Munculnya Dajjal di akhir zaman yaitu suatu kepastian mirip yg dijelaskan banyak hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Sebelum Dajjal timbul ke dunia, akan terjadi banyak fenomena alam, di antaranya hujan yg tak kunjung turun & flora yg tak pernah tumbuh.
Salah seorang ulama Arab Saudi, Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah, dlm sebuah ceramahnya menuturkan, “Inilah masa di mana Dajjal akan timbul.”
Syaikh bin Baz mengatakan demikian sehabis mengetahui banyak gejala Hari Kiamat yg sudah terjadi pada masa sekarang ini. Tepatnya yakni sebagian besar tanda-tanda kecil Hari Kiamat.
Adapun gejala besar belum timbul. Tanda-tanda besar yg pertama yakni munculnya Dajjal.
Dajjal akan keluar di suatu tempat mirip yg dijelaskan dlm suatu hadits, yg diriwayatkan dr Abu Bakar Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
إِنَّ الدَّجَّالَ يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ بِالْمَشْرِقِ يُقَالُ لَهَا خُرَاسَانُ يَتْبَعُهُ أَقْوَامٌ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ
“Sesungguhnya Dajjal akan muncul dr negeri timur yg disebut Khurasan, ia akan diikuti oleh kaum yg wajah mereka mirip perisai yg melengkung.” (HR. Ahmad & At-Tirmidzi)
Kemunculannya akan populer tatkala ia berada di antara negeri Syam & Iraq.
Di dlm sebuah riwayat dr Nawwas bin Sam’an disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menceritakan ihwal Dajjal, maka ia bersabda,
إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ الشَّامِ وَالْعِرَاقِ
“Sesungguhnya ia (Dajjal) akan keluar dr suatu jalan yg terletak antara Syam & Iraq.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, & Ahmad)
Ciri-ciri fisik Dajjal
1. Posturnya pendek & gemuk, cara jalannya asing sebab mempunyai dua kaki yg bengkok.
2. Rambutnya keriting, kasar & tak lurus.
3. Mempunyai rambut yg lebat.
4. Salah satu matanya tak memiliki cahaya (buta) layaknya anggur yg masak.
5. Berkulit putih.
6. Keningnya lebar.
7. Di antara kedua matanya terdapat goresan pena KA-FA-RA (KAFIR), yg mampu dibaca oleh setiap mukmin, baik ia tahu tulis baca maupun tidak.
8. Mandul.
Demikian disadur dr kitab Nihayah Al-Alam karya Syaikh Dr. Muhammad Al-Arifi.
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]