Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Islam yaitu agama yang Kaafah, yaitu agama yang mengajarkan tentang keseluruhan hidup manusia di atas bumi ini. Tidak ada sesuatupun tentang kehidupan di dunia ini yang luput dari hukum yang sudah ditetapkan oleh-Nya. Allah swt menciptakan aturan yang sedemikian rupa dalam rangka kasih sayangnya terhadap umat insan terutama hambanya yang beriman biar mampu selamat didunia dan di akhirat.
Allah swt melalui firman-firmannya di banyak ayat al-Quran telah memperlihatkan kabar terhadap insan, bahwa nantinya akan ada pahala yang berlipat ganda kalau insan itu mau beriman, dan menjalankan semua perintahnya serta menjauhi semua larangannya dan menyembah cuma kepada Allah swt. Akan kawasan di Surga sebagai balasan untuk hambanya yang tetap istiqomah beriman kepada Allah Swt.
Agama Islam mengajarkan adat (budbahasa) mulia bagi umatnya. Melalui pemikiran hidup orang Islam yakni al-Qur’an dan al-Hadits banyak diperintahkan semoga manusia berakhlak mulia supaya meraih derajat sebagai makhluk Allah Swt. yang sebaik mungkin. Namun masih banyak manusia yang tak inginmelakukannya.
Ada kalanya seseorang melakukan sesuatu sesuai dengan seleranya sendiri tanpa memperhatikan etika yang ada. Ada pula seseorang melaksanakan sesuatu berdasarkan nilai yang ada di penduduk dan nilai-nilai agama. Adab ditata untuk menjaga kesopanan, kepantasan, dan kelayakan dalam bersikap dan bertingkah.
Islam mengendalikan adat melaksanakan sesuatu selain semoga kesopanan, kepantasan, kelayakan pergaulan terlihat juga agar umat Islam mengerjakan perintah agamanya. Jika semua ini sudah terbiasa dijalankan maka akan tercipta eksklusif shalih yang memberi rasa aman dan nyaman di sekitarnya.
Rasulullah Saw sudah bersabda: Artinya: “Sesungguhnya saya (Muhammad Saw.) diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak”. (HR. Baihaqi)
Oleh sebab itu umat Islam wajib berakhlak mulia sebagaimana yang diajarkan nabi Muhammad Saw. Dalam hal ini berakhlak mulia dalam berjalan, berpakaian, makan dan minum. Pentingnya beradab mulia tidak cukup dicicipi manfaatnya oleh dan pelaku saja, tetapi lebih dari itu dapat berfaedah bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Begitu pula berkaitan dengan berlangsung, berpakaian, makan dan minum, dibutuhkan adab yang baik agar membawa manfaat bagi kita semua. Pentingnya beradab dalam berlangsung biar insan berlangsung tidak asal-asalan dalam berlangsung baik cara dia menggerakkan kaki maupun badannya.
Cara-cara berjalan yang baik sesuai anjuran agama ditata semoga insan menjadi orang yang beradab dalam beraktifitas kesehariannya yang dimulai dengan menggerakkan badannya (berjalan).
Orang yang berjalan pada umumya melewati jalan yang dilihat orang lain (banyak). Kesopanan kepada orang lain perlu diperhatikan supaya terbina relasi yang tenang. Adab berpakaian juga penting dalam kehidupan. Adat istiadat berpakaian di Indonesia masing-masing kawasan memiliki ciri khas yang sepatutnya dilestarikan.
Adat istiadat berpakaian yang tidak menyalahi fatwa Islam boleh dikerjakan orang Islam. Adab berpakaian ditata supaya manusia tidak berpakaian seenaknya. Cara-cara berpakaian yang baik sesuai anjuran agama ditata agar umat Islam berpakaian sesuai ajaran agama seperti menutup aurat, mempertimbangkan kepantasan dan kesopanan dalam berpakaian, dan sesuai jenis kelamin. Makan dan minum juga perlu mengamati adat.
Pentingnya budbahasa makan dan minum berdasarkan Islam mengajarkan manusia supaya menjadi eksklusif yang pilih-pilih dalam memilih kuliner (memikirkan halal-haramnya), tidak berlebihan menyantap makanan (tamak), dan memperhatikan faktor kesehatan kuliner yang hendak dimakan.
Jadi manusia tidak asal makan yang ia suka dan beliau mau saja namun juga makan dan minum diniatkan untuk melangsungkan hidup dan hidup untuk beribadah terhadap Allah Swt. Kaprikornus kita wajib mempertahankan adat berlangsung, berpakaian, makan dan minum karena selain menjalan aliran Islam juga sangat penting untuk mengakibatkan seseorang yang memiliki sopan-santun dalam acara sehari-hari.
Betapa besar manfaat mempertahankan sopan-santun karena akan memiliki efek aktual bagi orang lain dan lingkungan sekitar menjadi aman dan tenteram. Alangkah indahnya hidup yang teratur.
Dalil Tentang Adab Berpakaian
1. Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-A’raf ayat 26, yang berbunyi:
يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسٗا يُوَٰرِي سَوۡءَٰتِكُمۡ وَرِيشٗاۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٰلِكَ خَيۡرٞۚ ذَٰلِكَ مِنۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمۡ يَذَّكَّرُونَ ٢٦
Artinya: Hai anak Adam, bekerjsama Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan busana indah untuk pemanis. Dan busana takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu ialah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, gampang-mudahan mereka selalu ingat. (Qs. Al A’raf).
Maksud yang terkandung dalam ayat di atas ialah Allah Swt. sudah menganugerahkan busana selaku kebutuhan hidup bagi hamba-Nya. Maka hendaklah hamba-Nya berpakaian berdasarkan perintah agama (menutup aurat) dan busana boleh selaku untuk indah-indah asalkan tidak menyalahi aturan agama. Semua itu sebagai media penunjang ibadah dan ketaatan terhadap-Nya. Adapun pakaian yang paling baik ialah busana takwa adalah beupa kebaikan hati dan jiwa.
2. Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya: “Makan, minum, berpakaian dan bersedekahlah kalian namun jangan berlebihlebihan dan angkuh”. (lihat Shohih Sunan An-Nasai: 2399)
3. Sabda Rasulullah Saw:
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang mirip perempuan dan para perempuan yang ibarat laki-laki” (HR. Bukhari)
Maksud hadis yang pertama bahwa kita tidak boleh berpakaian, makan dan minum berlebihan. Berpakaian yang berlebihan maksudnya terlaku glamour memanggil perhatianorng yang melihatnya, dan dengan harga yang melampaui batas harga busana paling mahal kebanyakan. Ukurannya memang tidak mampu diukur secara angka (rupiah) yang paten namun dapat dirasa batas-batas kewajaran harga busana.
Jika seperti ini dibiarkan akan memanggil sifat angkuh. Hadis yang kedua maksudnya yaitu Rasulullah Saw. melaknat laki-laki yang memakai pakaian mirip busana perempuan dan wanita yang menggunakan busana seperti busana laki-laki. Sebab hal ini mengandung ketidakwajaran dan mengakibatkan fitnah. Sedangkan fitnah ialah dosa.
Dalil Tentang Adab Berjalan
1. Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-Isra ayat 37, yang berbunyi:
وَلَا تَمۡشِ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّكَ لَن تَخۡرِقَ ٱلۡأَرۡضَ وَلَن تَبۡلُغَ ٱلۡجِبَالَ طُولٗا ٣٧
Artinya: Dan janganlah kau berjalan di paras bumi ini dengan arogan, alasannya adalah bekerjsama kamu sekali-kali tidak mampu menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (Qs. Al-Isra: 37).
2. Allah Swt berfriman dalam Qs. Luqman ayat 18, yang berbunyi :
وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٖ ١٨
Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari insan (alasannya adalah sombong) dan janganlah kau berlangsung di wajah bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menggemari orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Qs. Luqman: 18).
Makna ayat-ayat diatas kita tidak boleh berlangsung dengan gaya angkuh (membusungkan dada, memicingkan mata, wajah menyeramkan (tidak damai), ekspresi tidak mau senyum, kaki dihentak-hentakkan (tanpa tujuan terperinci), dan gaya-gaya angkuh yang lain.
Kecuali itu kita juga dilarang berlangsung dengan memalingkan paras (tidak mau menyaksikan orang di depannya) sebab arogan. Sebab arogansi yaitu sifat setan yang seolah-olah orang lain dianggap tidak mempunyai arti. Setan akan kekal dalam neraka.
Dalil Tentang Adab Makan dan Minum
1. Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-Mukminun ayat 51, berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُواْ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَٱعۡمَلُواْ صَٰلِحًاۖ إِنِّي بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيمٞ ٥١
Artinya: Hai rasul-rasul, makanlah dari masakan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan. (Qs. Al-Mukminun: 51).
2. Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-Baqarah ayat 168, yang berbunyi :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ حَلَٰلٗا طَيِّبٗا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٌ ١٦٨
Artinya : Hai sekalian insan, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kau mengikuti langkah-langkah syaitan, alasannya bantu-membantu syaitan itu adalah lawan yang aktual bagimu. (Qs. Al-Baqarah : 168).
Maksud ayat-ayat di atas ialah kita ditugaskan oleh Allah Swt. makan dan minum yang baik-baik (halal) dan berbuat kebaikan serta dihentikan menuruti tindakan setan. “Baik” di sini ialah makanan dan minunan halal yang didapat dari rezeki yang halal.
Jika kita makan dan minum dari sumber (rezeki) yang haram maka sama saja menuruti nafsu setan, atau rezeki halal namun untuk membeli masakan haram. Apalagi dari rezeki haram dan makanan yang dibeli untuk disantap jenis masakan haram. Maka yang demikian terperinci-terang mengikuti tindakan setan memiliki arti haram.
Itulah pembahasan perihal etika berpakaian, jalan serta makan dan minum dalam Islam. Semoga berfaedah, Wallaahu A’lam