Selamat malam Indonesia, apa kabarnya nih hari ini? Semoga selalu sehat dan produktif selalu. Kali ini aku hanya ingin bercerita sedikit saja perihal pengalaman langsung.
Mumpung ada ilham alasannya adalah mampu pengalaman jadi pribadi tulis saja. Kaprikornus kali ini aku akan menulis perihal asuransi.
Kenapa asuransi? Karena sore kemarin saya ditelpon oleh pihak bank dan ditawari salah satu produk mereka.
Ehm..jadi gini ya, sore kemarin sepulang kerja aku pastinya langsung istirahat. Nah sekitar jam 4 sore telepon berdering dengan nomor yang tidak kenal. Langsung saya angkat dan ternyata yang nelpon perempuan namun apesnya adalah dari pihak bank.
Ya telah saya dengarkan dulu dia bersilat pengecap. Makara setelah memperkenalkan diri, ia eksklusif menunjukkan produk asuransi kecelakaan pada saya.
Dengan panjang lebar dia memberikan klarifikasi mengenai manfaat asuransi..bla…bla…bla. dari A sampai Z.
Memang telah kerap kali pihak bank ini menawarkan penawaran ke aku (niscaya orang lain juga sama), sebab bank punya list handphone nasabah.
Akhir dongeng saya menolak untuk mengikuti program asuransi tersebut. Saat dia tanya kenapa alasannya, aku jawab saja ‘ustad saya gak bolehin hal gituan, haram’.
Masa ikut asuransi kecelakaan, memangnya mau niat celaka apa?. Lalu di pribadi tutup percakapan mendengar alasan tersebut.
Memang di zaman yang kian kapitalisme ini, “era depan” dibentuk menjadi suatu hal yang angker dan mengkhawatirkan bagi seseorang.
Inilah tujuan kaum kapitalis ialah membuat orang takut, cemas, gusar akan kala depan. Gimana kalau nanti aku begini, gimana bila mobil saya rusak, gimana ongkos pendidikan anak kala depan, belum inflasi, belum biaya kesehatan dannnnnnn tek-tek bengek kehidupan lain.
Inilah acara kapitalis yang sadar atau tidak sadar telah menjangkiti kehidupan kita. Sampai-sampai kita lupa bahwa asuransi kita yaitu Allah SWT sang pencipta dan penguasa segala-galanya. Kekhawatiran dan cemas menjadi objek jual bagi dunia bisnis asuransi.
Kekhawatiran dan ketakuan yakni aset berguna bagi bisnis.
Saya di sekolah ngajar sejarah dan sedikit tahu wacana asal mula kapitalisme. Kapitalisme berawal dari paham merkantilisme dikala era renaisans di Eropa.
Merkantilisme ialah paham yang menganggap kian banyak aset dan modal suatu negara maka negara tersebut akan makin kuta.
Inilah yang menjadi landasan munculnya kolonialisme, VOC, penjajahan sampai neo kolonialisme abad sekarang. Salah satu aset pembodohan yang diciptakan kaum renaisans adalah tadi “kegundahan periode depan”.
Ketakutan akan periode depan menciptakan niat melakukan pekerjaan kita sering bergeser dari yang harusnya ‘mengharap ridho Allah’ kini menjadi ‘untuk meraih abad depan’.
Padahal nih bila niat kita bekerja dalam hal apapun ‘cuma mengharap ridho Allah’, aku percaya semua kebutuhan hidupnya akan tercukupi entah itu dari jalan mana, dan ini yakni kunci utama tauhid. Lihat hadist di bawah
Hadist tentang asuransi |
Tulisan ini sebenarnya hanya pengingat juga bagi saya semoga tetap besar lengan berkuasa menjalani hidup. Memang semua kejadian ialah takdir Allah SWT, akan namun ada hal yang memang harus kita jauhi. Lebih baik kita perbanyak istigfar saban hari. Istigfar ini kalimat singkat tetapi bisa merubah hidup anda saat itu juga jiak mengamalkannya sehari-hari.
Yuk istigfar saban hari |
Lihatlah kesepakatan Allah kepada insan. Itu bukan bank ya, langsung Allah sendiri yang bilang jika sering istigfar setiap hari maka segala maccam kebutuhan hidup akan terpenuhi.
Ingat ya Allah itu tahu yang kita butuhkan terlebih dahulu, bukan yang kita harapkan. Jadi intinya kita mesti niatkan diri hidup, bekerja, belajar semata-mata cuma mengharap ridho Allah. Ngapain kerja dari hal yang haram misal walaupun dapat duit banyak.
Memang di jaman kapitalis ini semua barang dijadikan senjata untuk menyedot insan baik dari segi mental dan bahan. Hanya iktikad, tauhid yang kuat yang mampu membentengi kita dari sifat jahat kapitalisme. Wallohualam.