Jamur dikelompokkan menurut ciri-ciri spora yg dihasilkan & bentuk badan buah yg terbentuk pada fase reproduktif. Jamur yg telah terperinci menunjukkan tingkat seksualnya disebut jamur sempurna (fungi perfekti) sedangkan jamur yg belum terang tingkat seksualnya disebut jamur tak tepat (fungi imperfekti).
Mula-mula jamur dikelompokkan menjadi empat filum atau divisi yaitu Phycomycota, Ascomycota, Basidiomycota, & Deuteromycota. Perkembangan metode pembagian terstruktur mengenai yg baru membagi jamur menjadi enam divisi yaitu:
Nah, pada potensi kali ini kita akan membahas perihal definisi, ciri-ciri atau karakteristik, struktur badan, cara perkembangbiakan (reproduksi), cara hidup, contoh & peranan Deuteromycota bagi kehidupan manusia. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini. Selamat berguru & mudah-mudahan bisa paham.
Pengertian Deuteromycota
Jamur Deuteromycota adalah jamur yg berkembang biak dgn konidia & belum dimengerti tahap seksualnya. Tidak didapatkan askus maupun basidium sehingga tak tergolong dlm kelas jamur Ascomycota atau Basidiomycota. Oleh alasannya adalah itu, jamur ini merupakan jamur yg tak sempurna (jamur imperfecti).
Selain dgn konidia, reproduksi jamur Deuteromycota dengan-cara aseksual pula mampu dikerjakan dgn membentuk blastospora (berbentuk tunas) & artrospora (pembentukan spora dgn benang-benang hifa).
Dengan demikian, beberapa macam jamur yg belum dikenali alat reproduksi generatifnya dimasukkan ke dlm divisi Deuteromycota. Deutermycota atau the imperfect fungi tidak mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap aseksual (anamorph) dr jamur yg mempunyai tahap seksual (teleomorph).
Jamur Deuteromycota menyerupai Ascomycota (septanya sederhana). Kaprikornus, kalangan jamur ini bisa dibilang selaku “keranjang sampah”, daerah sementara untuk memuat jenis-jenis jamur yg belum jelas statusnya. Apabila pada penelitian berikutnya didapatkan cara reproduksi seksualnya, maka sebuah jenis jamur anggota Deuteromycota akan bisa dikelompokkan ke dlm divisi Ascomycota atau divisi Basidiomycota.
Sebagai contoh jamur Monilia sitophila (jamur oncom), sebelum dikenali reproduksi seksualnya digolongkan pada Deuteromycota, tetapi sekarang setelah dimengerti reproduksi seksualnya yaitu dgn menciptakan askospora di dlm askus (peritesium), dikelompokkan ke dlm Ascomycota & diganti dgn nama Neurospora sitophila atau Neurospora crassa.
Namun masih ada hebat yg mengelompokkan Jamur Penicillium & Aspergillus ke dlm Deuteromycotina dgn alasan alasannya tingkat konidiumnya begitu terperinci & tak gila lagi, walaupun tingkat seksualnya telah dikenali dgn baik.
Info Biologi!
|
Jamur oncom pada awalnya digolongkan dlm Deuteromycota, tetapi oleh seorang ahli Indonesia Prof. Dwidjoseputero dr IKIP Malang yg mengadakan penelitian sukses menemukan bahwa jamur Monila sitophila mampu melakukan reproduksi seksual, yaitu menciptakan askus. Selanjutnya, jamur ini dimasukkan dlm Ascomycota & diubah namanya menjadi Neurospora sitophila.
|
Ciri-Ciri Deuteromycota
Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik jamur yg tergolong dlm divisi Deuteromycota antara lain selaku berikut.
■ Multiseluler (bersel banyak) yg membentuk hifa tak bersekat, tetapi berbagai jenis merupakan organisme bersel tunggal yg membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan yg menguntungkan.
■ Sebagian besar mikroskopis (tidak dapat diperhatikan dgn mata telanjang).
■ Dinding sel terbuat dr zat kitin.
■ Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifa bersekat dgn sel yg berinti satu, tetapi pada umumnya berinti banyak..
■ Terbentuk spora dengan-cara vegetatif & belum diketahui fase kawinnya sehinga disebut jamur tak tepat atau imperfekti.
■ Berkembang biak dgn membentuk spora aseksual melalui fragmentasi & konidium yg bersel satu atau bersel banyak. Sedangkan reproduksi seksual belum dikenali.
■ Banyak yg bersifat menghancurkan atau mengakibatkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia & tumbuhan budidaya.
■ Hidup dengan-cara saprofit maupun benalu.
■ Biasanya berhabitat di daerah yg lembab.
Cara Hidup Deuteromycota
Semua jamur anggota divisi artifisial ini bereproduksi dengan-cara aseksual dgn konidia. Konidia dibuat diujung konidiosfora, dengan-cara pribadi pada hifa yg bebas. Beberapa jenis hidup pada dedaunan & sisa-sisa tumbuhan yg tenggelam di dasar sungai yg berarus deras.
Beberapa kalangan yg lain merupakan benalu pada protozoa & hewan-hewan kecil yang lain dgn berbagai cara. Beberapa jenis pula ditemui pada semut & sarang rayap.
Beberapa jamur parasit pada hewan-binatang kecil menyebarkan unbranched body di dlm badan korbannya, kemudian dengan-cara perlahan-lahan menyerap nutrien hingga korbannya mati. Setelah itu jamur tersebut memproduksi rantai spora yg mungkin menempel atau terpengaruhi oleh binatang-binatang lain yg akan menjadi korbannya.
Cara lain yaitu dgn menangkap mangsanya dgn hifa yg mampu menusuk, dgn menumpangi & melekat pada amuba. Salah satu golongan jamur penghuni tanah ada yg mampu menangkap cacing nematoda dgn membentuk cincin hifa atau hyphal loop.
Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dr ukuran tubuh nematoda & runcing pada kedua ujungnya. Tatkala nematoda memasukkan kepalanya ke dlm cincin hifa, cacing tersebut cenderung berusaha keluar dgn bergerak maju, bukan mundur, sehingga cacing tersebut justru terjebak pada kumparan hifa jamur tersebut. Perhatikan gambar berikut ini.
Setelah berhasil menjerat korbannya, jamur tersebut kemudian membentuk haustoria yg tumbuh menembus ke dlm badan cacing & mencernanya.
Cara Reproduksi Deuteromycota
■ Reproduksi aseksual terjadi dgn menciptakan konidia atau menghasilkan hifa khusus yg disebut konidiofor.
■ Meskipun tak memiliki reproduksi seksual, tetapi rekombinasi genetiknya masih dapat terjadi, sehingga disebut dgn paraseksualitas. Siklus paraseksual ini merupakan proses mengirim materi genetik tanpa lewat pembelahan meiosis & kemajuan dr struktur seksual.
Contoh Deuteromycota & Peranannya
Pada manusia, jamur anggota divisi Deuteromycota umumnya mengakibatkan penyakit. Contoh-contohnya yaitu selaku berikut.
■ Epidermophyton floocosum mengakibatkan penyakit kaki atlet (kutu air).
■ Microsporum sp. dan Trichophyton sp. mengakibatkan penyakit kurap atau panu. Karena hidup dikulit, kedua jamur tersebut sering disebut pula sebagaidermatophytes.
■ Candida albicans merupakan jamur mikroskopis yg mempunyai bentuk tubuh mirip ragi, tetapi sifat hidupnya yakni benalu. Penyakit yg ditimbulkannya adalah penyakit keputihan yg terjadi alasannya adanya bengkak pada vagina.
■ Tinea versicolor penyebab panu.
■ Melazasia fur-fur, penyebab panu.
■ Trychophyton tonsurans, mengakibatkan ketombe di kepala.
Deuteromycota pula mempunyai beberapa anggota yg merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan, di antaranya yakni selaku berikut.
■ Sclerotium rolfsie yaitu jamur yg menyebabkan penyakit bacin pada tanaman budidaya.
■ Helminthosporium oryzae yaitu teladan jamur parasit yg dapat merusak kecambah & buah serta mampu menjadikan noda-noda berwarna hitam pada daun inangnya (padi & jagung).
■ Alternaria benalu pada tumbuhan kentang.
■ Fusarium parasit pada tanaman tomat & kapas.
■ Diplodia parasit pada tanaman jagung.
■ Verticillium banyak menyerang bibit tumbuhan.
■ Colletrichum benalu pada bawang merah.