Matahari Untuk Listrik Indonesia
Oleh: Agustinus Kukuh
@W15-AGUSTINUS
money.kompas.com
Indonesia yaitu suatu negara yang besar ditinjau dari jumlah penduduknya yang menempati posisi empat besar di dunia. Selain itu, sebagai negara yang dilewati garis khatulistiwa, Indonesia menjadi salah satu negara tropis di dunia yang mempunyai sumber energi yang melimpah baik yang habis pakai maupun terbarukan atau sumber energi alternatif. Namun, seiring dengan makin bertambahnya masyarakatIndonesia, sumber energi yang diperlukan Indonesia akan kian besar sedangkan Indonesia tidak mampu terus bergantung dengan energi habis pakai. Oleh karena itu, sumber energi alternatif dapat mengambil peranan penting untuk kelancaran hidup penduduk Indonesia di periode yang akan datang.
Kebutuhan energi listrik Indonesia selama ini berasal dari hasil pertambangan energi konvesional mirip minyak bumi dan batu bara. Sebagian besar hasil pertambangan ini selain di ekspor ke mancanegara juga digunakan untuk konsumsi dalam negeri mirip dipakai untuk menyanggupi kebutuhan bahan bakar transportasi, perindustrian, pemukiman masyarakatdan lain-lain. Pemakaian sumber energi surya di Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik, mengenang bahwa secara geografis selaku negara tropis yang dilewati khatulistiwa memiliki peluangenergi surya yang cukup baik dengan insolasi rata–rata harian yang besar yang mampu dikembangkan selaku salah satu sumber energi murah dan tersedia sepanjang tahun.
Indonesia sungguh ka
ya akan energi terbarukan dengan potensi lebih dari 400.000 Mega Watt (MW), 50% diantaranya atau sekitar 200.000 MW adalah potensi energi surya. Sementara pemanfaatan energi surya sendiri dikala ini baru sekitar 150 MW atau 0,08% dari potensinya. Padahal, Indonesia yakni Negara khatulistiwa yang seharusnya mampu menjadi panglima dalam pengembangan energi surya.
Mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah lewat Kementerian ESDM menargetkan terpasangnya PLTS Atap sebesar 3.600 MW secara bertahap sampai tahun 2025. Untuk itu, Kementerian ESDM akan menerbitkan peraturan yang mendorong pemasangan PLTS Atap oleh pelanggan makin agresif dan bantu-membantu, yakni melalui revisi Peraturan Menteri ESDM Nomor 49 tahun 2018 ihwal Penggunaan PLTS Atap.
Adapun beberapa stimulus bagi rakyat yang ingin memasang PLTS atap antara lain: ketentuan ekspor listrik dari masyarakat ke PLN ditingkatkan dari 65% menjadi 100%, jangka waktu kelebihan listrik masyarakat di PLN diperpanjang dari 3 bulan menjadi 6 bulan, waktu permohonan PLTS Atap dipersingkat menjadi 5 s.d. 12 hari.
Terdapat manfaat nyata dari implementasi PLTS Atap adalah:
1. memiliki potensi meminimalisir konsumsi bahan bakar gas lebih dari 47 juta MMBTU pertahun;
2. potensial menyerap tenaga kerja sebanyak 121.500 orang;
3. memiliki potensi memajukan investasi sebesar Rp 45 s.d 63,7 triliun untuk pembangunan fisik PLTS dan Rp 2,04 s.d 4,08 triliun untuk pengadaan kWh ekspor-impor;
4. mendorong green product sektor jasa dan green industry;
5. memiliki potensi menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 4,58 juta ton CO2e yang akan berkontribusi langsung pada pencapaian target NDC; dan
6. mendorong tumbuhnya industri pendukung PLTS di dalam negeri dengan makin tingginya nilai TKDN.
Saat ini pengembangan PLTS di Indonesia sudah memiliki basis yang cukup berpengaruh dari faktor kebijakan. Namun pada tahap implementasi, potensi yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia gres mampu melaksanakan pada tahap hilir, yaitu memproduksi modul surya dan mengintegrasikannya menjadi PLTS, sementara sel suryanya masih impor. Padahal sel surya ialah komponen utama dan yang paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang masih tinggi menjadi isu penting dalam pertumbuhan industri sel surya. Berbagai teknologi pembuatan sel surya terus diteliti dan dikembangkan dalam rangka upaya penurunan harga bikinan sel surya biar mampu berkompetisi dengan sumber energi lain.
Mengingat rasio elektrifikasi di Indonesia gres meraih 55-60% dan nyaris seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah tempat pedesaan yang jauh dari sentra pembangkit listrik, maka PLTS yang mampu dibangun hampir di semua lokasi merupakan alternatif sungguh tepat untuk dikembangkan. Dalam kurun waktu tahun 2005-2025, pemerintah sudah merencanakan menawarkan 1 juta Solar Home System berkapasitas 50 Wp untuk penduduk berpendapatan rendah serta 346,5 MWp PLTS hybrid untuk daerah terpencil. Hingga tahun 2025 pemerintah menyiapkan akan ada sekitar 0,87 GW kapasitas PLTS terpasang.
Cara kerja:
Pemanfaatan energi matahari dijalankan dengan mengganti sinar matahari menjadi energi panas atau listrik untuk menyanggupi kebutuhan energi manusia. Pemanfaatan tenaga surya dilaksanakan dengan mengganti sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik. Dua tipe dasar tenaga matahari adalah sinar matahari dan photovoltaic, yakni tenaga matahari.
Bahan dasar untuk menangkap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi yaitu bahan semi konduktor. Umumnya materi yang digunakan ialah bahan silikon. berwarna hitam. Bahan dasar silikon ini dibuat menjadi lempengan dan di
pasangi tiang agar bisa diarahkan eksklusif pada matahari. Silikon yaitu bahan yang dapat merefleksikan matahari mirip kaca.
Cara kerja lempengan silikon kaca atau yang bidas disebut sebagai solar panel yaitu kaca-beling silikon besar mengkonsentrasikan cahaya matahari ke satu garis atau titik. Konsentrasi cahaya matahari akan menghasilkan panas. Lalu, panas yang dihasilkan digunakan untuk menciptakan uap panas. Panasnya tekanan uap digunakan untuk melaksanakan turbin yang lalu menciptakan listrik.
Pada permulaan penelitian pemanfaatan tenaga surya, solar panel umumnya dipakai untuk penggunaan energi dalam jumlah besar seperti industri. Tetapi, semakin hari penduduk makin sadar bahwa mereka tidak mampu mengandalkan energi yang berasal dari materi bakar fosil. Hal ini yang mendasari inspirasi solar panel dibuat dalam ukuran kecil untuk penggunaan rumah tangga. Saat ini sudah banyak penyedia solar panel untuk penggunaan skala rumah tangga.
Untuk penggunaan jangka panjang, penggunaan solar panel ini terhitung sungguh murah. Dengan menggunakan solar panel, msayarakat dapat meminimalisir energi listrik.
Sumber Referensi:
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/pergeseran-iklim-global/Energi-Bersih/Energi_matahari/
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-info/matahari-untuk-plts-di-indonesia
http://www.pertagas.pertamina.com
https://pertaminapower.com/pembangkit-listrik-tenaga-surya