Do’a Saat Murka

Marah ialah watak manusia. Karena itu, islam tidak melarang manusia untuk marah. Bahkan dalam islam, ada marah yang nilainya ibadah. Itulah marah alasannya Allah. Marah sebab membela syariat Allah. Seperti yang dijalankan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Memuji Orang Yang Bisa Menahan Marah

Di surat Ali Imran, Allah menyebutkan beberapa kriteria orang yang bertaqwa. Diantara yang Allah sebutkan yaitu :

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ

“…Dan orang orang yang menahan amarah dan suka memaafkan orang lain.”
(QS. Ali Imran: 134)

Kita mengerti bahwa sifat baik yang ada pada diri orang yang bertaqwa sangatlah banyak. Namun sifat baik yang Allah puji dalam ayat ini salah satunya ialah menahan amarah. Ini memperlihatkan bahwa sifat ini memilliki nilai istimewa di segi Allah.

Karena menahan amarah memerlukan usaha yang sungguh kuat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut orang yang mampu menahan amarah sebagai orang besar lengan berkuasa.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ليسَ الشديدُ بالصّرعَةِ، إنما الشديدُ الذي يملكُ نفسهُ عند الغضب

“Orang ahli bukanlah orang yang selalu menang dalam pertarungan. Orang mahir yakni orang yang mampu mengontrol diri ketika marah.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjanjikan, mereka yang berupaya menahan amarahnya, padahal bisa meluapkan marahnya, akan Allah banggakan di depan seluruh makhluk dan Allah suruh memilih bidadari paling indah yang dia inginkan.

Dari Muadz bin Anas Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قادرٌ على أنْ يُنفذهُ دعاهُ اللَّهُ سبحانهُ وتعالى على رءوس الخَلائِقِ يَوْمَ القيامةِ حتَّى يُخيرهُ مِنَ الحورِ العين ما شاءَ

“Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal beliau bisa meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari akhir zaman, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia inginkan.”
(HR. Abu Daud, Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani).
DO’A KETIKA MARAH

  Dikala Direndahkan Tidak Lantas Kita Menjadi Sampah, Kalau Disanjung Tidak Lantas Kebaikan Ada Pada Diri Kita

Dari sahabat Sulaiman bin Surd radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan :

Suatu hari aku duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada dua orang yang saling menghujat. Salah satunya telah merah wajahnya dan urat lehernya memuncak.

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِني لأعلمُ كَلِمَةً لَوْ قالَهَا لذهبَ عنهُ ما يجدُ، لَوْ قالَ: أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ، ذهب عَنْهُ ما يَجدُ

“Sungguh aku mengetahui ada satu kalimat, bila dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang.
Jika beliau membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang. 

 (HR. Bukhari dan Muslim)

Doa yang sungguh ringkas:

أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ

A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim.

(Saya berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.)

Bacaan ini sungguh ringkas, dan hampir siapa pun telah menghafalnya. Yang menjadi masalah, lazimnya orang yang sedang murka sulit untuk mengontrol dirinya , sehingga biasanya lupa dengan apa yang sudah dia pelajari.

Karena itu, tahan mulut kita dikala murka dan ingat bacaan di atas. Semoga kita dimudahkan oleh Allah  untuk secepatnya sadar dikala murka.  Aamiin

Wallahu a’lam..
Sumber : Group 10 Online WA Tholabul’ilmi
Website resmi :

Website Tholabul’ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com

Follow IG Tholabul’ilmi WA :

▶ *Gabung Komunitas Tholabul’ilmi :*
Ketik : GabungTI#Nama#Domisili#Status#L/P
Kirim ke:
Ukh Susan Anisya :
+6285374450956
Ukh Petty Nusaybah :
+6285266812579