close

Di Bawah Lindungan Baptis

Satu di antara pedoman yg utama dlm agama Katolik yaitu kepercayaan yg berpengaruh adanya dosa warisan. Dosa tersebut katanya berasal dr warisan manusia pertama yakni Adam. Dan akan terus diwarisi oleh anak keturunannya untuk selamanya.

Dosa warisan artinya dosa yg dilakukan oleh pasangan hidup insan pertama Adam & Hawa lantaran melanggar larangan Allah yakni mengkonsumsi buah khuldi sehingga dosa itu mirip akar yg menjalar pada seluruh insan keturunannya.

Dalam dosa tersebut terdapat akhir hayat, oleh alasannya adalah itu manusia mesti dibebaskan dr dosa waris. Untuk menghapuskan dosa ini, setiap orang Kristen harus dibaptiskan dlm nama Bapa, Anak Bapa & Roh Kudus. Sebelum pembaptisan mesti didahului kepercayaan besar lengan berkuasa bahwa kehadiran Yesus yaitu selaku juru selamat yg bakal menghadapi dosa waris. Yesus berkenan hadir di tengah umat manusia, rela menderita & disiksa di atas tiang salib. Untuk menebus dosa insan di seluruh wajah bumi.

Yesus dianggap selaku martir, mengorbankan diri demi keamanan umat manusia. Setiap manusia pada dasarnya yg belum dibaptis, mempunyai arti masih memiliki utang darah. Sangat berbahaya bagi umat Katolik yg mati padahal belum dibaptis karena ia sedang mendapatkan dosa warisan dr Adam. Kaisar Konstantin pula mesti dibaptis menjelang sakaratul maut.

Dari manakah hadirnya aliran dosa warisan?

Ajaran dosa warisan datang dr Paulus melalui suratnya yg dikirim pada jemaat di Roma & Korintus.

“Sebab itu sama mirip dosa telah masuk ke dlm dunia oleh satu orang & oleh dosa itu pula maut, demikianlah akhir hayat itu telah menjalar pada siapa saja lantaran sebetulnya sudah berbuat dosa.” (Roma, 5:12).

  Jawaban untuk Pertanyaan; Dari Mana Silet dan Paku Bisa Masuk Tubuh?

Paulus telah menciptakan kepercayaan baru perihal dosa warisan yg kemudian menjadi kepercayaan dasar bagi orang Katolik. Alkitab sendiri bicara apa?

Berikut adalah ayat yg mengambarkan dosa waris tak dikenal dlm Bibel.

“Jangan lah ayah dieksekusi mati lantaran anaknya, jangan pula anak dihukum mati lantaran ayahnya ; setiap orang mesti dihukum mati karena dosanya sendiri ” (Ulangan 24:16)

“Orang yg berbuat dosa itu mesti mati. Anak tak akan turut menanggung kesalahan ayahnya & ayah tak akan menanggung kesalahan anaknya.” (Yehezkiel 18:20).

Di dlm Alquran menekankan tanggung jawab eksklusif setiap orang ihwal amal yg dikerjakannya.

“Barangsiapa yg mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya ia akan menyaksikan akibatnya. Dan barangsiapa yg melaksanakan kejahatan sebesar zarah pun, niscaya ia akan menyaksikan akibatnya pula.” (QS. Alzalzalah:7-8).

Pertanyaannya sekarang apakah orang Katolik lebih menaati perintah Tuhan atau lebih manut iktikad yg diajarkan oleh Paulus? Di lalu hari tak menutup kemungkinan fatwa dosa waris akan tak terkenal sehingga diharapkan penafsiran ulang. Atau akan dihapus oleh gereja.

[Paramuda/Wargamasyarakat]