Fakta Mencengangkan tentang Matahari yang Sering Diabaikan Orang Islam

Matahari & alam semesta merupakan tanda kekuasan Allah Ta’ala. Dialah Yang Maha Menciptakan, Mengurusi, & Mengatur semesta raya. Dialah Rabb yg tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Hanya kepada-Nya kita beriman. Hanya terhadap-Nya kita meminta & memohon santunan.

Setiap pagi matahari terbit dr arah timur. Beredar sesuai garis edarnya, menuruti perintah Allah Ta’ala. Kemudian terbenam di senja hari. Sebagai salah satu ketentuan Allah Ta’ala, malam pun menjelang. Bulan & gemintang lain tampakindah, menghiasi langit yg semakin gelap.

Barangkali hanya sebatas ini pengamatan kita terkait matahari. Bahkan ada terlalu banyak kaum Muslimin yg tak menyadari atau memperhatikan matahari selaku salah satu ayat-ayat-Nya di semesta raya. Banyak pula yg tak sempat melihat matahari terbit, sebab sudah beranjak kerja di pagi buta sebelum Subuh. Dan tak sempat pula menjadi saksi terbenamnya bola dunia itu karena pulang larut malam.

Jika seremeh ini pemaknaan kita yg mengaku Islam terkait matahari, mestinya mesti bersedih. Sebab di balik peredaran & penciptaan matahari ada hal sungguh besar yg semestinya membuat kita tercengang.

Apalagi hal besar ini sudah disabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam seribu empat ratus tahunan lampau sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari & Imam Muslim Rahimahumallahu Ta’ala dr teman mulia Abu Dzar al-Ghifari Radhiyallahu ‘anhu.

“Apakah ananda mengetahui ke mana matahari pergi kalau terbenam?” tanya Kanjeng Nabi pada sahabatnya itu.

“Aku tak tahu, wahai Rasulullah.” jawab sang teman.

“Matahari itu,” terang Rasulullah yg mulia, “berhenti di bawah ‘Arsy, bersujud, kemudian bangkit lagi sehingga dibilang kepadanya, ‘Kembalilah.’”

Fenomena terbit & terbenamnya matahari sebagaimana disebutkan dlm hadits ini merupakan hal besar dlm kehidupan kita, kaum Muslimin. ia berhenti di bawah ‘Arsy, sujud pada Allah Ta’ala, lantas kembali terbit di daerah terbitnya.

  3 Hal yang Mendorong Pengumpulan dan Pembukuan Hadits

Kemudian, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam melanjutkan, “Wahai Abu Dzar, sudah erat sekali ketika dibilang pada mentari, ‘Kembalilah (terbitlah) di tempat kamu-sekalian terbenam.’”

Nabi terperinci menyampaikan, Kiamat sudah dekat. Kiamat akan terjadi sesudah mentari terbit dr arah terbenamnya.

Di selesai riwayat yg dikutip oleh Imam Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala dlm Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam membacakan surat al-An’am [6] ayat 158.

“Tidak berfaedah lagi dogma seseorang bagi dirinya sendiri yg belum beriman sebelum itu atau bagi orang yg belum mengupayakan kebaikan di masa imannya itu.”

Ya. Terbitnya matahari dr arah terbenamnya merupakan tanda besar akan terjadinya Hari Kiamat & menjadi ketentuan Allah Ta’ala bahwa iktikad tak lagi bermanfaat. Taubat tak lagi diterima.

Wallahu a’lam. [Pirman/Wargamasyarakat]

*Tafsir Ibnu Katsir versi lengkap (terjemah) mampu dipesan di 085691479667