Orang-orang itu tak yakin mendengar kabar bahwa Ibnu Taimiyah sedang dipenjara. “Sudah cukup lama,” kata sang pemberi kabar itu.
“Tidak mungkin,” sahut mereka, “Ibnu Taimiyah masih sering mengunjungi kami gres-gres ini. Ia memperlihatkan santunan sebagaimana kebiasaannya”
Agar tak terjadi perdebatan yg tak perlu & demi memutuskan kebenaran kabar tersebut, orang-orang dr keluarga tak mampu itu pun datang ke penjara. Mereka ingin melihat apakah benar Ibnu Taimiyah dipenjara. Jika benar, itu ialah peluang yg baik untuk menjenguknya.
Sesampainya di penjara, mereka mendapati fakta persis mirip kata orang yg menginformasikan pada mereka. Ibnu Taimiyah sedang dipenjara. Tentu mereka duka menyaksikan ulama yg sangat mereka muliakan sekarang mendekam di balik jeruji. Namun ada hal yg mengganjal benak mereka. Yakni bagaimana cara Ibnu Taimiyah keluar dr penjara tersebut, menempuh jarak yg jauh dlm waktu singkat untuk memberikan santunan.
“Engkau masih terus mendatangi kami & memberikan santunan seperti yg sudah-sudah,” balasannya mereka eksklusif menanyakan hal tersebut pada Ibnu Taimiyah.
Tentu saja Ibnu Taimiyah tak merasa melakukannya. Namun beliau punya jawaban untuk keganjilan tersebut.
“Boleh jadi beliau ialah kerabat kita dr bangsa jin yg menampakkan diri mirip diriku & melaksanakan hal yg dulu gue lakukan,” jawab Ibnu Taimiyah seperti dikutip Syaikh DR Abdullah Azzam dlm Tarbiyah Jihadiyah.
Ibnu Taimiyah ialah ulama yg tawadhu’. Ia tak menyatakan bahwa kemungkinan malaikat yg menyerupainya meskipun bisa jadi malaikat mirip insan. Tapi beliau menyebutkan kemungkinan yg mirip dirinya tersebut yaitu jin. Lepas dr itu, kebaikan Ibnu Taimiyah dgn peduli kepada orang-orang miskin membuatnya dekat dgn mereka. Jadilah beliau bukan semata ulama yg dimuliakan karena ilmunya tetapi pula dicintai sebab kedermawanannya. Dan inilah yg perlu dikerjakan oleh setiap ulama & aktifis dakwah. Manusia memang diseru dgn dakwah & dipahamkan bagaimana Islam bantu-membantu, tetapi jangan lupa berbuat baik pada mereka dlm bentuk kepedulian sosial; hal yg terkadang lebih mengena hati dibandingkan dengan diceramahi. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]