Malam yang sangat dingin bagiku, tentu saja sambil mengajukan pertanyaan-tanya dalam hati.. entah sangat banyak yang menganggu pikiranku saat ini, ku lihat sekeliling tepat didepan ku kini saya sedang mengetik suatu dongeng tentang apa yang jelas aku rasakan ketika ini..
Ditemani dengan bunyi kipas angin dari kamar si adik, dan nyayian seorang vokalis dari grup band Jepang.. ples suara air hujan rintik yang memperindah malam yang umumnya sunyi sekarang lebih mengusikku..
Aku ingin jujur dengan perasaan ku sendiri, yah begitulah pikirku dikala menulis cerita ini.. namun apakah kalian bisa memahami perasaanku walau cuma dengan membacanya? tak mungkin kalian mampu merasakan apa yang kurasakan persis seperti apa yang aku rasakan sendiri, bukahkah begitu?
Uniknya setiap orang mempunyai perasaan yang berbeda-beda saat berada dalam keadaan waktu yang berlainan-beda, sedetik, entah sejam lagi atau setahun lalu.
Aku sering bercanda dengan candaan yang bergotong-royong mengusik diriku sendiri, namun bagaimana lagi? tanya ku pada diriku sendiri, bisakah saya menghilangkan semua candaan itu untuk menghibur diriku sendiri? entahlah saya tak mengetahui terang dengan apa yang saya rasakan sendiri.
Aku ingin mencurahkan seluruhnya, ingin sekali seseorang mampu melihatku tanpa bertanya-tanya tentangku, tapiii mungkin semua itu tidak mungkin, aku belum pernah bertemudengan sosok mirip itu. Ahhh… saya benci dengan khaayalan terbelakang ini.. saya ingin diam tanpa mempertimbangkan peristiwa apapun.
Malam ini saya ingin menyatakan cinta kepada seseorang yang saya rindu.. namun aku tak tau apakah dia akan membalasnya atau malah menilai itu hanya suatu candaa baginya. Aku sudah jujur dengan apa yang saya rasakan, ternyata kejujuran itu berbuah bagus namun sedikit pahit. Aku tentu merasa lega dengan apa yang telah saya nyatakan. Sudahlah jangan ungkit lagi nanti air mata ini kembali mengalir..
Untuk diriku malam ini, cukupkan semua perasaanmu hari ini.. berhentilah menyia-nyiakan waktu untuk menimbang-nimbang ihwal apa yang kamu rasakan, ok! bisakah kau melakukan itu untuk dirimu esok hari? saya yakin kamu mampu melakukannya tanpa mengingat apa yang sudah kau rasakan malam ini.
Aku yakin kepadamu, maka hilangkan semua itu gantilah dengan sesuatu yang mampu membantumu untuk membuatmu bergairah, masih banyak hal yang mesti kau kerjakan, dunia ini ,, bahkan malam ini kau terlihat ndeso cuma untuk menimbang-nimbang cinta yang semu itu. Sudahi dan cukupkan itu ok! bisakah kau melakukaannya untuk diriku hari esok?
Menangislah kalau kau ingin menangisi perasaanmu sendiri, aku ada disini untuk melihatmu menyadari itu. Tak perlu iri dengan mereka yang bahagia alasannya memiliki seseorang yang bisa meniadakan air mata mereka, kau bisa melakukannya seorang diri tanpa derma siapapun.
Yaaaah… jangan hingga kau teriak, karena ini malam yang semakin larut.. siapa pun sedang beristirahat dan memimpikan abad depan mereka. Namun, lihatlah dirimu.. apa yang kau siapkan untuk esok hari?
Sejujurnya saya benci dengan perasaan cinta yang ku miliki, tetapi saya mesti bersyukur alasannya adalah perasaan itu sudah mengajarkan aku bahwa cinta yang tulus tak akan pernah membiarkan aku dalam kesedihan yang berlarut-larut sampai membuatku memikirkannya beberapa kali dalam setiap malam ,, malam penantian yang pada hakikatnya terasa panjang tetapi sungguh pendek.
Aku putuskan malam ini untuk mencampakkan perasaan cinta yang ku rasa malam ini, aku membuangnya sampai tak lagi aku memikirkannya jika malam makin larut. Sudahilah jangan lanjutkan lagi..
Cukupkan malam ini kalau cinta itu mengusik ku, maka biarkan dia,, tetapi jika telah sampai dipengunjung malam dan menjelma esok maka, tersenyumlah dalam syukurmu.. jangan biarkan perasaan cinta itu mengusik diriku lagi.. 🙂
Tertanda Diriku hari ini untuk diriku hari esok.. biar kau baik-baik saja .. semangatlah ..
Kamis, 28 Jani 20018 (23:45 WITA)
Wallahu a’lam..