Pengertian dari – Erosi dan Abrasi yaitu dua kata yang sering kita temui dalam ilmu tanah yang merupakan wawasan sosial. Untuk mendalami wacana arti erosi tanah utamanya pertanian yang disebabkan oleh kedua kejadian ini, baik itu arti abrasi maupun pengikisan secara biasa dan menurut para hebat berikut ini klarifikasi lengkapnya.
Daftar Isi
Definisi Erosi
Menurut G. kartasapoetra, dkk (1991: 35), erosi adalah pengikisan atau kelongsoran yang bahu-membahu ialah proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan angin dan air, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat langkah-langkah atau perbuatan manusia.
Erosi yakni sebuah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan dari sebuah kawasan ke daerah yang lain. Dalam pemahaman lebih sederhana, erosi ialah insiden abrasi tanah, sedimen, batuan, dan pertikel lain, akibat angin, air atau es dan kerekteristik hujan.
Macam-macam Erosi
Erosi dalam bahasa Inggris disebut dengan erosion, menurut kecepatannya terbagi menjadi 2 macam yaitu abrasi tanah dan abrasi geologi.
Menurut G. Kartasapoetra (1991: 48) menerangkan bahwa abrasi terdiri atas accelerated erosion (pengikisan yang dipercepat) dan wajar erosion (erosi geologi).
1. Accelerated Erosion (erosi yang dipercepat).
Erosi tanah yakni penyingkiran dan pengangkutan materi dalam bentuk larutan atau suspensi dari tapak semula oleh pelaku berbentukair mengalir (ajaran limpasan), es bergerak atau angin (Tejoyuwono Notohadiprawiro, 1998: 74).
Accelerated erosion (erosi yang dipercepat) umumdisebut abrasi tanah ialah bentuk erosi yang proses penghancuran tanah (batuan) jauh lebih singkat daripada pem bentukannya. Erosi tanah lazimnya dipercepat oleh kegiatan manusia dalam menge lola lahan tanpa memperhatikan bagian-bagian kelestarian alam. Erosi jenis inilah yang kadang-kadang menjadikan problem kerusakan sumberdaya lahan.
2. Normal Erosion (Erosi Geologi).
Erosi geologi ialah bentuk pengikisan yang proses abrasi atau penghancuran tanahnya relatif sepadan dengan proses pembentukannya. Gejala alam ini dapat dibilang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
Proses terjadinya abrasi dikemukakan oleh G.R. foster & L.D. meyer, (dalam G. Kartasapoetra, dkk, 1991: 41), bahwa abrasi akan mencakup proses-proses:
- Detachment atau pelepasan partikel-partikel tanah.
- Transportation atau penghanyutan partikel-partikel tanah.
- Deposition atau pengendapan partikel-partikel tanah yang telah dihanyutkan.
Klasifikasi Erosi
Erosi bila diklasifikasikan berdasarkan zat pelaku atau pengikisnya, ialah:
1. Erosi Air.
Contoh Gambar Erosi Air |
Massa air yang mengalir, baik gerakan air di dalam tanah maupun di permukaan bumi berbentuksungai atau air larian permukaan selamban apapun pasti memiliki daya kikis. Sedikit demi sedikit, air yang mengalir itu mengerosi batuan atau tanah yang dilaluinya. Semakin cepat gerakan air mengalir, semakin tinggi pula daya kikisnya. Oleh karena itu, sungai-sungai di wilayah perbukitan atau pegunungan yang alirannya deras memiliki lembah yang lebih curam dan dalam daripada sungai di wilayah dataran yang alirannya relatif damai.
Secara umum dilihat dari tahapan kerusakan tanah yang terkikis, erosi air terdiri atas empat tingkatan, yakni selaku berikut.
- Erosi Percik (Splash Erosion). Erosi percik merupakan bentuk erosi tanah oleh percikan air hujan. Pada saat titik air hujan memercik ke permukaan tanah, butiran-butiran air akan menumbuk kemudian mengikis partikel tanah serta memindahkannya ke tempat lain di sekitarnya.
- Erosi Lembar (Sheet Erosion). Erosi lembar merupakan tahapan kedua dari erosi air. Pada tahapan ini, lapisan tanah paling atas (top soil) yang kaya akan bahan humus penyubur tanah hilang terkikis sehingga tingkat kesuburan dan produktivitasnya mengalami penurunan.
- Erosi Alur (Riil Erosion). Jika proses pengikisan lembar terus berjalan maka pada permukaan tanah akan terbentuk alur-alur yang searah dengan kemiringan lereng. Alur-alur erosi ini merupakan daerah air mengalir dan mengikis tanah.
- Erosi Parit (Gully Erosion). Pada tahap ini alur-alur abrasi berkembang menjadi parit-parit atau lembah yang dalam berbentuk karakter U atau V. Erosi parit banyak terjadi di daerah yang mempunyai kemiringan tinggi dengan tingkat penutupan vegetasi sungguh sedikit.
2. Erosi Angin.
Contoh Gambar Erosi Angin |
Erosi oleh pengerjaan angin (deflasi) banyak terjadi di daerah gurun beriklim kering yang sering terjadi badai pasir yang diketahui dengan perumpamaan harmattan atau chamsina. Pada dikala insiden badai tersebut, butiran-butiran batu dan pasir yang terbawa angin akan mengikis bongkah batuan yang dilaluinya.
3. Erosi Glasial.
Contoh Gambar Erosi Glasial |
Erosi glasial (Glacial erosion) yakni bentuk pengikisan massa batuan oleh gletser, adalah massa es yang bergerak. Gletser terdapat di kawasan kutub atau di pegunungan tinggi yang puncaknya senantiasa tertutup oleh lembaran salju dan es, seperti Pegunungan Jayawijaya, Rocky, dan Himalaya. Massa gletser yang bergerak menuruni lereng pegunungan balasan gaya berat maupun pencairan es akan mengikis kawasan-kawasan yang dilaluinya. Massa batuan hasil abrasi yang diangkut tolong-menolong dengan gerakan gletser dinamakan morain.
4. Erosi Gelombang Laut.
Contoh Gambar Erosi Gelombang Laut |
Erosi oleh gelombang bahari dinamakan pula pengikisan atau erosi marin. Gelombang laut yang bergerak ke arah pantai mampu mengikis bahkan memecahkan kerikil-kerikil karang di pantai, lalu diangkut ke daerah-tempat lain di sekitarnya atau ke arah laut dan samudra.
Faktor-aspek yang mampu mensugesti kekuatan erosi antara lain:
- Kekerasan batuan. Semakin keras jenis batuan yang ada di pantai, semakin tahan kepada abrasi.
- Gelombang bahari. Semakin besar gelombang yang bergerak ke arah pantai, kian besar kemungkinannya untuk mengerosi wilayah pantai.
- Kedalaman maritim di paras pantai. Jika laut yang terletak di wajah pantai merupakan maritim dalam, gelombang bahari yang terjadi lebih besar ketimbang maritim yang dangkal, sehingga kekuatan abrasi akan lebih besar.
- Jumlah material yang dibawa gelombang khususnya watu dan pasir. Semakin banyak material yang dimuat makin berpengaruh daya abrasinya.
Bentang alam khas yang sering kita temui sebagai akhir adanya pengikisan antara lain selaku berikut.
- Cliff, yakni pantai yang berdinding curam sampai tegak.
- Relung, yakni cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff.
- Dataran Abrasi, yaitu hamparan kawasan dataran akibat pengikisan. yang mampu dilihat dengan terperinci saat air bahari surut.
- Gua maritim (Sea Cave).
Kesimpulan: Jadi sangat terperinci bahwa pengikisan dan abrasi sangat berlainan dan perbedaan antara erosi dan abrasi sungguh menonjol mirip penjelsan yang disebutkan diatas.
REFERENCE:
Kartasapoetra, G, dkk, Teknologi Konservasi Tanah dan Air, 1991, Rineka Cipta, Jakarta.
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen P dan K. Jakarta.