Delapan Nasehat Umar yang Bikin Kita “Tertampar”

Sejak masuk Islam, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu sudah membuat bumi Makkah bergetar. Orang-orang kafir Quraisy pun gemetar.

Tak lama setelah memproklamirkan diri sebagai muslim, ia mengajak para sobat untuk terperinci-terangan keluar. Melihat para sobat thawaf mengelilingi ka’bah dipimpin Hamzah & Umar, kaum musyrikin Makkah serasa melihat kobaran kilat & suara halilintar.

Ketika hijrah, Umar pergi dgn tantangan terbuka. “Aku mau berangkat hijrah. Siapa yg ingin anaknya menjadi yatim & istrinya menjadi janda, silahkan hadang aku!” Dan tak ada yg berani membatasi. Seluruh ksatria kaum musyirin gentar.

Ketika menjadi khalifah sesudah wafatnya Abu Bakar, Umar menorehkan sejarah selaku pemimpin Islam yg fenomenal. Keadilannya tersebar dr Madinah sampai batas negeri terluar. Maka Michael H Hart pun memasukkannya selaku salah satu dr 100 orang paling besar lengan berkuasa sepanjang sejarah insan. Umar tercatat menghasilkan futuhat Islamiyah paling besar.

Sahabat mulia bergelar al faruq ini tak cuma andal memimpin negara & tangguhdi medan perang. Ia pula seorang inspirator ulung yg usulan-nasehatnya menyentuh jiwa & produk ijtihadnya menjadi khazanah keilmuan dr zamannya hingga zaman kita.

Salah satu rekomendasi Umar bin Khattab diabadikan dlm kitab Nashaihul ‘Ibad. Ada delapan anjuran Umar bin Khattab dlm suatu atsar ia yg oleh Syekh Nawawi Al Bantany diberi judul Delapan Nasehat Umar:

  1. Barangsiapa meninggalkan ucapan yg tak perlu maka ia akan diberi pesan yang tersirat
  2. Barangsiapa meninggalkan pandangan yg tak perlu maka ia akan diberi kekhusukan dlm hati
  3. Barangsiapa meninggalkan makan yg berlebihan maka ia diberi kenikmatan beribadah
  4. Barangsiapa meninggalkan tertawa yg berlebihan maka ia akan diberi kewibawaan
  5. Barangsiapa meninggalkan humor maka ia akan diberi kehormatan
  6. Barangsiapa meninggalkan cinta duniawi maka ia akan diberi kecintaan pada akhirat
  7. Barangsiapa meninggalkan perhatiannya pada malu orang maka ia akan diberi kesanggupan untuk memperbaiki aibnya sendiri
  8. Barangsiapa meninggalkan pembahasan wacana bagaimana wujud Allah maka ia akan terhindar dr nifaq

Nasehat-rekomendasi ini luar biasa. Mari kita berupaya mengamalkannya. Meskipun di zaman kini, tantangannya relatif lebih besar. Medsos yg memfasilitasi kita lebih banyak berucap, mobilitas & media yg memfasilitasi kita lebih banyak memandang, aneka program humor yg menstimulus kita untuk lebih banyak tertawa, hingga gampangnya terusan isu yg membuat kita terjebak menguliti malu sesama. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Habib Umar bin al-Hafidz: Janganlah Kalian Shalat kecuali Berjamaah