Dua Dosa yang Terus Mengalir Meski Sudah Meninggal

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang ada segelintir insan yg dgn gampangnya melakukan perbuatan dosa. Saking seringnya dikerjakan, perilaku tersebut adakala sudah dianggap biasa saja. Bahkan, pelakunya menjadi buta hatinya hingga tak merasa bahwa yg dilakukannya itu ialah suatu dosa. Sehingga, mereka tak sadar telah berkembang menjadi spesialis maksiat. Orang-orang tersebut dengan-cara positif meremehkan dosa, padahal perbuatan dosa bukanlah masalah sepele.

Dalam kitab suciNya, Allah SWT berulangkali memperingatkan pada manusia ihwal ancaman dosa. Hamba-hamba yg ingkar & berdosa kepadaNya, neraka menjadi jawaban baginya. Bahkan, ada dua perbuatan yg bila dilakukan maka dosanya tetap akan mengalir meskipun pelakunya sudah meninggal dunia. Sipelaku akan terus bertanggung jawab terhadap kemaksiatan yg sudah diperbuatnya.

Dosa maksiat ini akan terus mengalir selama sikap maksiat tersebut masih menawarkan pengaruh & dampak pada orang lain. Inilah yg dinamakan dgn dosa jariyah. Jika umumnya kita mengenal amal jariyah, yaitu amal yg pahalanya terus mengalir meskipun seseorang meninggal dunia, maka dosa jariyah pula sengaja disiapkan Allah SWT bagi hambanya yg gemar melakukan perbuatan maksiat & balasan perbuatannya itu orang lain pula turut serta melakukannya.
Padahal, kalau kita renungi lebih dalam, insan sangat memerlukan perlindungan di alam barzah nanti. Pertolongan tersebut hanya akan terjadi jikalau manusia selama hidupnya gemar melaksanakan perbuatan yg mendatangkan pahala. Pahala inilah yg akan menjadi penolong baginya. Namun, jikalau yg terjadi ialah sebaliknya, maka siksaan pedih yg mesti ditanggungnya. Apalagi, kalau dosa tersebut terus mengalir meskipun ia sudah meninggal dunia. Tentu saja sungguh berat, terlebih Allah SWT berulangkali berfirman ihwal siksaanNya yg kekal abadi.
Mungkin mereka lupa bahwa Allah SWT Maha Mengetahui segala perbuatan yg dijalankan oleh insan. Dalam Al-Qur’an Surah Yasin, Allah SWT berfirman: 
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati & Kami menuliskan apa yg telah mereka kerjakan & bekas-bekas yg mereka lewati, & segala sesuatu kami kumpulkan dlm kitab Induk yg aktual (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)
Lantas, apa itu dua perbuatan yg dosanya terus mengalir meski sudah meninggal dunia? Berikut ini uraiannya:
 terkadang ada segelintir manusia yg dgn mudahnya melakukan perbuatan dosa Dua Dosa yg Terus Mengalir Meski Sudah Meninggal

1. Orang yg Menjadi Pelopor Maksiat

Dalam pemahaman sederhana, penggagas adalah orang yg pertama melakukan suatu perbuatan yg menimbulkan orang lain mengikutinya. Orang lain akan bersedia ikut, baik itu dgn paksaan maupun dgn kemauan sendiri. Memiliki pengikut untuk tujuan yg baik pasti akan sungguh anggun. Tetapi, jikalau dlm hal kemaksiatan, pastinya hal ini yaitu salah satu ancaman besar.

  Ceramah Maulid Nabi: Cinta Rasulullah kepada Umatnya

Rasulullah SAW pernah bersabda dlm suatu hadis yg diriwayatkan oleh Muslim dr Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu: 

“Siapa yg mempelopori suatu kebiasaan buruk dlm Islam, maka ia memperoleh dosa keburukan itu, & dosa setiap orang yg melakukan keburukan itu lantaran ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim)
Peringatan Rasulullah SAW tersebut pastinya benar adanya. Menjadi penggerak maksiat pastinya sangat berbahaya. Seseorang yg menjadi penggagas mungkin saja tak mengajak orang disekitarnya untuk melakukan perbuatan serupa. Atau, bisa pula dirinya tak pernah memberikan motivasi pada orang lain untuk mengikuti perbuatannya. Namun, orang lain menyaksikan perbuatan tersebut & mendapat inspirasi untuk melaksanakan perbuatan serupa.
Inilah sebabnya kenapa sehingga Qabil, anak Nabi Adam yg pertamakali mempraktekkan perbuatan pembunuhan manusia mesti bertanggungjawab terhadap semua kasus pembunuhan di dunia ini. Hal ini berdasarkan informasi Rasulullah SAW dlm suatu hadis yg berbunyi: 
“Tidak ada satu jiwa yg terbunuh seca dzalim, melainkan anak adam yg pertama kali membunuh akan memperoleh dosa lantaran pertumpahan darah itu.” (HR. Bukhari & Muslim)
Berdasarkan hadis di atas, tak bisa kita bayangkan besarnya dosa yg mesti ditanggung Qabil. Penyebabnya terperinci yakni ia yg menjadi pelopor pembunuhan. Tidak bisa kita bayangkan pula, besarnya dosa yg harus ditanggung oleh bandar narkoba, penyebar video asusila, pembuat rok mini, & lain-lain. Mereka akan terus berdosa meskipun sudah meninggal dunia.

2. Mengajak Orang Lain Berbuat Sesat & Maksiat

Jika yg pertama di atas cuma memberi gagasan orang lain, maka jenis perbuatan yg kedua ini adalah dengan-cara terang-terangan mengajak orang lain untuk berbuatan kesesatan & kemaksiatan. Tentu saja, tindakan mereka lebih faktual lantaran disertai dgn ajakan. Seperti seorang juru dakwah, mereka melakukan dogma & propaganda semoga orang lain ikut terpengaruh dgn perbuatan maksiat yg mereka anjurkan.
Dalam Al-Qur’an Surah An-Nahl, Allah SWT memperingatkan ihwal keadaan orang-orang kafir yg kelak mendapatkan dosa karena kekufurannya. Tidak berhenti disitu, orang kafir tersebut pula akan menerima dosa dr orang-orang yg berhasil mereka sesatkan.
“Mereka akan memikul dosa-dosanya dgn penuh pada hari kiamat, & berikut dosa-dosa orang yg mereka sesatkan yg tak mengenali sedikitpun (bahwa mereka disesatkan).” (QS. An-Nahl:25)
Senada dgn makna ayat di atas, Rasulullah SAW pernah bersabda dlm sebuah hadis yg diriwayatkan oleh Ahmad & Muslim. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: 

“Siapa yg mengajak pada kesesatan, ia memperoleh dosa, mirip dosa orang yg mengikutinya, tak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad & Muslim)

Firman Allah SWT & Hadis Rasulullah SWT di atas sangat sesuai dipakai untuk menyindir mereka yg senang melaksanakan propaganda kesesatan. Lewat propaganda tersebut, mereka membuatkan anutan yg menyimpang sehingga penduduk jatuh pada perbuatan syirik & bid’ah. Apalagi, dizaman modern kini ini, ajakan-undangan tersebut diiklankan dimedia cetak & elektronik dgn biaya yg sungguh besar.

  Ini yang Lebih Dikhawatirkan Rasulullah atas Umatnya daripada Dajjal

Merekalah para pelaku dosa jariyah. Memotivasi orang lain untuk berbuat maksiat meskipun ia sendiri tak melakukannya. Ancaman Allah SWT pasti kasatmata, mereka akan memperoleh dosa dr setiap orang yg mengikutinya.

Semoga, dgn hadirnya postingan ini menjadi pengingat bagi kita semua supaya tak terjatuh dlm perbuatan yg bisa melahirkan dosa jariyah. Berhati-hatilah dlm bertindak, hindari perbuatan maksiat yg mampu menghadirkan dosa, terlebih bila perbuatan maksiat tersebut pula diikuti oleh orang lain. Perbanyaklah berbuat amalan saleh, utamanya perbuatan yg melahirkan amal jariyah selaku bekal bagi kita di alam baka kelak.