1. Latar belakang
Biaya pelayanan kesehatan ketika ini di nilai terlalu mahal dan banyak perbedaan antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lain dengan kualitas dan jenis pelayanan yang serupa. Lemahnya tata cara pengelolaan keuangan utamanya Rumah Sakit Pemerintah milik Depkes atau Pemerintah Daerah, sementara persaingan rumah sakit terus berkembangdari segi tehnologi maupun sumber daya menyebabkan kecenderungan Rumah Sakit untuk membeli alat mutakhir untuk memudahkan diagnosis, hal ini akan mengakibatkan mengembangkan pembiayaan yang mesti di keluarkan oleh pasien dalam menerima pelayanan yang di berikan,alasannya adalah pembiayaan alat tersebut akan di bebankan kepada pasien. Untuk itu perlu di terapkan sistem pembiayaan bagi masyarakat dengan program pengendalian biaya kesehatan ( Cost Containment Program )
( Depkes : http: // depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle
&sid=1522&itemid=2 : 3/14/2007)
Pembiayaan kesehatan berbasis kelompok diagnosis terkait ( Diagnosis Related Group ) merupakan sebuah tata cara dukungan imbalan jasa pelayanan yang di tetapkan berdasarkan pengelompokan diagnosa, tanpa mengamati jumlah langkah-langkah / pelayanan yang di berikan, dengan tujuan selaku upaya pengendalian biaya dan menjaga kualitas pelayanan ( Hartono D : http://www.gizi.net/cgi-bin/isu/ fullnews. Cgi? : 3/14/2007 )
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan mempunyai daya ungkit besar dalam meraih tujuan pembangunan kesehatan akan terlibat pribadi dalam prosedur pembayaran yang dipraktekkan. Pembiayaan pelayanan keperawatan menurut system diagnosis related group yang secara simultan masuk dalam ongkos kesehatan secara menyeluruh akan mendorong perawat untuk melakukan pekerjaan lebih berdikari.
Penelitian di Amerika ( The medicare Skilled nursing facility /SNF Program ) menyebutkan bahwa system pembayaran lewat DRG /Sistem Casemix berkembang dan disenangi perawat alasannya dapat menentukan berapa ongkos yang harus dikeluarkan klien dari pelayanan yang di berikan oleh perawatan dirumah
( Home Care)(http://www.cms.hhs.gov/Health Care Financing Riview/ Pas Articles/itemdetail,asp?filterTy.. : 3/25/2007)
Keterampilan perawat mandiri dituntut untuk menawarkan pelayanan yang faktual sesuai dengan basis kompetensi yang di milikinya dan akan di bayar sesuai dengan kemampuan yang di berikan terhadap masyarakat Indonesia sehingga alternative pembayaran lewat system DRG merupakan penyelesaian yang tepat.
2. Sejarah dan Mekanisme pembayaran berdasarkan Diagnosis related group ( DRG)
DRG dikembangkan di Amerika Serikat pada akseptor program medicare dan medicain, melalui suatu study yang di adakan oleh ” Yale University ” pada tahun 1984. Tujuan penerapan DRG’S untuk upaya pengendalian ongkos dan mempertahankan mutu pelayanan, berbagi efisiensi dan menawarkan umpan balik berkaitan dengan kinerja rumah sakit, jika pasien di kelompokkan dalam kelas-kelas dan atribut yang serupa serta serta proses perawatan yang serupa akan membangun kerangka kerja yang baik ( Fatter : 1970 )
Pada tahun 1983 keputusan konggres Amerika untuk memakai DRGs sebagai system pembayaran dan pembiayaan rumah sakit yang dibebankan terhadap pasien dan dua puluh tahun kemuadian secara umum dikuasai Negara maju memakai system ini.
Mekanisme pembayaran menurut Diagnosis Related Group ’s ( DRG ’s) yaitu sebuah sistem imbalan jasa pelayanan pada prospective payment system
( PPS )/sebuah system pembayaran pada bantuan pelayanan kesehatan, baik rumah sakit atau dokter dalam jumlah yang ditetapkan sebelum suatu pelayanan di berikan tanpa mengamati tindakan yang dilaksanakan atau lamanya perawatan ( Hendrartini : 2007) sedangkan Hartono D : 2007 menyatakan bahwa prosedur pembayaran menurut DRG yakni sebuah prosedur pembayaran yang ditetapkan menurut pengelompokkan diagnosa, tanpa mengamati jumlah/pelayanan yang di berikan.
Hartono menyebutkan pentingnya mengendalikan pembayaran melalui prosedur berbasis DRG, meskipun belum di terapkan di Indonesia. beliau menyebutkan adanya perbedaaan tarif yang di keluarkan oleh Rumah Sakit untuk masalah yang sama dengan kriteria yang serupa alasannya adalah ada perbedaan tindakan yang di kerjakan dan diagnostik yang di kerjakan sehingga terdapat kecenderungan peningkatan tarif yang di bebankan kepada pasien.
3.Mekanisme Pembayaran menurut DRG
Mekanisme untuk penyusunan pembayaran berdasarkan DRG yaitu :
1. Melengkapi data pasien
DRG memerlukan data-data yang dikumpulkan secara berkala oleh rumah sakit seperti : Identitas pasien, tanggal masuk dan keluar rumah sakit,usang hari rawat, umur, jenis kelamin, status keluar rumah sakit, BB gres lahir( kalau neonatal ), Diagnosis utama, Diagnosis sekunder dan prosedur pembedahan.
2. Analisis pengkelasan dan hasil grouping DRG sesuai dengan ICD 10 yang diterbitkan oleh WHO
Kewajiban rumah sakit untuk menawarkan arahan sesuai dengan ICD 10
( Klasifikasi internasional untuk penyakit ). Tahap-tahap penentuan DRG selaku berikut:
- Penentuan diagnosis
- Pengelompokkan menjadi dignosis mayor
- Prosedur langkah-langkah yang dilakukan( diagnosis yang memerlukan langkah-langkah pembedahan atau tidak )
- Diagnosis di kelompokkan juga dengan mempertimbangkan komplikasi yang menyertainya baik akut atau kronis
- TentukanDRG ( Direktorat jenderal bina pelayanan Medik : 2006 )
3. Analisis ongkos pasien ( DRG Cost)
. Dalam laporan pertama proyek nasional, “ Case Costing in Swedish Health and Medical Care” mendeskripsikan proses pembiayaan perkara dalam empat langkah:
· Mengidentifikasi total biaya secara akurat
· Mengalokasikan ongkos-biaya tak pribadi ke dalam pusat-sentra peresapan dana.
· Mengidentifikasi produk-produk intermediate dan menjumlah ongkos-ongkosnya.
· Membagi biaya-ongkos tersebut kepada pasien.
Pelayanan keperawatan beberapa rumah sakit Swedia memakai Patient Classification System ( Sistim Klasifikasi Pasien) /PCS bagi keperawatan.
Patient Classsification System bagi keperawatan mampu di definisikan sebagai metode-tata cara dalam memilih , memvalidasi, dan memonitor perawatan pasien perorangan selama terus menerus.
Terdapat banyak alasan mengapa rumah sakit-rumah sakit memakai PCS untuk keperawatan. Hasil dari penjabaran mampu di gunakan untuk :
· Memonitor kebutuhan pasien
· Pengelompokan staf dan perencanaan
· Memonitor dan menghitung biaya-ongkos keperawatan
· Memonitor dan menganalisa kinerja unit
Sebuah pola bagaimana biaya-ongkos perawatan mampu didistribusikan melalui sebuah system penjabaran pasien
Pada dikala menyeleksi biaya-biaya keperawatan dalam sebuah system pembiayaan masalah, pertama kali kita harus mendesekripsikan pelayanan yang di berikan dalam produk-produk intermediatenya. Dalam contoh di bawah ini kami memakai bab dari penjabaran pasien dalam perangkat PCS. Dalam bab ini pasien di kelompokkan kedalam satu dari empat klasifikasi perawatan tergantung pada kebutuhan mereka akan aktifitas layanan keperawatan secara pribadi. Keempat kategori adalah sebagai acuan kebutuhan minimal, keperluan rata-rata, keperluan diatas rata-rata, dan keperluan intensif layanan keperawatan
Dalam studi aktifitas, semua sub kegiatan layanan keperawatan di ukur dalam hitungan menit ( unsur ketiga). Hasil dari studi layanan keperawatan menunjukkan menit-menit pemberian layanan keperawatan baik secara pribadi dan tak langsung per pasien, kategori layanan dan hari. Langkah selanjutnya yakni mengkalkulasikan ongkos per menit ( satu atau banyak) untuk setiap kategori
( produk intermediate). Pasien mendapatkan satu produk intermediate spesifik setiap hari, tergantung pada jumlah layanan perawatan yang di berikan.
Contoh Penghitungan ongkos keperawatan menurut PCS( Heurgren M:200)
Biaya Layanan 1 Minimal 2 Rata-rata
Layanan keperawatan eksklusif 450 SEK 530 SEK
Layanan keperawatan tak langsung 250 SEK 320 SEK
Waktu personal dan waktu unit 460 SEK 460 SEK
Total ongkos per kategori (produk) 1 160 SEK 1 310
SEK
3 Atas Rata-rata 4 Intensif
Layanan perawatan pribadi 700 SEK 1 350 SEK
Layanan perawatan tak eksklusif 450 SEK 850 SEK
Waktu personal dan waktu unit 460 SEK 460 SEK
Total biaya per klasifikasi 1 610 SEK 2 660 SEK
Biaya rata-rata per hari 1 360 SEK
SEK : Swedia Kron, 1SEK : Rp 1.300
Di Swedia rata-rata usang hari rawat di perkirakan 5 hari. Pada pada umumnya system pembiayaan kasus pasien akan di berikan ongkos rata-rata per diem, dalam contoh ini 1 360 SEK. Hal ini, bagi pasien rata-rata, akan menciptakan sebuah total biaya perawatan 6 800 SEK. Bila intensitas sumber di pertimbangkan, pasien yang serupa akan menerima 4 hari intensive plus 1 hari rata-rata, yang menciptakan total ongkos keperawatan 11 950 SEK. Kenaikan dari biaya keperawatan dalam hal ini akan menjadi sekitar 75%.
Contoh pada masalah Fraktur Femur APDRG 236
1. Pelayanan Keperawatan 55 % 2. Dokter 26 %
3.Pemasangan implant 0,6 % 4.Obat-obatan 2 %
5.Fisioterapi 4 % 6.Ergometri 2 %
7.Radiologi 3% 8.Laboratorium 1 %
9.Operating Room 2% 10.Prosedur lain 4%
Penggunaan PCS untuk keperawatan yaitu suatu cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dan pembiayaan bagi pelayanan keperawatan.
4.Kelemahan dan laba prosedur pembayaran menurut DRG ‘S
Dari hasil evaluasi kepada pelaksanaan system pembayaran DRG’S menawarkan kelemahan dan keuntungan system ini.
Kelemahan dari sistem ini yaitu :
- Rumah sakit mengalihkan pengobatan dari rawat inap menjadi rawat jalan. Oleh karena DRG’S tidak di terapkan pada rawat jalan
- Rumah sakit menurunkan rata-rata usang hari rawat ( LOS ) Rumah sakit akan mempercepat pemulangan pasien. Penurunan LOS merupakan implikasi tidak adekuatnya pelayanan Rumah sakit dan perkembangan kedepan mampu mengganggu infrastruktur home care sebab kondisi pasien belum stabil
- Terdapat kecendrungan untuk mengklasifikasikan kembali pasien ke diagnosis yang lebih mahal yang di sebut DRG Creep ( Penjilat DRG )
- Sistem pembayaran ini menghemat ketajaman focus diagnosis, sehingga sering kali timbul kesalahan atau kelalaian dalam pinjaman pengobatan kerena pengurangan pendukung diagnostik pada pelayanan yang belum terstandar
- Pembayaran pelayanan perawatan menjadi tidak terperinci, jikalau kemandirian perawata dalam intervensinya tidak terang karena sistem ini menyatu dalam pembayaran diagnosis
- Sistem pembayaran ini tidak mampu membedakan antara kasus yang tingkat kesulitan tinggi/ komplikasi dengan tingkat kesulitan rendah
- Sistem pembayaran ini bersifat biasa dan sukar untuk perkara-perkara kronik dan berulang(WHO & http://www.icn.ch/matters.drg.htm : 3/25/2007)
Keuntungan atau manfaat dari tata cara pembayaran lewat DRG’S ialah :
- DRG’S mampu di berlakukan dengan cepat
- Bagi pemerintah federal da Rumah Sakit, DRG’S dapat memperlihatkan kepastian asumsi ongkos yang berasal dari acara ini
- Mengurangi beban administrasi Rumah Sakit dan mendorong upaya efisiensi. Berdasarkan survey yang dilaksanakan oleh The President’S Private Sector Survey On Cost Control, DRG’S di proyeksikan sukses menghemat budget pemerintah federal sebesar 13 milyar dolar AS antara tahun 1984-1986
- DRG’S mampu mengembangkan mutu pelayanan Rumah Sakit
- DRG’S menawarkan transparansi sistem management Rumah Sakit dan pembayaran
- Menguntungkan penerima medicare progra, di mana perkiraan iuran ongkos ( Cost Sharing ) akan menurun
- DRG’S membolehkan pembayaran upah / honor pada agenci ( Home Care ) dan di kontrol oleh metode pembayaran Rumah Sakit
- DRG menolong agenci memperkirakan dan memprediksi secara tepat financial yang di terima oleh rumah sakit
(ICN, http://www.icn.ch/matters.drg.htm : 3/25/2007)
5.Kesimpulan
Pengembangan pelayanan kesehatan berbasis DRG memerlukan sinergi dan system yang terpadu antara rumah sakit dan pemberi pelayanan, mekanisme pembayaran pelayanan kesehatan berbasis DRG yaitu cara yang sempurna untuk mengatur ongkos pelayanan rumah sakit, namun mampu menghemat jumlah insentif yang didapat oleh pemberi pelayanan alasannya adalah secara selektif pasien dengan kasus yang sama akan mengeluarkan uang dalam jumlah yang nyaris sama.Dengan prosedur ini diperlukan Cost Contaimen untuk mengendalikan biaya kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan. Bagi perawat akan dituntut kemandirian dalam melakukan asuhan keperawatan sehingga insentif yang sesuai dengan intervensi dan jasa keperawatan secara nyata akan ditemukan oleh perawat.
Referensi
Depkes ( 2007) Penggunaan system Casemix diambil tanggal 14 maret 2007 dari: http: //www.depkes.go.id/index.php?option=news&task
=viewarticle &sid=1522&itemid=2
Direktorat jend bina pelayanan Medik ( 2006 ) Pertemuan konsolidasi penerapan Coding metode & software Casemix Rumah Sakit Makasar 13-16 maret
2007
Hendrartini ( 2007) Alternatif pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Diambil tanggal 14 maret 2007 dari http://www.aihhw.gov.au
Hartono D (2007) DRG diambil tanggal 14 maret 2007 dari
http://www.gizi.net/cgi- bin/gosip/ fullnews.
Heurgren M ( 2000) Casemix and Costing the report patient classification system For nursing diambil tanggal 25 april 2007 dari hhtp://www.federation.of
Country councils : Swedia
ICN ( 2007 ) Diagnosis Related Group diambil tanggal 25 maret 2007 dari
http://www.icn.ch/matters.drg.htm
WHO ( 2007) Diagnosis Related Graup diambil tanggal 25 maret 2007
http://www.icn.ch/matters.drg.htm