Sementara itu usulan dari Hans Kohn ( German ) bangsa diartikan menjdai buah hasil tenaga hidup dalam sejarah, serta karena itu senantiasa bergelombang serta tidak pernah membeku. Kebanyakan bangsa memiliki faktor objektif tertentu yng membedakannya yang dengannya bangsa lain. Faktor – faktor itu berbentukpersamaan keturunan, wilayah, bahasa, norma istiadat, kesamaan politik, perasaan, serta agama. berbeda yang dengannya Jalobsen serta lipman yng mengartikan bangsa menjdai kesatuan budaya serta sebuah kesatuan politik. Secara sosiologis – antropologis bangsa diartikan menjdai komplotan hidup masyarakat yng berdiri sendiri. Setiap anggota komplotan yng hidup terasa satu kesatuan ras, bahasa, serta norma istiadat. Persekutuan hidup semacam itu dalam suatu Negara bisa yakni persekutuan hidup yng lebih banyak didominasi serta komplotan hidup minoritas.
Unsur-komponen Terbentuknya Bangsa
Menurut Hans Kohn, kebanykan bangsa terbentuk karena adanya faktor2 objektif tertentu yang membedakannya dari bangsa lain, yakni kesamaan keturunan, kawasan, bahasa, adat-istiadat, kesamaan politik, perasaan, serta agama. Dengan demikian, faktor objektif paling penting bagi terbentuknya sebuah bangsa ialah adanya hasratataupun kemauan bersama (“nasionalisme”).
Contoh: Terbentuknya bangsa Indonesia dgn kebhinekaan suku, agama, ras, serta kelompok yang terhampar dari Sabang hingga Merauke telah teruji dlm masa waktu lebih dari 3 masa. Pada periode penjajahan Belanda selama 350 thn serta Jepang 3,5 tahun, walaupun dgn banyak sekali politik pecah-belah serta mencerai-beraikan, akan namun tdk bisa dijauhkan niat, tekad, jiwa, serta semangat bangsa Indonesia dlm membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Friedrich Hertz (Jerman) dalam bukunya ‘Nationality in History and Politic’ mengemukakan bergotong-royong ada empat unsur yang kuat bagi terbentuknya sebuah bangsa, yaitu:
- Keinginan bagi atau mampu juga dibilang untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi, serta solidaritas.
- Keinginan bagi atau mampu juga dibilang untuk meraih kemerdekaan serta keleluasaan nasional sepenuhnya, adalah bebas dr dominasi serta campur tangan bangsa aneh kepada urusan dlm negerinya.
- Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualitas, keaslian/kekhasan. Contoh: menjunjung tinggi bahasa nasional yang mampu bangun diatas kaki sendiri.
- Keinginan bagi atau bisa juga dibilang untuk menonjol di antara bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan, efek, serta prestise.
Source Article and Picture :