Dikala Iblis Mencicipi Cemas Mahir

Kisah Penuh Hikmah : Saat Iblis Merasakan Ketakutan Hebat
Sebagaimana dikenali, iblis pernah meminta penangguhan maut sampai hari kiamat. Allah mengabulkan seruan ini. Oleh alasannya itu, usia iblis sangat panjang. Entah sudah berapa ribu tahun usia iblis hingga kini. Sekian usang iblis malang melintang di dunia untuk menyesatkan umat manusia, telah pasti pengalamannya segudang. Padahal, usia rata-rata insan hanya 75 tahun. Pengalaman manusia kalah jauh dibandingkan iblis.
Namun, pada saatnya kelak, iblis akan mencicipi sakaratul maut yang maha dahsyat. Iblis akan mengalami akhir hayat paling pedih dan mengenaskan. Saat maut iblis tiba, malaikat kematian akan membentaknya keras.
“Berhentilah kau iblis! Ajalmu telah tiba! Kini, saatnya kamu merasakan kepedihan sakaratul kematian. Sudah saatnya kamu mengalami kesakitan tiada terkira.”
Mendengar hardikan malaikat maut, impulsif iblis lari pontang panting tanpa melihat kiri dan kanan. Perasaan takut begitu menghantuinya, terbayang bagaimana sakitnya sakaratul kematian. Belum lagi nanti harus menghadapi azab awet di neraka.
“Kamu tidak bisa lari, ls’natullah!” hardik malaikat kematian dengan bunyi menggelegar.
Dengan gampang, malaikat akhir hayat dapat menghadang iblis. Setiap kali iblis mencoba kabur, malaikat akhir hayat selalu saja telah ada dihadapannya. Hal ini menciptakan panik iblis makin menjadi-jadi.
Meskipun demikian, iblis terus saja mencoba kabur, yang ada di kepalanya cuma lari sejauh mungkin. Namun, malang tak mampu ditentang, tidak ada lagi tempat untuk bersembunyi.
Merasa kesal dengan keadaan tersebut, iblis berlari sekuat tenaga menuju kuburan lawan bebuyutannya, yaitu Nabi Adam as.
“Hai Adam! Gara-gara kau, aku menerima laknat ALlah.”
“Tak ada gunanya menyalahkan abad kemudian!” hardik malaikat maut yang terlihat kian agresif.
Kemudian, iblis berbalik menghada[ malaikat ajal. “Siksa apa yang akan saya rasakan?”
“Kamu akan merasakan azab yang kepedihannya tak terperikan. Tidak hanya berlipat ganda, namun juga baka.”
Tidak ada impian, iblis kian cemas. Saking takutnya, iblis berguling-guling di atas tanah. Mulutnya terus saja menjerit-jerit keras. Kemudian, iblis berlari kencang dari barat ke timur. Akhirnya, iblis hingga di kawasan dikala dia diturunkan ke bumi untuk kali pertama. Namun, disana Malaikat Zabaniah sudah menghadang dengan rantai di tangan. Sia-sia semua usaha iblis.
Sumber : Buku “Like Father Like Son” Penulis Mohamad Zaka Al Farisi