Secara bahasa, doa iftitah ini yaitu pembuka atau permulaan. Atau dgn kata lain doa iftitah merupakan doa pembuka atau doa di permulaan.
Doa iftitah pada rukun shalat memang akan dibacakan di permulaan rakaat selepas gerakan takbiratul ihram.
Penjelasan Doa Iftitah
Jika memeriksa dr sejarah yg dituliskan pada sebuah riwayat. Doa iftitah satu ini memang tak pribadi diucapkan dr ekspresi Rasulullah SAW.
Pada permulaan ceritanya merupakan saat Rasulullah SAW & pula para sobat akan melaksanakan shalat dengan-cara berjamaah.
Lalu datang seorang pria yg sesudah takbiratul ihram membaca beberapa lantunan doa sebelum ia membaca surat Al – fatihah.
Suara pada ketika ia membaca doa terdengar sungguh lantang sampai masuk ke indera pendengaran Rasulullah SAW. Selepas melaksanakan sholat, tak mau kehilangan rasa ingin tau Rasulullah SAW pun langsung mengajukan pertanyaan siapa tadi gerangan yg melafadzkan dgn lantang doa tadi.
Rasulullah SAW pun mengagumi lafadz doa itu bahkan lafadz tersebut sampai dapat membuka pintu – pintu yg ada di langit.
Semenjak kejadian itulah, doa iftitah ini pun dijadikan sunnah yg mampu dibaca pada gerakan sholat. Serta doa iftitah pula menjadi salah satu rukun pada sholat.
Hukum Doa Iftitah
Hukum membacanya yaitu sunnah. Dimana dapat dibaca tatkala melaksanakan shalat wajib & pula shalat sunnah.
Meskipun sifatnya sunnah, namun bila dlm shalat kalian tak membacanya maka tak akan tepat.
Oleh sebab itu, beberapa orang pula menilai doa ini adalah wajib.
Rasulullah SAW sempat bersabda jika:
“Shalat seseorang tak akan tepat sampai ia bertakbir memuji Allah serta menyanjungnya kemudian membaca Al quran yg gampang untuknya.” (HR. Abu Daud & Hakim)
Ada pula sebuah hadist shahih dr Abu Hurairah yg berbunyi:
“Biasanya Nabi Muhammad SAW selepas ber takbiratul ihram, ia akan membisu sejenak sebelum nanti akan membaca ayat, & akupun mengajukan pertanyaan terhadap dia. “Wahai Rasulullah, kutebus kamu-sekalian dgn ayah & pula ibuku, gue menjumpaimu berdiam antara takbir serta bacaan ayat. Apa yg kau-sekalian bacakan pada ketika itu merupakan:… (Nabi Muhammad SAW menyebutkan doa iftitah) .” Tak cuma itu dlm kitab Al Adzkar, Imam An Nawawi pula berkata: “Ketahuilah jikalau seluruh doa doa ini hukumnya yaitu sunnah (Mustahabbah) baik tatkala melakukan Shalat wajib atau Shalat Sunnah.”
Adab Membaca Doa Iftitah
Adab dlm membaca doa iftitah ini berasal dr kitab Al Adzkar yg sudah ditulis oleh Imam An Nawawi.
Adab ini pula di dalamnya mengandung mengenai berbagai hal yg perlu untuk diperhatikan tatkala kalian melaksanakan shalat wajib atau shalat sunnah.
Berikut adalah adab doa iftitah:
- Doa iftitah disunnahkan untuk menggabung pembacaannya dgn takbiratul ihram serta apabila menguasai beberapa versi doa iftitah, kalian pula mampu menggabungkannya.
- Makmum masbuk, boleh saja membaca doa iftitah atau tidak. Hal tersebut didasarkan pada kemampuan dr makmum masbuk itu sendiri. Tetapi jika makmum itu tetap diharuskan untuk membaca surah Al Fatihah.
- Apabila kalian lupa dlm membaca doa iftitah, maka kalian tak perlu untuk melaksanakan sujud sahwi. Sebab doa iftitah ini adalah salah satu syarat sunnah.
- Dibaca lirih serta tak mengeraskan bunyi tatkala menjadi imam atau makmum, sama halnya dgn membaca surah Al Fatihah.
- Apabila kalian lupa dlm membaca doa iftitah di rakaat pertama, maka kalian dapat menggantinya dgn cara membacanya di rakaat kedua.
- Jika kalian shalat di simpulan waktu, maka kalian tak perlu menggunakan doa iftitah.
- Apabila kalian lupa tak membaca doa iftitah sepanjang rakaat shalat, maka kalian tak diwajibkan untuk menggantinya dgn sujud Sahwi sebab bukan merupakan syarat wajib.
- Doa iftitah tak perlu dibaca pada saat tengah menjalankan sholat mayat.
Bacaan Doa Iftitah & Artinya
Berikut ini yaitu beberapa versi bacaan dr doa iftitah beserta artinya, antara lain:
1. Doa Iftitah Muhammadiyah
Versi 1
اللَّحُمَّ بَا عِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَا يَاىَ كَمَا بَاعَدْتْ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ , اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِن الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوبُ الاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ , اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
“Allaahumma baa’id bainii wa baina khataa yaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allaahumma naqqinii minal khataa yaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadu minad danas. Allaahummaghsil khataa yaaya bilmaa-i wats tsalji wal barad.”
Artinya:
“Ya Allah, jauhkanlah antara gue dgn kesalahan – kesalahanku sebagaimana Engkau sudah menjauhkan antara timur dgn barat. Ya Allah, bersihkanlah gue dr banyak sekali kesalahanku seperti baju putih yg telah dibersihkan dr kotoran. Ya Allah, sucikanlah gue dr aneka macam kesalahanku dgn salju, air, & pula air masbodoh.”
Doa ini umumdibaca oleh Rasulullah SAW tatkala melaksanakan shalat fardhu. Doa ini merupakan doa yg paling shahih diantara doa istiftah yg lainnya. Sebagaimana yg disebutkan oleh Ibnu Hajar dlm Fathul Baari (2/183).
Versi 2
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَ اتِ وَالاَرْضَ حَنِيفًا (مُسْلِمًا) وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِ كِيْنَ اِنَّصَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى الِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ شَرِ يْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِنَ اللَّهُمَّ اَنْتَالْمَلِكُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ . اَنْتَ رَبِّى وَاَنَ عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَ فْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى جَمِيعًا اِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ اِلاَّ اَنْتَ وَاهْدِنِى لاَحْسَنِ الاَخْلَاقِ لاَ يَهْدِى لاَحْسَنِهَا اِلاَّ اَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا اِلاَّ اَنّتَ لبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ اِلَيْكَ اَنَا بِكَ ؤَاِلَيْكَ تَبَارَ كْتَ وَتَعَا لَيْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوبُ اِلَيْكَ
“Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaatii wal ardha haniifan (musliman) wa maa ana minal musyrikiin. Inna shalaati wa nusukii wa mahyaaya wa mamaati lillahiihi rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahuu wa bidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimiin.
Allaahumma antal maliku laailaaha illaa anta, anta rabbii wa ana ‘abduka dhalamtu nafsii wa’taraftu bidzambii fagh firlii dzunuubii jamii’an. Laa yagh firudz dzunuuba illaa anta, wah diniiliahsanil akhlaaqi laa yahdil liahsanihaa illaa anta.
Washrif ‘annii sayyiahaa laa yashrifu ‘annii sayyiahaa illaa anta. Labbaika wa sa’daika wal khairu kulluhuu fii yadaika, wasysyarru laisa ilaika. Ana bika wa ilaika. Tabaarakta wa ta’aalaita astaghfiruka wa atuubu ilaik.”
Artinya:
“Ya Allah, Engkau merupakan raja tiada Tuhan yg pantas untuk disembah selain Engkau, Engkau merupakan Tuhan serta gue yaitu hamba -Mu. Aku menganiaya diriku, gue mengakui dosaku. Oleh alasannya itu ampunilah dosaku, sebenarnya tak akan ada yg bisa mengampuni dosa selain Engkau.
Tunjukkan kepadaku moral yg baik, sebab tak akan (ada) yg dapat menuntunku kepadanya selain Engkau. Hindarkan gue dr watak yg jahat, sebab tak akan ada yg dapat menjauhkan gue daripadanya selain Engkau. Aku penuhi semua panggilan -Mu dgn rasa senang seluruh kebaikan pada kedua tangan -Mu serta keburukan tak dinisbahkan terhadap -Mu.
Aku hidup dgn dukungan serta rahmatmu & pula pada Mu gue akan kembali. Maha Suci Engkau serta Maha Tinggi. Aku memohon ampun serta bertaubat pada Mu.”
Doa iftitah diatas didasarkan dlm hadits shahih oleh Imam Muslim. Yang mana Rasulullah kadang kala membacanya pada saat tengah melaksanakan shalat wajib. Namun dia lebih sering membacanya tatkala tengah menjalankan shalat sunnah.
2. Doa iftitah NU
A. Pertama
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
“Allahuakbar kabiiro, walhamdulillahikasiro, wasubhanallahibukrotawa asyiilaa:
Artinya:
Hadits tersebut sudah diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiallahu’anhu, yg berbunyi:
بينما نحن نصلي مع رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ إذ قال رجل من القوم: … فذكره. فقال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” عجبت لها! فتحت لها أبواب السماء “. قال ابن عمر: فما تركتهن منذ سمعت رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول ذلك
Artinya:
B. Kedua
اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَ اتِ وَالْاَرْضَ حَنِيفًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِ كِيْنَ اِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَهْيَايَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَ اَنَا اَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
“Innii wajjahtu wajhiya lil ladzii fathoros samaawaati wal ardho haniifam mushlimaw wamaa ana minal musyrikiin, innaa sholaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillahirabbil aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimin.”
Artinya:
Kedua bacaan di atas (A & B) lazimnya digabung.
3. Doa Iftitah ketika Tahajud
A. Pertama
اَللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيْلَ، وَمِيْكَائِيْلَ، وَإِسْرَافِيْلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ،
أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ.
اِهْدِنِيْ لِمَا اخْتُلِفَ فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِيْ مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ
“Allaahumma rabba jibroo-iil, wa miikaa-iil, wa isroofiil. Faathiros-samaawaati wal ardh. ‘Aalimal ghoibi wasy-syahaadati. Anta tahkumu baina ‘ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun.”
“Ihdinii limakhtulifa fiihi minal haqqi bi-idznik. Innaka tahdii man tasyaa-u ilaa shirootim-mustaqiim.”
Artinya:
“Ya Allah, Tuhan Jibril, Mikail & pula Israfil. Wahai Pencipta langit serta bumi. Wahai Tuhan yg paham mengenai hal ghaib serta positif. Engkau yg menawarkan hukum (untuk memutuskan) di antara hamba – hamba Mu mengenai apa yg sudah mereka (orang – orang kristen serta yahudi) perselisihkan.”
“Tunjukkanlah kepadaku pada fakta dr apa yg ditentang atas seizin -Mu. Sesungguhnya Engkau yakni isyarat di jalan yg lurus untuk orang – orang yg sudah Engkau inginkan.” (HR. Muslim 1/534).
B. Kedua
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ. أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ.
وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ.
وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ.
اَللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ.
فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ. لاَ إِلَـٰهَ إِلَّا أَنْتَ
“Allaahumma lakal hamdu. Anta qoyyimus-samaawaati wal ardhi wa man fiihinn. Wa lakal hamdu laka mulkus-samaawaati wal ardhi wa man fiihinn.
Wa lakal hamdu anta nuurus-samaawaati wal ardhi wa man fiihinn. Wa lakal hamdu anta malikus-samaawaati wal ardh.
Wa lakal hamdu, antal haqq, wa wa’dukal haqq, wa liqoo-ukal haqq, wa qouluka haqq, wal jannatu haqq, wan-naaru haqq, wan-nabiyyuuna haqq, wa muhammadun shollallaahu ‘alaihi wa sallama haqq, was-saa’atu haqq.
Allaahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khooshomtu, wa ilaika haakamtu.
Faghfir lii maa qoddamtu wa maa akh-khortu, wa maa asrortu wa maa a’lantu. Antal muqoddimu wa antal mu-akh-khiru. Laa ilaaha illaa anta.”
Artinya:
“Ya Allah, untuk Mu segala puji. Engkau pemelihara langit serta bumi & pula beserta yg ada di dalamnya. Untuk Mu segala puji, untuk Mu kerajaan langit serta bumi beserta yg ada di dalamnya.
Untuk Mu segala puji, Engkau cahaya langit serta bumi beserta yg ada di dalamnya. Untuk Mu segala puji, Engkau merupakan penguasa langit & pula bumi.
Untuk Mu segala puji, Engkau maha benar, akad Mu benar, pertemuan bersama Mu merupakan hal yg benar, firman Mu ialah hal benar, adanya Surga merupakan hal yg benar, adanya Neraka merupakan hal yg benar, adanya para nabi merupakan kebenaran, nabi Muhammad merupakan benar, adanya Kiamat merupakan hal yg benar.
Ya Allah, terhadap Mu gue berserah diri, terhadap Mu gue beriman, terhadap Mu gue bertawakal, terhadap Mu gue bertaubat, terhadap Mu gue mengadu, terhadap Mu gue berhukum.
Maka ampunilah dosaku yg sudah lampau serta yg akan tiba, yg gue kerjakan sembunyi – sembunyi maupun dengan-cara terang – terangan. Engkaulah Al Muqoddim (Dzat yg Terdahulu) serta Al Muakhir (Dzat yg Paling Akhir). Tidak terdapat sesembahan yg berhak untuk disembah selain Engkau.” (HR. Bukhari 2/3, 2/4, 11/99, 13/366-367, 13/399, Muslim 2/184).
Doa iftitah A & B sering dibaca oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pada dikala mengerjakan shalat malam. Tetapi tetap masyru’ pula dibaca tatkala shalat wajib serta shalat yg lain.
C. Ketiga
(× 3) سبحانك اللهم وبحمدك، وتبارك اسمك، وتعالى جدك، ولا إله غيرك، لا إله إلا الله (3 ×)، الله أكبر كبيرا
“Subhaanakallaahumma wa bihamdika, wa tabaarokasmuka, wa ta’aalaa jadduka, wa laa ilaaha ghairuka. Laa ilaaha illallaah (3x). Allaahu akbar kabiiroo (3x).”
Artinya:
4. Doa Iftitah Pendek
Berikut ini ialah beberapa doa iftitah pendek, antara lain:
Versi 1
الْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُباَرَ كًا فِيهِ
“Alhamdulillahi hamdan kasiiran tayyiban mubaarokan fiihi.”
Artinya:
Doa iftitah satu ini diriwayatkan oleh Imam Muslim yg mana ialah doa oleh sobat nabi, kemudian Rasulullah bersabda 12 malaikat berebut untuk mencatat amalan dr doa ini.
Hadits di atas diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, pada ketika terdapat seorang lelaki yg membaca doa istiftah itu, Rasulullah SAW bersabda:
لقد رأيت اثني عشر ملكاً يبتدرونها ؛ أيهم يرفعها
Artinya:
Versi 2
اللَّهُ أَكْبَرُ [ثلاثاً] ، ذُو الْمَلَكُوتِ، وَالْجَبَرُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
“allah ‘akbar [thlathaan] , dhu almalakuti, waljabarut walkibria’ waleazama”
Artinya:
Versi 3
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ
“subhanak allahuma wabihamdik tabarak asmuk wataealaa jaduk wala ‘iilah ghayruk”
Artinya:
“Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama -Mu dgn cara memuji -Mu. Nama -Mu yaitu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tak ilah yg berhak untuk disembah selain Engkau”.
(HR.Abu Daud 1/124, An Nasa-i, 1/143, At Tirmidzi 2/9-10, Ad Darimi 1/282, Ibnu Maajah 1/268. Dari sobat Abu Sa’id Al Khudri, dihasankan oleh Al Albani dlm Sifatu Shalatin Nabi 1/252).
Doa di atas diriwayatkan oleh sobat lain dengan-cara marfu’, yakni dr ‘Aisyah, Anas bin Malik & Jabir Radhiallahu’anhum.
Bahkan Imam Muslim pula membawakan suatu riwayat yg berbunyi:
أن عمر بن الخطاب كان يجهر بهؤلاء الكلمات يقول : سبحانك اللهم وبحمدك . تبارك اسمك وتعالى جدك . ولا إله غيرك
Artinya:
Demikianlah, doa satu ini banyak sekali diamalkan oleh para sobat Nabi, sehingga para ulama pula banyak yg lebih bahagia dlm mengamalkan doa satu ini pada shalatnya.
Tak cuma itu saja, doa ini pula cukup singkat serta cocok untuk imam yg mengimami banyak orang yg kondisinya lemah, seperti anak – anak & pula orang tua.
5. Doa Iftitah Panjang
10 x الله اكبر
10 x الحمد لله
10 x لا اله الا الله
10 x استغفر الله
10 x اللهُمَّ اغْفِرْ لِي ،وَاهْدِنِي، وَارْزُقْنِي وَعَافِنِي
10 x اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الضِّيقِ يَوْمَ الْحِسَابِ
“10 x allah ‘akbar
10 x alhamd lilah
10 x la alh ‘iilaa allah
10 x astaghfir allah
10 x allhuma aghfir li, wahdini, warzuqni waeafini
10 x allhuma ‘iiniy’ aeudh bik min aldiyq yawm alhisab”
Artinya:
- “Allah Maha Besar” 10x
- “Segala kebanggaan bagi Allah” 10x
- “Tiada Tuhan yg berhak untuk disembah selain Allah” 10x
- “Hamba memohon ampun terhadap Allah” 10x
- “Ya Allah, ampunilah hamba, berilah hamba petunjuk, berilah hamba rizki, serta berilah hamba kesehatan” 10x
- “Ya Allah, hamba berlindung dr kesempitan di hari kiamat” 10x
(HR. Ahmad 6/143, Ath Thabrani dlm Al Ausath 62/2. Dihasankan Al Albani dlm Sifatu Shalatin Nabi 1/267).
Keutamaan Membaca Doa Iftitah
Berikut ini yaitu beberapa keistimewaan dr membaca doa iftitah, antara lain:
- Bentuk pujian pada Allah SWT.
- Bentuk pendekatan diri pada Allah SWT.
- Permohonan ampunan.
- Wujud penghambaan Diri.
- Mendapatkan pahala amalan sunnah.
- Diangkatnya doa oleh para malaikat.
- Dibukanya pintu langit.
Kesimpulan
Ada beberapa model dr doa iftitah. Walaupun tak tergolong ke dlm rukun maupun syarat sah shalat. Doa iftitah ialah amalan sunnah yg amat direkomendasikan untuk dilaksanakan sebagai penyempurna gerakan sholat.