Elastisitas Dan Hukum Hooke: Rumus & Teladan Soal

Hallo….

Kali ini kita akan membahas sesuatu yang bisa merenggang dan mengerut.

Apa itu? Yaps benar sekali tentang elastisitas.

Pengertian Elastisitas dan Hukum Hooke

Oke sudah siapkah memulai pembahasan ini?

Elastis atau elastisitas merupakan kesanggupan suatu benda dimana benda tersebut dapat kembali kebentuk semula setelah dikenai gaya luar.

Sifat elastisitas sebuah akan berlawanan-beda tergantung materi penyusunnya. Sifat elastisitas juga memilikibatas kemampuan yang biasa disebut titik plastis dan jikalau diteruskan akan meraih titik patah.

Benda yang diregangkan sampai titik patah akan mengalami patah dan benda yang di regangkan sampetitik palastis maka benda tidak akan kembali ke bentuk semula.

Grafik Hubungan Gaya dengan Pertambahan Panjang

Elastisitas dan Hukum Hooke

Hukum Hooke merupakan hukum yang membicarakan wacana peristiwa dimana benda pada kondisi lentur.

Pada kesempatan ini kita akan membicarakan benda pegas sebagai objek dari aturan hooke.

Untuk lebih mempermudah kalian dalam menyelesaikan dilema ini tetap  simak pembahasan Hukum Hooke. Susunan pegas dapat dibagi dua adalah susunan pegas seri dan pegas paralel.

Perbedaan apa yang ada di susunan tersebut? Mari kita bahas.

1. Pegas Seri

Pegas Seri

Persamaan Pegas ini ialah:

1/k = 1/k1 + 1/k2 + – – –

2. Pegas Paralel

Pegas Paralel

Persamaan pegas ini yakni:

k = k1 + k1 + – – –

Baca juga Besaran Pokok dan Turunan.

Rumus Hukum Hooke

Dari ilustrasi diatas kita mampu menuliskan persamaan hokum hooke secara matematis selaku berikut:

Rumus Hukum Hooke

F = – k Δx

Dimana :

  • F = Gaya pegas (N)
  • k = Koefisien pegas (N/m)
  • Δx = Perubahan panjang pegas (m)

Elastisitas dan Hukum Hooke dalam Kehidupan Sehari Hari

Dalam kehidupan sehari hari bahwasanya kita sering menyaksikan fenomena elastisitas dan hokum hooke.

Kita akan membahas peristiwa pada pegas motor. Disinilah penerapan dari hokum hooke.

Apa menariknya?

Fisika yakni ilmu murni dimana tugasnya melakukan penelitian dan perancangan akan suatu hal.

Emmm sedikit banyak memang benar. Kaprikornus sebab acuan pikir itu sudah tertanam mari kita hubungkan dengan insiden pegas motor atau shockbreaker motor.

Kita akan mendesain shockbreaker motor berdasarkan medan yang dilalui motor tersebut.

Kaprikornus kita akan merancang shockbreaker motor yang memiliki konstanta pegas rendah pada tempat perkotaan dimana shockbreaker motor akan terasa empuk dan nyaman akan namun tidak terlampau memantul.

Sedangkan pada kondisi jalan terjal seperti pada motor cross kita pasti akan mendesain shockbreaker motor tersebut dengan konstanta besar dengan tujuan motor akan terasa empuk dan tenteram pula.

Dimana bedanya ?

Jalan Kota = aspal halus = F kecil

Maka dari persamaan F = – k Δx dimana Δx didesain tetap maka kita akan menciptakan nilai k kecil untuk menyesuaikan dengan gaya yang akan di mampu motor tersebut dikala berada di jalanan kota.

Jalanan Gunung =
Jalan bergelombang = F besar

Maka dari persamaan F = – k Δx dimana Δx didesain tetap maka kita akan menciptakan nilai k besar untuk menyesuaikan dengan gaya yang akan di mampu motor tersebut ketika berada di jalanan kota.

Selanjutnya kita akan membahas acuan soal supaya pemahaman anda makin terasah.

Baca juga Gaya Gesek.

Contoh Soal Elastisitas dan Hukum Hooke

Sebuah serpihan mempunyai konstanta pegas sebesar 200 N/m dan panjang pegasnya 50 cm, diiris menjadi 2 bagian yang serupa. Jika belahan pegas tersebut ditarik dengan gaya 40 N, maka Perubahan panjang pegas yang terjadi jikalau disusun secara paralel yaitu …

Pembahasan

Diketahui :

x0 = 50 cm

k = 200 N/m

F = 40 N

Dipotong sama panjang

Penyelesaian :

k = k1 + k2

k = 200 + 200

k = 400 N/m

F = k Δx

40 = 400 Δx

Δx = 0.1 m

Δx = 10cm

Kaprikornus pergantian panjang pegas bila disusun secara paralel yaitu 10 cm.

2. Suatu usaha dilakukan sebesar 0.16J untuk meregangkan suatu pegas sebesar 4 cm. Maka gaya yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas sebesar 8 cm adalah….

Pembahasan

Diketahui :

x1 = 4 cm = 0.04 m

W = 0.16 J

X2 = 8 cm = 0.08 m

Penyelesaian :

W = ½ k x1²
0,16 = ½ k (0,04)²
0,16 = ½ k 0,0016
0,32 = k 0,0016
k = 0,32 / 0,0016
k = 200 N/m
maka,

F = k x2
F = 200 0,08
F = 16 N

Kaprikornus gaya yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas 8 cm sebesar 16 N

Demikian pembahasan perihal elastisitas dan hokum hooke. Semoga bermanfaat. Baca juga Listrik Statis dan Dinamis.

  Pipa berjari-jari 15 cm disambung dengan pipa lain yang berjari-jari 5 cm,