Siapa pun yg hidup di dunia ini pasti akan mengalami kematian, alasannya kematian itu sebuah keniscayaan yg akan dialami oleh semua makhluk yg bernyawa.
Kematian akan menjemput siapa pun, baik orang sakit maupun sehat, baik orang kaya maupun miskin. Nasihat akan datangnya kematian pun bisa berasal dr siapa pun.
Seorang dokter dr Arab Saudi bernama Dr. dr. Khalid bin Abdul Aziz Al-Jabir dlm bukunya Musyahadat Thabîb Qashash Waqi’iyah menceritakan pengalamannya perihal seorang pasiennya yg merasa akan menghadapi kematian. Mari simak kisahnya.
***
Suatu hari, tatkala saya sedang menuju satu ruang operasi bedah di rumah sakit yg berada di Riyadh, tiba-tiba petugas ruang operasi bedah menyambutku sembari berkata,
“Orang sakit yg berada di dalam, memperlihatkan kertas ini kepadaku & berkata, ‘Berikan kertas ini pada kerabat Al-Jabir sebelum ia memulai operasi.”
Saya menerima kertas tersebut, apa gerangan isi tulisannya? Orang tersebut sudah menulis goresan pena ini dikala ia sedang menuju meja bedah.
Ia tuangkan segala perumpamaan & perasaannya. Tak terasa air mataku mengalir hasilnya, kedua tanganku gemetar & seluruh badanku merinding.
Tahukah Anda apa isi kertas tersebut?
Kertas itu berisi wasiat yg ditulis oleh seseorang yg sedang menuju ke ruang operasi bedah, tulisan itu terdiri dr tiga potongan:
Wasiat pertama, ia minta pada istrinya agar menginfakkan sebagian dr hartanya & merelakan beberapa hutangnya terhadap orang-orang fakir miskin.
Wasiat kedua, ia meminta pada istrinya untuk menjaga anak-anaknya, mendidik anak-anaknya untuk menghafalkan Al-Qur`an, & menjauhkan mereka dr segala hal yg melalaikan, seperti televisi & yg lainnya.
Wasiat ketiga, ia meminta maaf pada istrinya atas segala kekhilafan & kesalahan, lalu ia mendoakan istrinya gampang-mudahan ia menjadi ratu para bidadari di surga nanti.
Secara singkat inilah isi wasiat tersebut. Mungkin Anda mengajukan pertanyaan-tanya apa yg menciptakan saya menangis? Kenapa saya ikut hanyut dlm perasaan tersebut?
Sesungguhnya banyak hal yg menjamah perasaanku. Di antaranya yakni kematian & gambarannya, kekalutan yg dinikmati oleh seorang muslim seperti diriku atau orang yg berada dlm suasana sadar ia sedang mendekati ajal.
Ketika saya melihat kertas ini, seperti melihat seseorang yg sedang menulis wasiat & ia sadar bahwa kematian sedang menghampirinya.
Sungguh, ternyata banyak orang seperti saya yg kurang memperhatikan ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dlm bab menuliskan wasiat,
مَا حَقُّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ لَهُ شَيْءٌ يُوْصِي فِيْهِ يَبِيْتُ لَيْلَتَيْنِ إِلاَّ وَوَصِيَّتُهُ مَكْتُوْبَةٌ عِنْدَهُ
“Tidak pantas bagi seorang muslim yg memiliki sesuatu yg mampu diwasiatkan untuk tidur dua malam, kecuali jika wasiatnya telah ditulis.” (HR. Al-Bukhari & Muslim).
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]
Berlanjut ke Dokter yg Ingat Kematian Karena Surat Wasiat Pasiennya (2)