Ustaz Amru biasa dipanggil namanya. Ia mengalami sebuah peristiwa yg tak disangka. Kecelakaan. Kecelakaan tunggal alasannya adalah menghindari lubang jalan raya. Ia dlm perjalanan khidmat untuk dakwah.
Motorik saraf bagian belakang putus.
Kencing telah tak lagi terasa. Harus menggunakan kateter. Kateter Atau Catheter adalah suatu tabung yg dimasukkan ke dlm badan untuk mengeluarkan atau memasukkan cairan ke dlm rongga tubuh. Paling biasa , kateter dimasukkan melalui uretra ke kandung kemih untuk mengalirkan urin.
Ia harus memakai diaper. Hidupnya banyak di kawasan tidur atau di atas bangku roda.
Usianya masih terbilang muda & sedang berada di usia produktif.
Ketika teman-sahabat atau kerabat berkunjung, tak ada sama sekali guratan kesedihan atau unek-unek padanya. Ia tetap bercerita tentang kecelakaan dengan-cara detail tapi ia tak pernah menangis atau sekadar berkaca-kaca sekalipun.
Justru ia malah mengatakan, “Bahkan kalau Allah mencabut kakiku, setidaknya saya masih punya hati untuk beribadah pada Allah.”
Istrinya tak kalah hebat. Ia bersungguh-sungguh mengubah diapers & kateter setiap waktunya. Mereka tetap hidup dlm cinta meski belum dikaruniai seorang anak. Sang suami sudah tak mampu memperlihatkan nafkah batin.
Lihatlah, betapa barokahnya hidup mereka berdua. Tetap mensyukuri keadaan & menikmati episode yg diberikan oleh Allah.
Ubay bin Ka’ab RA, merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW. Ia mendengar hadits soal sakit demam. “Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dr api neraka”. (HR. Al-Bazzar, dishohihkan Syeikh Albani dlm kitab Silsilah al Hadiits ash Shohihah no. 1821).
Ia pun pulang & mengangkat tangan. “Ya Allah, berikanlah gue penyakit demam Ya Allah. Jika penyakit demam itu mampu menggugurkan dosaku.”
Permohonan Ubay bin Ka’ab dikabulkan oleh Allah SWT. dengan-cara kontan. Ia pun sakit demam. Dari sore sampai pagi.
Bukan bermakna kita harus meminta sakit pada Allah SWT. Akan namun bagaimana tatkala sakit kita makin dekat sama Allah.
Sakit bukan penghalang untuk mendekat pada Allah. Justru di situlah keberkahan terletak. Sakit itu berkah kalau membuat kita makin bersahabat dgn Allah. Sehat yg tak menciptakan taat, bukanlah lezat yg barokah.
Kita kerap mengartikan barokah dgn apa yg disenangi jiwa kita. Kesenangan pribadi. Padahal tak demikian. Kondisi yg makin bertambah kebaikan atau berkurangnya “nikmat” tapi makin bikin hati damai & bersahabat dgn Allah SWT. Semoga kita senantiasa dinaungi keberkahan. [@paramuda/Wargamasyarakat]