Beriman kepada hari selesai ialah sebuah bentuk ketakwaan umat Islam kepada Allah SWT.
Di dalam keimanan, umat Islam meyakini jika di hari final ada dua daerah yang menjadi tujuan umat insan sesuai dengan amal ibadahnya selama di dunia.
Kedua tempat itu adalah surga dan neraka. Manusia tidak mampu memilih salah satu diantara tempat itu. Karena cuma Allah SWT yang mempunyai kuasa untuk menetapkannya.
Namun ternyata, bukan hanya orang-orang zalim yang hendak diposisikan Allah di neraka. Bahkan, seorang yang ahli ibadah pun mampu dijadikan penghuni neraka oleh Allah.
Ada seorang sufi dari kelompok tokoh tasawuf yang bernama Syarif Quthub al-‘Arifin Abdul Aziz bin Mas’ud ad-Dabbagh al-Idrisi al-Hasani al-Fasi.
Beliau dalam kelompok tokoh tasawuf termasuk ulama kelas atas, wali min auliyaillah, mahir ibadah.
Suatu ketika malaikat melihat namanya di lembaran kitab Lauhul Mahfudz ada dalam formasi penghuni neraka. Melihat hal tersebut malaikat merasa kasihan dan mendatangi Abdul Aziz Ad-dabagh.
Malaikat berkata: wahai Abdul Aziz untuk apa engkau ibadah hingga segitunya sedangkan saya lihat namamu di lembaran Lauhul Mahfudz engkau yaitu penghuni neraka. Mau ibadah gimana pun engkau tetap akan masuk neraka.
Kemudian Abdul Aziz menjawab: wahai malaikat, nirwana dan neraka bukan urusanku, aku diciptakan oleh Allah swt cuma untuk beribadah kepada Allah swt. Sebagaimana Allah swt berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu.
Mau saya masuk nirwana atau neraka itu hakNya Allah swt.
Subhanallah, betul-betul lapang dada dalam beribadah.
Kemudian malaikat kembali ke Lauhul Mahfudz dan dilihat namanya dirubah oleh Allah swt menjadi penghuni surga. Sebab Allah berhak memutuskan kitabullah.
Lantas malaikat kembali menemui Abdul Aziz dan berkata: wahai Abdul Aziz ada kabar bangga, gres saja saya melihat namamu oleh Allah dirubah menjadi penghuni nirwana.
Abdul Aziz menjawab: Alhamdulillah, tapi sekali lagi malaikat, surga dan neraka bukan urusanku, saya beribadah hanya untuk menggapai ridhoNya Allah swt, kalau Allah swt ridho aku di neraka, ya itulah tujuanku.
Malaikat pun kagum dengan keikhlasan Abdul Aziz dalam beribadah dan berkata: wahai Abdul Aziz, ikhlasmu inilah yang membuat Allah ridho dan mengganti namamu menjadi penghuni surga.
Lantas Abdul Aziz bertanya kepada malaikat: kalau ikhlasku tadi yang membuat Allah ridho kepadaku, kemudian kira-kira dosa apa yang membuat Allah swt marah kepadaku sehingga aku menjadi penghuni neraka?
Kemudian malaikat bercerita: engkau ingat dikala engkau masih kecil saat umurmu sekitar 15 tahunan, engkau ingat saat engkau tidur di kamar tidurmu, kemudian engkau mendengar bunyi langkah kaki ibumu menuju kawasan tidurmu untuk menyuruhmu berbelanja sesuatu di pasar? Karena engkau mendengar bunyi langkah kaki ibumu menuju kamarmu, lalu engkau pura-pura tidur padahal engkau sudah bangun supaya engkau tidak disuruh pergi ke pasar. Ketika ibumu membuka pintu kamarmu dan melihatmu masih tidur, ibumu merasa kasihan dan tidak jadi menyuruhmu ke pasar. Sebab engkau bohongi ibumu Allah swt marah dan mengakibatkan namamu sebagai penghuni neraka.
Mendengar dongeng dari malaikat, Abdul Aziz pun beristighfar memohon ampun kepada Allah swt.
Semenjak peristiwa tersebut Abdul Aziz Ad-dabagh disisa umurnya tidak pernah berceramah kecuali ihwal berbakti kepada orang renta. Setiap orang yang datang kepada beliau senantiasa diwasiatkan untuk berbakti terhadap orang tuanya.
Mari kita renungkan sejenak!
Padahal beliau hanya akal-akalan tidur, kemudian bagaimana yang hingga membentak ibunya?
Bagaimana yang sampai memasamkan wajahnya terhadap ibunya?
Yang mengeraskan suaranya di depan ibunya?
Yang hingga tidak memberi nafkah?
Dan bahkan yang sampai membuat menangis ibunya, bagaimana kira-kira nasibnya?
Mari kita berguru gotong royong untuk lebih berbakti terhadap orang tua kita baik yang masih hidup ataupun yang sudah wafat.
Jangan meremehkan dosa kecil dikhawatirkan disitu ada murkaNya Allah swt.
Jika tangan kita masih sukar untuk berbuat baik padanya, maka ringankanlah mulut kita untuk senantiasa mendoakan kedua orang renta kita.
Semoga Allah swt mengampuni semua dosa-dosa orang renta kita. Aamin.