MANFAAT INDUSTRI HIJAU
Oleh : Ahmad Revaldy (@T32-Ahmad)
ABSTRAK
Industri Hijau bermaksud untuk merealisasikan Industri yang berkesinambungan dalam rangka efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelangsungan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan menawarkan manfaat bagi masyarakat.
Kata kunci: industri hijau, faedah industri hijau
ABSTRACT
Green Industry aims to create a sustainable industry in the context of efficiency and effectiveness in the use of natural resources in a sustainable manner so as to be able to harmonize industrial development with the continuity and sustainability of environmental functions and provide benefits to the community.
Keywords: green industry, green industry benefits
PENDAHULUAN
Definisi dari industri hijau yaitu industri yang dalam proses produksinya memprioritaskan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mampu menawarkan faedah bagi penduduk (Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014).
Sedangkan taman industri hijau (green industrial park) ialah kumpulan dari pabrik/industri yang mengaplikasikan teknologi produksi higienis, melakukan pemrosesan kepada limbah industrinya dan/atau mengurangi emisi gas rumah beling pada area dimana industri tersebut beroperasi (Fleigh, 2000; Lowe, 2001).
Industri Hijau sudah menjadi perumpamaan yang dipraktekkan oleh banyak sekali negara di dunia, selaku balasan terhadap makin langkanya sumberdaya alam, pergantian ikiim, polusi udara, pemanasan global, dan sebagainya, yang makin mengarahkan kemajuan ekonomi yang mesti bergantung pada proses bikinan yang bersih dan efisien. Dalam hal ini Industri Hijau ialah solusi kreatif bagai setiap pemerintahan di negara manapun untuk menumbuhkembangkan industri yang hemat sumber daya alam (Hidayat, 2021).
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud industri hijau
2. Apa saja prinsip industri hijau
3. Apa saja manfaat industri hijau
TUJUAN
1. Untuk mengenali apa itu industri hijau
2. Untuk mengetahui prinsip industri hijau
3. Untuk mengenali manfaat industri hijau
PEMBAHASAN
Industri Hijau dapat didefinisikan selaku industri berwawasan lingkungan yang menyelaraskan perkembangan dengan kelestarian lingkungan hidup, memprioritaskan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya alam serta berguna bagi masyarakat (Permenperin, 2011). Industri hijau dikaitkan dengan kegiatan perusahaan industri yang ialah perusahaan yang melakukan acara di bidang usaha industri yang berbentuk individual, tubuh perjuangan atau badan aturan dan berkedudukan di Indonesia. Sementara dalam UU Perindustrian (2014) Pasal 1, Ayat 3, diterangkan bahwa Industri Hijau yaitu Industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efesiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkesinambungan sehingga bisa menyeiaraskan pembangunan Industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memperlihatkan faedah bagi penduduk .
Industri Hijau ialah industri yang berkomitmen untuk ramah lingkungan dengan berfokus pada pengembangan dan perbaikan secara terus-menerus, dan praktek bisnis yang bertanggung jawab terhadap masyarakat baik di dalam maupun di luar organisasi, serta memperhatikan rantai pasok untuk pembangunan berkesinambungan. Industri Hijau didasarkan pada dua prinsip, yaitu perbaikan terusmenerus dan pembangunan berkesinambungan (Simachokedee dalam GIM, 2013).
Atmawinata (2012) menyatakan definisi industri hijau, industri yang berkesinambungan atau definisi yang lebih luas mirip Green Development atau Green Economy sering kali diangkat dari sudut pandang yang beragam sehingga terminologi tersebut saat ini mampu mempunyai dimensi yang luas. Konsep industri hijau tidak hanya terkait dengan pembangunan industri yang ramah lingkungan namun juga berafiliasi dengan penerapan sistem industri yang terintegrasi, holistik dan efisien. Pemikiran wacana rancangan industri hijau juga menimbulkan berbagai kajian, tergolong dalam manufaktur sehingga dikenal istilah sistem manufaktur yang berkelanjutan atau sustainable manufacturing. NACFAM-USA mendefinisikan sustainable manufacturing sebagai “penciptaan produk manufaktur yang bebas polusi, mengurangi energi dan sumberdaya alam, serta ekonomis dan aman bagi karyawan, masyarakat dan konsumen‟.
Menurut Atmawinata (2012) dalam Konsep Hijau secara luas, infrastruktur, desain dan metode dibuat sedekat mungkin dengan karakteristik ekosistem, dimana energi dimanfaatkan secara efisien dan materi, alat atau bahan baku dimanfaatkan dari satu entitas ke entitas lainnya dalam metode siklus yang terbarukan (renewable inputs) serta berpartisipasi dalam mensejahterakan penduduk . Berikut adalah prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam penerapan Konsep Hijau secara luas:
1. Efisiensi energi dan energi terbarukan Di dalam ekosistem dan metabolisme organisme, energi dimanfaatkan secara fisik. Energi yang terlepas dalam bentuk kalor dimanfaatkan sebagai sumber energi panas bagi subsistem lain di dalam metode, atau diserap oleh tata cara lain. Panas yang diserap oleh tata cara berikutnya dapat dimanfaatkan untuk aneka macam kebutuhan. Konsep Hijau dijalankan dengan memanfaatkan energi terbarukan yang tersedia di alam. Selanjutnya pemanfaatan energi terbarukan yang semakin banyak akan mendorong pengurangan penggunaan bahan bakar fosil. Sumber energi terbarukan yang ada di alam yang paling utama dan berlimpah yaitu energi yang disediakan oleh sinar matahari. Sumber energi terbarukan lainnya mencakup angin, energi berpotensi air, geothermal dan biomassa.
2. Efisiensi pemanfaatan sumber daya Di dalam rancangan hijau, sumber daya yang pada umumnya tersedia dalam jumlah terbatas harus dimanfaatkan secara efisien. Teknologi Hijau yakni teknologi yang mampu mengembangkan efisiensi pemanfaatan sumber daya sehingga meminimalkan limbah yang dihasilkan atau yang diketahui sebagai zero-waste. Konsep zero-waste production tidak cuma berafiliasi dengan efisiensi pemanfaatan sumber daya, namu
n juga dengan penerapan siklus bahan di dalam metode. Limbah yang dihasilkan oleh satu subsistem harus mampu dijadikan selaku sumber daya bagi subsistem yang lain. Konsep seperti Recycle dan Reuse adalah penerapan dari siklus bahan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya dalam Konsep Hijau.
3. Keterkaitan metode alam – insan Green development tidak dapat dilepaskan dari pembangunan penduduk . Konsep Sistem Ekologi Sosial (SES) memperhatikan penduduk sebagai bab yang tidak terpisahkan dari tata cara alam (ekosistem). Alam memberikan sumberdaya bagi insan, namun insan juga memberikan masukan bagi siklus bahan di dalam ekosistem. Pembangunan berwawasan lingkungan yang tidak mengindahkan penduduk mempunyai tendensi untuk gagal dan berpotensi menjadikan duduk perkara atau bahkan mampu potensial menyebabkan bencana. Masyarakat dapat merusak lingkungan melalui pemanfaatan eksploitatif, namun juga mampu berperan dalam memelihara lingkungan melalui metode pengelolaan yang berkelanjutan. Konsep Hijau harus turut serta dalam mengedepankan pemberdayaan masyarakat sekitar selaku bab dari pembangunan yang ramah lingkungan.
4. Green Industrial Park Daerah Kalundborg di Denmark ialah salah satu kawasan yang telah menerapkan konsep Eco-Industrial Park yang terintegrasi dengan pemukiman dan perkotaan. Di Kalundborg, banyak sekali industri mirip farmasi, penyulingan minyak, pembuatan limbah pertanian, dan permunian air saling terintegrasi dengan memanfaatkan energi dari Power Station yang memanfaatkan materi baku batubara disamping penggunaan energi terbarukan lain. Di kota ini, masyarakat mampu berenang di danau yang mengandung air luaran dari pabrik (yang pastinya sudah dimasak lebih dulu) dan minum dari air kran hasil pengolahan air dalam tata cara ekoindustrinya. Innovista Industrial Park di kota Hinnon, Kanada juga membangun pemukiman dan komplek industri berwawasan Hijau dengan membangun bangunan hijau, menjaga jalur hijau dan taman kota di sebagian besar kawasan, hingga merancang tata letak pabrik biar asap pabriknya dapat diserap oleh hutan kota di sekitarnya.
Perusahaan/industri yang telah menerapkan prinsip industri hijau akan menerima manfaat, yaitu efisiensi materi baku, energi dan air, sehingga limbah dan emisi yang dihasilkan menjadi minimal. Dengan proses buatan yang lebih efisien, akan turut mengembangkan daya saing produk.
KESIMPULAN
Industri Hijau merupakan Penerapan teknologi yang ramah lingkungan yang bisa mengubah lingkungan hidup semoga sesuai dengan kehidupan insan, sumber daya alam diambil dan dimasak untuk sebesar-besarnya kemakmuran manusia secara lestari. Salah satu usulan yang mampu diberikan kepada industri biar dapat meningkatkan skor atau level industri hijau yakni memberi pelayanan investigasi kesehatan kepada karyawan secara berkala (medical check-up). Adapun upaya kenaikan Industri Hijau juga disebutkan, adalah forum sertifikasi, dan auditor industri hijau, pelatihan industri hijau, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Atmawinata, Achdiat. (2012). Pendalaman Struktur Industri: Efisiensi dan Efektivitas dalam Implementasi Industri Hijau. Dalam https://umb-post.mercubuana.ac.id/pluginfile.php/223032/mod_resource/content/1/Makalah%20Industri%20Hijau.pdf (diunduh pada 20 November 2021).
Fleig, Anja-Katrin. 2000. Eco-Industrial Parks, A Strategy towards Industrial Ecology in Developing and Newly Industrialised Country. Deutshce Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH. Eschborn.
Hutahaean, L. S. (2017). Pengembangan Industri Hijau Nasional. Dalam https://umb-post.mercubuana.ac.id/pluginfile.php/223035/mod_resource/content/1/PPT%20Industri%20Hijau.pdf (diunduh pada 20 November 2021).
Lowe, Ernest A. 2001. Eco-industrial Park Handbook for Asian Developing Countries. www.i
ndigodev.com (diunduh pada 20 November 2021).
Hidayat, Atep Afia. 2021. Industri Hijau. Modul Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Indusrti. Jakarta. Universitas Mercu Buana. (Diakses pada 20 november 2021)