Bagaimana menyembuhkan LGBT?
Kita harus tahu bagaimana Islam menyikapi dan memiliki penyelesaian apa terhadap LGBT. Dalam setiap proses pengobatan, hal yang pertama yang ditempuh oleh dokter yaitu pasti menyelenggarakan diagnosa suatu penyakit yang bertujuan mengetahui penyebab sebuah penyakit. Dalam dunia medis terbaru diagnotis dapat ditempuh dalam banyak sekali cara dimulai wawancara dengan pasien hingga tes di laboratorium dengan teknologi yang mutakhir.
Dalam syariat Islam Allah SWT telah mengabarkan bahwa diantara hadirnya penyakit yaitu perbuatan dosa kita sendiri. Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan bencana alam apapun yang menimpamu maka itu adalah akibat dari ulah tanganmu sendiri” (QS. Asy Syuura:30). Singkat kata, penyakit yang menimpa kita tidak terkecuali suka sesama jenis dimungkinkan dari tindakan dosa, baik dosa yang kita lakukan atau dosa yang dikerjakan oleh orang-orang disekitar kita.
Berikut yakni beberapa hasil diagnotis atau kesalahan yang memungkinkan mengakibatkan seseorang menggemari atau kesengsem terhadap sesama jenis :
- Peranan busana dan aksesori, Islam melarah kaum laki-laki menyerupai kaum wanita begitupun sebaliknya kaum wanita tidak boleh mirip kaum laki-laki. Laki-laki dilarang mengenakan busana, suplemen, suara dan seluruh gerak-gerik kaum wanita.
- Peranan makanan, tidak mampu dibantah bahwa kepribadian setiap insan yaitu efek dari jenis makanan yang ia konsumsi. Oleh sebab itu Rasulullah SAW memerintahkan untuk berwudhu sebelum menyantap daging onta, guna menghilangkan efek jelek sifat onta yang hasad dan berjiwa kaku. Hal ini sebagaimana yang dialami orang-orang pedalaman pada zaman dahulu. Diantara kuliner yang mensugesti kepribadian seseorang hingga menggemari kepada sesama jenis adalah daging babi dan keledai. Ibnu Sirin berkata, “tidaklah ada binatang yang melaksanakan sikap kaum Nabi Lut selain babi dan keledai”. Sehingga kalau seseorang membiasakan dirinya dan keluarganya mengkonsumsi daging babi atau keledai lambat laun berbagai perangai kedua binatang itu dihawatirkan dapat menular
- Peranan Pergaulan dan pendidikan, sedikit banyak cara berpikir dan kesukaan kita terpengaruh oleh keluarga, sobat bergaul atau masyarakat sekitar. Itulah mengapa Rasulullah SAW memerintahkan kita supaya memilihkan kawan yang bagus untuk bawah umur kita. Agar terpengaruh oleh kebaikannya dan terhindar dari efek buruknya.
Dari diagnosa tersebut kita dapat menemukan penyebab seseorang suka kepada sesama jenis, maka terapi penyembuhan yang pertama yang dilakukan adalah dengan membenahi kesalahan dan bertobat dari kehilafan. Penyembuhan selanjutnya ialah dengan berdoa terhadap Allah SWT, perbuatan dosa dan khilaf dapat terjadi karena kita menuruti bisikan kotor, bisikan yang datang dari iblis atau dari jiwa yang tidak suci. Oleh alasannya adalah itu dahulu Rasulullah SAW selalu memohon doa, “Ya Allah, Limpahkanlah ketakwaan kepada jiwaku, dan sucikanlah, Engkau adalah sebaik-baik zat yang mensucikan jiwaku” (Hadits Riwayat Muslim).
Yakinlah bahwa dengan doa yang betul-betul dan tidak buru-buru, Insyaallah Akan dikabulkan. Dalam suatu hadits disebutkan, “Doa kalian pasti dikabulkan selama ia tidak buru-buru, yakni dengan berkata, saya telah berdoa skan namun tidak kunjung dikabulkan” mutafakun alaih
Diantara cara yang mampu kita tempuh untuk memupuk subur menjadi jati diri ialah dengan melaksanakan acara sesuai dengan jenis kelamin, misalnya bagi kaum perempuan yakni dengan mengolah masakan, berdandan menjahit dan lain-lain. Untuk kaum pria melaksanakan olah raga angkat besi, bela diri, berenang dan sejenisnya. Sebisa mungkin menjauhi segala perbuatan dan sikap yang biasa dijalankan oleh musuh jenis.
Terapi terakhir yakni besarkan keinginan dan kobarkan semangat. Sebagaimana telah disebutkan ebelumnya, bahwa kita semua terlahir ke dunia dalam kondisi normal dan berjiwa suci, cuma sebab efek dunia luarlah kita mengalami pergantian.
Allah berfirman dalam Hadits Qudsi, “Sesungguhnya aku telah menciptakan seluruh hambaku dalam kondisi lurus lagi suci. Kemudia mereka dihadiri oleh setan dan lalu setanlah yang menyesatkan mereka dari agamanya” (Hadits Riwayat Muslim).
Maha Suci Allah yang menciptakan setiap makhluk-Nya dengan berpasang-pasangan. Ketentuan ini berlaku pada seluruh makhluk-Nya tanpa terkecuali.