Polusi memiliki pengaruh signifikan pada lingkungan sehingga bisa terjadi pergeseran tata cara rantai kuliner.
Senyawa kimia hasil aktivitas manusia salah satunya mampu menimbulkan problem bioakumulasi dan eutrofikasi.
Beberapa polutan mampu menghipnotis lingkungan dan mengusik keseimbangan rantai masakan.
Jika limbah yang tidak dikontrol masuk ke sungai maka mikroorganisme akan mengurainya. Mereka akan bertambah banyak dan menggunakan oksigen di air untuk melakukan respirasi anaerob.
Hasilnya ialah akan sedikit oksigen terlarut dalam air sehingga biota air seperti ikan dan serangga akan sukar untuk bertahan hidup.
Berikut tahapan eutrofikasi
1. Peningkatan kadar nitrat dalam air memajukan pertumbuhan alga dan tumbuhan lain (mirip eceng gondok)
2. Alga membentuk akar di atas permukaan air sehingga membuat matahari tidak bisa masuk ke air.
3. Tumbuhan di bawah perairan akan mati sebab kurangnya pasokan matahari.
4. Mikroba seperti kuman akan berkembangpopulasinya karena bertambahnya biota yang mati.
5. Berkurangnya oksigen dapat membuat biota di ekosistem air akan mati.
 |
| Eceng gondok indikator eutrofikasi |
Ada beberapa indikator suatu perairan terkontaminasi diantara:
1. Spesies
Beberapa spesies biasa dipakai untuk mendeteksi sebuah perairan itu terkontaminasi atau tidak. Beberapa biota memiliki toleransi tinggi terhadap polusi dibanding biota di perairan yang higienis. Contohnya yaitu cacing.
Jika perairan banyak ditumbuhi eceng gondok maka tandanya eutrofikasi tinggi di kawasan tersebut. Eceng gondok ini punya kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap selaku gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar lewat kanal air ke tubuh air lainnya.
2. Warna
Warna perairan juga mengindikasikan tingkat pencemaran. Warna bergantung dari senyawa yang masuk ke perairan tersebut.
3. Bau
Bau amis menyengat bisa menjadi ciri sebuah perairan tercemar.
4. Keasaman
Tingkat keasaman air mampu diukur lewat pH meter.