driver gojek dinilai oleh para supir ojek berpotensi merebut penumpangnya sehingga berakibat berkurangnya pemasukan harian mereka. Ya begitulah berita negatif tentang GoJek saat ini.