Menilik Potensi Energi hijau, Menjadi Sumber Energi Listrik
untuk Indonesia Mandiri Energi.
Definisi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Dalam segala faktor kehidupan energi ialah akomodasi mengembangkan kemampuan insan untuk melakukan kerja dan insan menggunakannya untuk tujuan konstruktif secara ekonomi dalam melakukan aktivitas yang mustahil dihadapi oleh manusia sebelum adanya teknologi energi. Sedangkan energi alternatif mengacu pada sumber energi yang tidak didasarkan pada pembakaran bahan bakar fosil.
Energi hijau yakni energi yang berasal dari tumbuhan hidup (biomassa) yang terdapat di sekitar kita. Energi itu umumdisebut sebagai bahan bakar hayati atau biofuel. Dalam jurnal Directory Journal of Economic 2(3), diterangkan bahwa energi hijau yakni energi bersih yang tidak mencemari atau memperbesar polutan di atmosfer. Selain itu, definisi energi hijau berdasarkan para hebat juga tercatat dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan 5(4), yang menyatakan bahwa energi hijau yakni energi yang efisien. Energi hijau menggunakan sumber energi alternatif atau terbarukan mirip sinar matahari, angin, air, geothermal, dan bioenergi. Dari definisi tersebut mampu disimpulkan bahwa energi hijau ialah sumber energi yang berasal dari bahan-materi yang relatif kondusif dan tidak mengakibatkan dampak negatif bagi lingkungan.
Sumber Energi Hijau
Ada banyak sumber-sumber energi utama dan digolongkan menjadi dua kelompok besar adalah :
- Energi konvensional yakni energi yang diambil dari sumber yang cuma tersedia dalam jumlah terbatas di bumi dan tidak mampu diregenerasi. Sumber-sumber energy ini akan berakhir cepat atau lambat dan berbahaya bagi lingkungan, diantaranya minyak bumi, dan batubara.
- Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber alami seperti matahari, angin, air dan bioenergy, yang mampu dihasilkan lagi dan lagi. Sumber akan selalu tersedia dan tidak merugikan lingkungan.
Indonesia merupakan negara yang paling kaya dengan energi hijau. Indonesia mempunyai minimal 62 jenis tanaman bahan baku biofuel yang tersebar secara spesifik di seluruh pelosok Nusantara. Kelapa sawit berkembang di kawasan berair dengan curah hujan tinggi. Ada juga flora tebu yang menginginkan beda musim yang tegas antara hujan dan kemarau. Singkong bisa berproduksi baik di lingkungan sub-optimal dan toleran pada tanah dengan tingkat kesuburan rendah. Juga ada sagu, nipah, nyamplung, bahkan limbah-limbah pertanian, seperti sekam padi, ampas tebu, tongkol jagung, dan biji-bijian sungguh mudah ditemukan di Indonesia. Dengan banyaknya pilihan-pilihan itu, mestinya Indonesia bisa berada di garda depan penggunaan energi hijau. Selain bioenergy yang bersumber dari biomassa yang telah diterangkan sebelumnya, masih ada sumber energi alternative yang ramah lingkungan lainnya, diantaranya adalah :
- Sumber Energi Surya, yaitu energi yang berbentuksinar dan panas dari matahari. Energi ini mampu dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian teknologi mirip penghangat surya, fotovoltaik surya, listrik panas surya, arsitektur surya, dan fotosintesis buatan.
- Sumber Energi Air. Pada air tersimpan energi memiliki peluang (pada air jatuh) dan energi kinetic (pada air mengalir). Tenaga air (hydropower) yakni energi yang diperoleh dari air yang mengalir.
- Sumber Energi Angin. Penggunaan sumber energi angin berasal dari pergerakan udara yang dihasilkan dari pergantian temperatur udara akibat pemanasan radiasi matahari.
- Sumber Energi Panas Bumi (atau energi panas bumi) ialah energy panas yang berasal dari dalam Bumi. Pusat Bumi cukup panas untuk melelehkan beba
tuan. Energinya tersimpan dalam bentuk uap air atau air panas yang berasal dari pemanasan batuan dan air, bareng dengan unsur yang lain. - Sumber Energi samudera atau laut adalah energi yang berasal dari gelombang samudra, energi pasang surut, dan energi perbedaan suhu bahari.
Manfaat Energi Hijau
Energi hijau memberikan banyak manfaat bagi lingkungan dan insan. Berikut beberapa manfaat dari energi hijau, antara lain :
- Jumlahnya di alam berlimpah dan tidak akan habis.
- Dapat dimanfaatkan secara gratis alasannya adalah telah tersedia di alam.
- Perawatan relatif gampang jikalau daripada energi yang tidak terbarukan.
- Menjadikan mandiri energi. Artinya tidak bergantung pada negara lain.
- Mendorong perekonomian dan memiliki potensi membuka lapangan kerja gres.
- Bebas dari perubahan harga mirip energi fosil.
- Relatif lebih mudah dipraktekkan di kawasan terpencil sebab setiap daerah mempunyai sumber energi hijaunya masing-masing.
Potensi Pemanfaatan Sumber Energi Hijau
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, pernah menyebut, Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang sangat besar dengan peluangyang mencapai 400 Gigawatt (GW). “Kami melakukan tindakan strategis dalam mengontrol pemanfaatan energi ini,” kata dia dalam konferensi The 11th Clean Energy Ministerial Meeting (CEM11) and The 5th Mission Innovation (MI-5) yang digelar September 2020.
Pemerintah terus mendorong penggunaan energi terbarukan, contohnya dengan mengubah pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan sumber energi higienis seperti gas dan energi terbarukan. Indonesia juga mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi nasional dari 84,3% menjadi 98,8%, utamanya untuk mendukung program elektrifikasi di kawasan terluar dan terpencil. Beberapa kesempatanenergi terbarukan di indonesia, diantaranya :
Energi Biomassa (Bioenergy)
Indonesia sungguh kaya akan potensi energi alam. Energi biomasa mencakup kayu, limbah pertanian/perkebunan/hutan, bagian organik dari industri, rumah tangga, dan kotoran ternak. Biomassa dikonversi menjadi energi dalam bentuk materi bakar cair, gas, panas dan listrik. Teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar padat, cair dan gas antara lain teknologi pirolisa (bio-oli), esterifikasi (bio-diesel), teknologi fermentasi (bio-etanol), anaerobik digester(biogas). Teknologi konversi biomassa menjadi energi panas yang kemudian dapat diubah menjadi energi mekanis dan listrik, antara lain teknologi pembakaran dan gasifikasi.
Energi Surya (Matahari)
Indonesia sebagai wilayah tropis memiliki karakteristik intensitas cahaya matahari yang tidak fluktuatif sehingga mempunyai peluangbesar dalam menciptakan energi surya yang tinggi hingga 4,80 KWh/m2 setiap harinya. Dengan penyaluran energi yang sungguh sederhana, energi surya dapat dimanfaatkan selaku sumber energi ramah lingkungan untuk pembangkit listrik tanpa menghasilkan polusi. Matahari ialah sumber utama panas dan cahaya di bumi. Pada lapisan atmosfir terluar radiasi matahari rata-rata sebesar 1.373 watt/m2. Sedangkan daya maksimum sinar matahari yang hingga ke permukaan bumi sebesar 1.000 W/m2 secara langsung. Angka ini merupakan jumlah energi aktual yang mencapai permukaan bumi. Dalam keadaan cuaca cerah, tegangan konstan yang dihasilkan mencapai 0.5 V – 0.7 V dan arus sebesar 20 mA. Ada dua macam teknologi terkenal untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik ialah Photovoltaic dan Solar Thermal.
Energi Air
Air selaku sumber daya alam tak terbatas merupakan salah satu energi ramah lingkungan yang gampang didapat dan murah. Letak wilayah Indonesia yang strategis dan banyak dialiri oleh irigasi air menjadi modal awal untuk mempergunakan energi tersebut. Sumber daya air bisa menghasilkan energi listrik alasannya adanya energi memiliki peluang dan energi kinetik yang menyebabkan terjadinya lompatan muatan. Secara teoritis, tenaga air diperkirakan meraih 75.000 MW. Potensi tenaga air beraneka ragam dari 200 kW, hingga dengan 10 MW, yang diupayakan dari tenaga air yang memutar turbin/kincir pembangkit.
Energi Angin
Potensi energi angin di Indonesia secara lazim masih termasuk cukup kecil, sebab kecepatan angin pada biasanya rendah ialah 3-5 m/detik. Akan tetapi, hal ini sudah mencukupi untuk pembangkit listrik skala kecil. Untuk skala pedesaan, tenaga angindapat menciptakan 0,5 MW.
Berikut ini pola Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang telah dikembangkan di Desa Waubaukul, kabupaten Waingapu, Nusa Tenggara Timur.
Kawasan lainnya yang dikembangkan Pembangkit Listrik tenaga Angin ialah Pantai Bantul. Kawasan Pantai Bantul memiliki 30-40 titik kincir ukuran kecil dengan masing-masing titik mampu menghasilkan listrik sebesar 1.500 watt. Bantul memang ideal untuk pembangunan kincir listrik tenaga angin alasannya adalah kondisi anginya ideal. Angin di Bantul mempunyai kecepatan 6-7 knot per detik dengan hembusan yang cukup stabil.
Energi Panas Bumi
Sumber geothermal yang tersebar meluas di sepanjang jalur gunung api dari sumatera hingga maluku menjadi kesempatanbesar untuk menghasilkan suatu energi terbarukan di Indonesia. Berdasarkan Badan Geologi KESDM, terdapat 312 titik lokasi di Indonesia yang potensial menjadi sumber geothermal dengan total sebesar 28.910 MW. Namun kenyataannya, pemanfaatan sumber energi panas bumi ini masih rendah ketimbang penggunaan batubara atau minyak bumi. Semakin besar kapasitas ajaran dan ketinggian terjunan air maka energi yang dihasilkan dapat lebih besar untuk menghasilkan listrik.
Energi Laut (Samudra)
Indonesia sebagai negara dengan kawasan laut terbesar dan pantai terpanjang kedua di dunia, menjadikan laba tersendiri untuk menyebarkan teknologi yang bisa memanfaatkan energi laut selaku penunjang kebutuhan energi di Indonesia. Energi ini mampu dihasilkan dari energi pasang surut, energi perbedaan suhu, energi gelombang, energi arus maritim, dan sebagainya. Energi yang terkandung dalam gelombang, berkisar antara 20 –70 kW/m, yang diukur pada rata-rata garis depan gelombang. Dengan kata lain, gelombang sepanjang 1 km mampu menciptakan 20-70 MW. Potensi energi pasang surut dan perbedaaan suhu bahari masih memperlihatkan impian yang baik, meskipun belum banyak diteliti untuk dimanfaatkan.
Kendala Penerapan Energi Alternative.
Penerapan energi gres, berbentukenergi alternative yang ramah lingkungan, bukanlah tanpa kendala. Hal yang menjadi Kendala yaitu bahwa harga energi terbarukan belumlah kompetitif. Artinya, secara makro, teknologi energi hijau masih memerlukan dana yang cukup besar dibanding dengan penggunaan energi fosil. Kondisi komunitas masyarakat pedesaan pada umumnya berpendidikan formal rendah, menderita kemiskinan, terjun di bidang agraris atau bahkan bergantung pada sumber daya alam, tidak mempunyai jalan masuk (miskin aksesibilitas), tidak mempunyai kewenangan (miskin struktural) dan tingkat pemenuhan keperluan pada kebutuhan dasarnya (pangan, sandang, dan papan) rendah. Mereka mempunyai tata nilai kebiasaan yang kental (contohnya yang terkait dengan pemenuhan energi yakni kebiasaan mirip memakai kayu bakar yang diperoleh dari hutan, bahkan ini ialah turun temurun dan melembaga dari jaman nenek moyangnya).
Di bidang kehutanan, sering terjadi konflik kepentingan dan hak kepemilikan lahan (land tenure) antara penduduk dan pemerintah. Masyarakat merasa semenjak jaman nenek moyang secara turun temurun mereka tinggal dan mengambil peluanghutan yang salah satunya untuk menyanggupi keperluan energinya (kayu bakar). Tiba-tiba pemerintah dengan berbagai peraturan mengisolasi daerah hutan dari penduduk . Terjadi “sinisme dan apatisme” masyarakat kepada pemerintah. Akhirnya dalam memenuhi keperluan energi, mereka tergantung pada pasokan energi fosil dari (subsidi) pemerintah (seperti materi bakar minyak). Dengan keterbatasan pasokan energi sejalan dengan kemajuan penduduk yang makin tinggi dan konsumsi yang makin meningkat, perlu adanya pemberdayaan dan pendekatan pendidikan bagi masyarakat sehingga mampu menyadarkan mereka bahwa mereka punya potensi, kanal dan authority, mencakup :
- Ada kesempatansumber daya alam (SDA) di sekitarnya dan teknologi yang dapat menghasilkan energi alternatif.
- Ada kanal (jalan) untuk memanfaatkan SDA tersebut dan mempergunakan teknologi yang banyak dikembangkan lewat observasi-observasi.
- Ada hak dan kewenangan untuk memanfaatkan SDA dan teknologi tersebut.
Disamping itu,mereka juga harus sadar tentang urusan utama energi yaitu bahwa energi fosil (minyak tanah, bensin dll) tersebut sungguh terbatas jumlahnya, sehingga perlu mencari alternatif lain (untuk meminimalkan energi fosil dan mengantisipasi kemungkinan akan habis).
Sumber Referensi :
- https://umb-elearning.mercubuana.ac.id/mod/resource/view.php?id=159667
- https://umb-elearning.mercubuana.ac.id/mod/resource/view.php?id=159674
- https://katadata.co.id/safrezi/ekonomi-hijau/61d6ccf6a3568/mengenal-energi-hijau-manfaat-dan-sumbernya
- https://infopublik.id/kategori/sorot-sosial-budaya/572865/lebih-jauh-wacana-energi-hijau
- https://www.universaleco.id/blog/detail/sumber-energi-ramah-lingkungan/9
- https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view/2133/1163
- https://sumber.mencar ilmu.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/sumber%20energi%20Tragedi%20Nasional/Topik-2.html
Terima Kasih.
Cecep Syaripudin
(@V09-cecep)