Dasar Pengendalian Korosi

DASAR PENGENDALIAN


Dasar pengendalian korosi secara garis besar mampu dikelompokkan menjadi empat, adalah:
1. Membuat logam tahan korosi.
Metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan ketahanan korosi dari logam dalam lingkungan tertentu. Metode ini akan melibatkan jago metalurgi. Ketahanan korosi dari logam dapat diperoleh alasannya pada permukaan logam mampu dihindarkan adanya daerah-daerah anodik dan katodik, atau mengakibatkan permukaan logam tertutup oleh lapisan yang protektif mirip baja tahan karat dan sebagainya. Metode ini akan menyebabkan harga logam menjadi tinggi.
2. Membuat lingkungan menjadi tidak korosif.
Metode ini umumnya dijalankan dengan menggunakan zat kimia yang ditambahkan ke dalam lingkungan elektrolit. Metode ini cocok untuk lingkungan yang terbatas dan terkontrol. Zat kimia yang disertakan mampu mensugesti reaksi di anoda, katoda ataupun keduanya, sehingga proses korosi diperlambat. Zat kimia yang ditambahkan disebut selaku inhibitor.
3. Membalikkan arah korosi.
Tujuan tata cara ini yakni membalik arus arah korosi sehingga proses korosi logam dikurangi atau bahkan ditiadakan sama sekali. Metode ini biasanya disebut selaku perlindungan katodik, di mana proses korosi dicegah dengan jalan memperlakukan logam yang dilindungi sebagai katoda.
4. Memisahkan logam dari lingkungan.
Metode ini ialah yang paling populer dan banyak dipakai. Metode ini mencakup pelapisan dengan lapis lindung organik atau anorganik (logam dan bukan logam). Teknik santunan mampu dilakukan dengan pengecatan, semprot, lapis listrik, celup dan sebagainya. Untuk proses lapis listrik (elektroplating), logam yang umum digunakan untuk melapis yakni kadmium, krom, tembaga, emas, timah putih, timah hitam, nikel, perak dan seng. Sedangkan untuk paduan antara lain kuningan, perunggu, nikel-besi dan sebagainya. Dilihat dari fungsi proteksinya, jenis logam pelindung mampu dibagi menjadi dua. Golongan pertama yakni logam yang bersifat sacrificial, adalah logam yang bersifat lebih anodis dari logam yang dilindungi sehingga akan habis apalagi dulu. Golongan kedua yaitu logam yang betul-betul melindungi sehingga bersifat katodis dan mengisolasi permukaan bahan biar terpisah dari lingkungan.
F.    METODE PENGENDALIAN KOROSI
Metoda-metoda yang di kerjakan dalam pengendalian korosi ialah :
– Menekan terjadinya reaksi kimia atau elektrokimianya seperti reaksi anoda dan katoda
– Mengisolasi logam dari lingkungannya
– Mengurangi ion hydrogen di dalam lingkungan yang di kenal dengan mineralisasi
– Mengurangi oksigen yang larut dalam air
– Mencegah kontak dari dua material yang tidak sejenis
– Memilih logam-logam yang mempunyai unsure-komponen yang berdekatan
– Mencegah celah atau menutup celah
– Mengadakan perlindungan katodik,dengan menempelkan anoda umpan.
G.    PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PELAPISAN
Metode pelapisan adalah sebuah upaya menertibkan korosi dengan menerapkan suatu lapisan pada permukaan logam besi. Misalnya, dengan pengecatan atau penyepuhan logam.
Penyepuhan besi umumnya memakai logam krom atau timah. Kedua logam ini mampu membentuk lapisan oksida yang tahan terhadap karat (pasivasi) sehingga besi terlindung dari korosi. Pasivasi yaitu pembentukan lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan terhadap korosi sehingga dapat menangkal korosi lebih lanjut.
Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), namun seng tidak membentuk lapisan oksida seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban demi besi. Seng yaitu logam yang lebih reaktif dari besi, seperti mampu dilihat dari berpeluang setengah reaksi oksidasinya:
Zn(s) →Zn2+(aq) + 2e–    Eo= –0,44 V
Fe(s) →Fe2+(g) + 2e–      Eo= –0,76 V
Oleh alasannya itu, seng akan terkorosi terlebih dulu daripada besi. Jika pelapis seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih singkat dari keadaan normal (tanpa seng).
Paduan logam juga ialah metode untuk mengendalikan korosi. Baja stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah kecil krom dan nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang mengganti memiliki peluang reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi.
H.    PERLINDUNGAN DENGAN ANODIK DAN KATODIK
Proteksi katodik yakni tata cara yang sering diterapkan untuk mengendalikan korosi besi yang dipendam dalam tanah, mirip pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki penyimpan BBM. Logam reaktif mirip magnesium dihubungkan dengan pipa besi. Oleh alasannya adalah logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, Mg akan teroksidasi terlebih dulu. Jika semua logam Mg telah menjadi oksida maka besi akan terkorosi. Proteksi katodik ditunjukkan pada gambar dibawah.
Reaksi yang terjadi mampu ditulis sebagai berikut.
Anode : 2Mg(s) → 2Mg2+(aq) + 4e–
Katode : O2(g) + 2H2O (l) + 4e– → 4OH–(aq)
Reaksi : 2Mg(s) + O2(g) + 2H2O → 2Mg(OH)2(s)
Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan selalu diperiksa biar jangan sampai habis karena bermetamorfosis hidroksidanya.