close

Faktor-Aspek Penyebab Kemunduran Umat Islam

Terjadinya kemunduran umat Islam ditandai pada kemerosotannya pada bidang politik, semenjak era Dinasti Abbasiyah yang berkuasa di Baghdad. Di daerah yang lain pada abad berdirinya kekuasaan Bani Umayyah II yang bangun di Andalusia (Spanyol) telah bermunculan kerajaan-kerajaan kecil hingga berakhirnya era kekuasaan Bani Ahmar.
Beda halnya dengan bangsa barat, hal ini justru menjadi titik permulaan kebangkitan bangsa barat. Ketika bidang kemiliteran umat Islam mulai lemah, maka bangsa barat dengan gampangnya menginfasi daerah-tempat yang menjadi kekuasaan Islam yang satu persatu mengalami kekalahan. Bangsa barat sudah berguru banyak dari Ilmuwan-ilmuwan muslim dimasa kekuasaan Islam berlangsung.

Berikut ialah Faktor-faktor penyebab kemunduran umat Islam yang terjadi secara tidak pribadi dan pribadi selengkapnya.

Terjadinya Kemunduran Pada Kerajaan Besar Islam

Kemunduran Islam tidak lepas dari runtuhnya kerajaan-kerajaan Islam besar di Jazirah Arab. Di antara gambarannya yakni kejayaan yang diraih oleh Daulah Abbasiyah yang lalu menuai kemunduran hingga dengan keruntuhannya. Runtuhnya Daulah Abbasiyah bukan tanpa alasannya adalah. Setelah Daulah Abbasiyah sukses membumikan kejayaan dan keemasannya dalam berbagai bidang peradaban dan ilmu pengetahuan kesudahannya mengalami keruntuhan. 
Beberapa aspek yang melatarbelakangi runtuhnya Daulah Abbasiyah
1. Faktor Dari Dalam (Internal)
Perebutan Kekuasaan di pusat pemerintahan yang terjadi antara penerus Daulah Abbasiyah tidak terbendung. Bagi sebagian orang Arab, mereka masih belum bisa melalaikan efek Daulah Umayyah sebab pada abad daulah tersebut, hampir semua penguasa berasal dari bangsa Arab. 
Namun bagi golongan non Arab (`Ajam) mereka juga mengharapkan kekuasaan Daulah Abbasiyah dipegang oleh keturunan mereka. Demikian halnya orang-orang Persia, mereka menghendaki sebuah daulah dengan pemimpin yang berasal dari kalangan mereka. 
Fanatisme kebangsan ini rupanya menjadi salah satu pemicu perpecahan di dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah sehingga memunculkan sentimen tertentu dikalangan bangsa-bangsa non Arab. Perselisihan yang semakin meruncing tersebut kemudian berbuntut terhadap kudeta dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah. Daulah Abbasiyah merupakan pemerintahan yang kaya. 
Dana yang masuk lebih besar dari yang keluar, sehingga Baitul-Mal penuh dengan harta. Perekonomian masyarakat sungguh maju terutama dalam bidang pertanian, perdagangan dan industri. Ketika memasuki kurun kemunduran politik, perekonomian pun ikut mengalami kemunduran yang drastis sehingga krisis ekonomi merusak tatanan ekonomi pada periode itu. 
Kecenderungan para penguasa untuk hidup mewah, menonjol dan berfoya-foya lalu dibarengi oleh para hartawan dan anak-anak pejabat ikut menjadikan roda pemerintahan terusik dan rakyat menjadi miskin. Munculnya daulah-daulah kecil yang memerdekakan diri ialah faktor yang paling sering timbul dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah. 
Kedudukan khalifah yang tidak cukup berpengaruh membuat para penguasa dan pelaksana pemerintahan memiliki doktrin yang ringkih kepada pemerintah pusat. Dominasi bangsa Turki dan Persia yang ingin memerdekakaan diri menjadi pemicu perpecahan dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah. 
Hal ini juga berakibat terhadap bangsa-bangsa lain yang jauh dari pusat pemerintahan Daulah Abbasiyah berupaya memisahkan diri dari kekuasaan Baghdad. 
2. Faktor Dari Luar (External) 
Perang Salib yang terjadi antara umat Islam dan Kristiani telah menanamkan benih-benih permusuhan yang kuat antara umat Islam dan Nasrani. Kebencian itu semakin besar lengan berkuasa setelah peraturan gres yang diterapkan oleh Daulah Bani Saljuk menyusahkan orang-orang Kristen yang berkunjung ke Baitul Maqdis. 
Perang Salib terjadi dalam beberapa gelombang dan banyak memakan korban dari pihak Islam dan Nasrani. Dampak dari perang salib tersebut, beberapa kawasan kekuasaan Islam sukses dikuasai oleh prajurit Kristen. Serangan bergelombang Bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan sudah meluluhlantakkan Baghdad dan seluruh penjuru kawasan kekuasaan Daulah Abbasiyah. 
Tragedi kemanusian berupa penganiayaan dan penyiksaan berlangsung kurang lebih 40 hari dengan jumlah korban yang meraih ratusan ribu umat Islam pada waktu itu. Terbunuhnya Khalifah Al-Mu`tashim menjadi penanda simpulan dari Daulah Abbasiyah. Runtuhnya kekuasaan Islam tidak cuma dialami oleh Daulah Abbasiyah. 
Di potongan bumi yang lain juga mengalami insiden yang hampir sama. Daulah Bani Ahmar di Andalusia juga berakhir dengan tragis. Khalifah terakhir diusir dari Andalusia, bahkan seluruh umat Islam di Andalusia dipaksa meninggalkan Andalusia atau tetap di Andalusia tetapi berpindah akidah. Daulah Mughal di India juga mengalami hal serupa. 
Rapuhnya kondisi dalam negeri Daulah Mughal membuka kesempatan Imperium Inggris berhasil masuk dan meruntuhkan kejayaan Mughal dan kemudian menguasainya. Penjajahan ini kemudian berlangsung sampai negara India sukses memerdekakan diri. 
Syekh Amir Syakib Arselan mengungkap beberapa argumentasi mengapa umat Islam saat ini mengalami kemunduran dan susah untuk maju, yaitu :
1. Umat Islam sudah tidak sungguh-sungguh mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan syari’at. 
Kitab Al Quran dan Al Hadits ialah sumber aliran hidup kita agar bahagia dunia dan akhirat. Nabi SAW bersabda: “Aku tinggalkan bagimu dua masalah, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya kau tidak akan tersesat selama-lamanya ialah kitab Allah dan Sunnah Rasul (hadis). 
2. Umat Islam tidak mau bersatu dan terpecah belah. 
Padahal umat Islam diperintahkan untuk bersatu. Allah Swt sudah mengingatkan terhadap kita semua dalam Qs. Ali Imran : 103. 
Artinya : Dan berpeganglah kau semuanya terhadap tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu saat kau dulu (kala Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kau sebab ni’mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu sudah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kau dari padanya. Demikianlah Allah menandakan ayat-ayat-Nya kepadamu, supaya kau mendapat isyarat . 
3. Mayoritas umat Islam terlalu cinta dunia dan takut mati. 
Kebanyakan umat Islam lebih mementingkan kehidupan dunia dan melupakan akherat. Padahal terperinci-terang kehidupan dunia ini cuma fatamorgana dan sudah dicontohkan oleh generasi pendahulu Islam mereka nrimo betul dalam melakukan misi sebagai hamba Allah Swt tanpa melupakan kewajibannya untuk beribadah terhadap Allah Swt. 
4. Mundurnya umat Islam disebabkan hilangnya semangat Jihad. 
Jihad yakni satu keseriusan untuk berjuang di jalan Allah Swt. Jihad yakni perjuangan yang betul-betul yang dikerjakan karena panggilan Illahi, yakni perjuangan benar-benar dengan mengerahkan segala kesempatandan kesanggupan yang dimiliki untuk mencapai tujuan, khususnya dalam mempertahankan kebenaran, kebaikan dan keluhuran.

Munculnya Gerakan Renaissance Bangsa Barat

Munculnya gerakan renaisance ini menjadi membuktikan lahirnya suatu peradaban baru di dunia terutama bangsa barat Eropa, sesudah sekian lamanya hidup yang disebut dalam abad kegelapan, maka dari gerakan inilah awal era pencerahan bangsa-bangsa barat. 
Para pemikir dan ilmuwan barat yang sebelumnya mencar ilmu terhadap ilmuwan muslim, berupaya keras mencari ide-ide gres dengan kembali mempelajari ilmu-ilmu zaman Romawi antik, Yunani antik kemudian Daulah Utsmani untuk dijadikan referensi dan jadinya menciptakan modifikasi ilmu-ilmu wawasan gres yang terus dikembangkan.
Pengetahuan-pengetahuan yang terus di gali pada kesannya melahirkan inovasi-penemuan gres berbentukterciptanya perlengkapan-perlengkapan teknologi yang secara perlahan tetapi pasti, bangsa eropa mulai membuatkan bermacam-macam teknologi yang sebelumnya sempat dimiliki oleh umat Islam.

Hikmah Terjadinya Kemunduran Umat Islam

Khalifah Umar bin Khattab merupakan salah satu pemimpin acuan umat Islam, beliau hidup dalam kesederhanaan walaupun banyak sekali peluang untuk menjangkau harta kekayaan. Pada periode kepemimpinnya beliau merasakan kekalutan akan terjadinya kemunduran pada tubuh umat Islam. 
Khalifah Umar bin Khattab pernah menulis sepucuk surat kepada Sa’ad bin Abi Waqas R.A. yang berisi : “Sesungguhnya kami menyuruh kepadamu dan terhadap seluruh pasukan yang kau pimpin, biar taqwa dalam segala keadaan, sebab taqwa kepada Allah Swt ialah seutama-khususnya persiapan dan taktik paling besar lengan berkuasa dalam menghadapi peperangan”. 
Rasa kekalutan yang dirasakan oleh Khalifah Umar bin Khattab wacana kekurangan umat Islam terbukti dengan faktual. Pesan tertulis tersebut disampaikan oleh Khalifah Umar bin Khattab terhadap teman Sa`ad bin Abi Waqas dikala akan menghadapi suatu peperangan dengan kaum kafir. 
Kelalaian umat Islam yang sudah banyak meninggalkan nilai-nilai fatwa Islam, terutama para pemimpin, para khalifah dan para pejabat kerajaan-kerajaan Islam berefek luas terhadap masyarakat dan pemerintahannya. Pesan tersebut oleh Sa`ad bin Abi Waqas disampaikan pula terhadap para pengikutnya. 
Pasukan perang akan sungguh-sungguh besar lengan berkuasa jika para pejuang betul-betul takut terhadap Allah Swt. Perbuatan maksiat mesti dibuang jauh-jauh, alasannya adalah bila tidak demikian imbas kemaksiatan akan menjadi lawan yang lebih besar daripada musuh dalam pertempuran. Musuh akan sangat berat ditaklukkan tanpa adanya pertolongan dari Allah Swt, kekuatan insan sangat terbatas, sedangkan kekuatan Allah swt tiada batasannya.
Pesan inti dari apa yang ditulis khalifah Umar bin Khattab ra bagi kita yakni jangan sekali-kali umat Islam meninggalkan ketaqwaan terhadap Allah swt, ketakwaan ialah dasar dari segala kehidupan umat Islam. dari adanya rasa takwa itulah umat akan memiliki jiwa pemberani dan cuma takut terhadap Allah SWT.
Demikian bahasan wacana faktor-aspek penyebab kemunduran umat Islam. Semoga ada hikmah dan keuntungannya buat kita semuanya. Wallaahu A’lam.