close

Dampak Resesi Dunia 2023 Terhadap Pemerintah dan Masyarakat

resesi dunia

Resesi dunia 2023– Menurut mantan Ketua APTISI (Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M. Ec), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan jauh melampaui perkembangan tahun 2021 yg cuma sebesar 3,69%. Sebelumnya, forum ekonomi & riset ternama, Bloomberg, pada pertengahan tahun kemudian mengeluarkan hasil riset yg menyatakan kemungkinan resesi ekonomi pada tahun 2023 utamanya akan terjadi di negara-negara seperti Amerika Serikat & Uni Eropa dgn probabilitas antara 40% hingga 55%.

Meskipun Indonesia dinilai cukup baik, tetap saja terdapat ancaman resesi dgn probabilitas sebesar 3%, yg masih lebih rendah dibandingkan dgn negara-negara ASEAN lainnya seperti Filipina (8%), Thailand (10%), Vietnam (10%), & Malaysia (13%). Pada Artikel kali ini, kita akan membahas pengertian, tpenyebab, & potensi resesi.

Dalam laporannya yg berjudul “Is a Global Recession Imminent?”, Bank Dunia memperkirakan kemungkinan adanya resesi ekonomi global pada tahun 2023. Indikasi semakin memperkuat prediksi tersebut, tergolong diantaranya ialah kenaikan suku bunga contoh dengan-cara agresif yg dijalankan oleh bank sentral di aneka macam negara untuk menangani laju inflasi.

Table of Contents

Pengertian Resesi

Resesi yaitu kondisi tatkala perekonomian suatu negara mengalami penurunan dlm waktu yg cukup usang atau lebih dr satu kuartal berturut-turut, ditandai dgn penurunan output bikinan, pengangguran yg tinggi, & penurunan tingkat harga.

Baca juga: Dampak Positif & Negatif IPTEK di Berbagai Bidang

Sering kali terjadi karena berbagai faktor, mirip fluktuasi seruan pasar, penurunan investasi, penurunan produksi, & faktor eksternal seperti musibah atau perang, resesi lazimnya mempunyai efek negatif yg besar pada ekonomi & masyarakat, mirip meningkatnya tingkat pengangguran, penghematan investasi, & penurunan daya beli penduduk .

Penyebab Resesi Dunia

Beberapa penyebab yg dianggap dapat menyebabkan terjadinya resesi ekonomi global di tahun 2023 antara lain:

Pandemi Covid-19

Meskipun mulai mereda & banyak negara yg sudah membuka kegiatan mirip biasa. Namun, pada ketika meluasnya wabah Covid-19 pada permulaan tahun 2020 sampai awal tahun ini, kegiatan ekonomi global menurun drastis. Setiap negara lebih konsentrasi untuk menangani Covid-19 & menerapkan pembatasan aktivitas, tergolong kegiatan ekonomi.

Baca juga: Entitas Adalah: Pengertian Berbagai Konsep

Akibatnya, perkembangan ekonomi dengan-cara global mengalami kontraksi. Pada saat yg sama, banyak negara melaksanakan proteksi atas hasil pangan untuk mengantisipasi wabah Covid-19 yg berkepanjangan & berakibat pada meningkatnya harga pangan lantaran kurangnya suplai. Indonesia pula sempat mengalami resesi ekonomi pada simpulan tahun 2020 akhir pandemi Covid-19.

Perang Rusia-Ukraina

Perang yg berlangsung semenjak bulan Februari lalu, sudah menetralisir PDB global sampai USD2,8 triliun. Konflik Rusia- Ukraina mengusik rantai pasok global sehingga menyebabkan krisis utamanya di sektor pangan & energi, yg pada risikonya mengakselerasi laju inflasi, merupakan faktor utama penyebab terjadinya resesi ekonomi global yg diprediksi akan terjadi pada tahun 2023 mendatang.

Tingginya Tingkat Inflasi

Dalam laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2022, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan laju inflasi global mencapai 8,8% pada 2022 & akan menurun pada tahun 2023 yaitu menjadi 6,5%.

Baca juga: Peluang Bisnis 2023: Ide Bisnis Potensial

Inflasi Indonesia menurut Bank Indonesia diproyeksikan menurun & kembali ke dlm target 3,0±1% pada 2023 & 2,5±1% pada 2024. Beberapa negara sudah menawan insentif moneter & fiskalnya sebagai upaya menanggulangi risiko dr inflasi yg terus meningkat.

Kenaikan Suku Bunga Acuan

Bank sentral di seluruh dunia dikala ini memajukan suku bunga teladan sejak semester kedua tahun ini, mirip Bank of England & Federal Reserve (The Fed). Peningkatan tekanan inflasi di negara Barat & Amerika Serikat mendorong bank sentral untuk terus meningkatkan suku bunga pola agar inflasi mampu dikendalikan.

Negara-negara anggota G20 mirip Brasil, India, & Indonesia pula mengalami peningkatan suku bunga contoh pada tahun 2022. Sebagai contoh, Bank of England sudah memaksimalkan suku bunga contoh sebesar 200 basis poin, sementara The Fed telah mengoptimalkan suku bunga pola sebesar 300 basis poin.

Sebagai respon , Bank Indonesia pula mengembangkan suku bunga contoh sebesar 50 basis poin menjadi 5,25% pada November 2022.

Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa faktor lain yg mampu menyebabkan resesi ekonomi global mirip ketegangan perdagangan antar negara, krisis keuangan di suatu negara atau kawasan, & musibah yg besar.

Namun, walaupun terdapat banyak faktor pemicu resesi ekonomi, tak semua negara akan terkena dampaknya dengan-cara sama. Beberapa negara dgn kondisi ekonomi yg lebih stabil & berpengaruh mampu lebih bertahan & pulih lebih singkat dr resesi ekonomi.

Dampak Resesi Dunia 2023

Resesi menenteng efek negatif pada perekonomian & banyak sekali jenis bisnis akan terdampak. Selain itu, keadaan kredit pula akan makin sukar tatkala ajakan atau pengajuan kredit menurun.

Dampak dr resesi tak hanya terasa pada bisnis, tetapi pula pada pemerintah & individu. Berikut adalah beberapa pengaruh resesi yg terjadi pada pemerintah, perusahaan, & pekerja.

Dampak Resesi Dunia Pada Sektor Pemerintah

Dampak yg paling dicicipi adalah peningkatan jumlah pengangguran. Oleh karena itu, pemerintah mesti secepatnya memperoleh penyelesaian untuk menanggulangi resesi sehingga lapangan kerja mampu dibuka kembali.

Tidak cuma itu, tunjangan pemerintah pula akan meningkat lantaran setiap negara membutuhkan dana besar untuk membiayai kebutuhan pembangunan.

Baca juga: Teknologi Blockchain & Implikasinya Terhadap Ekonomi

Sumber pemasukan negara, baik dr pajak maupun non-pajak, pula akan menurun karena resesi mengakibatkan penghasilan pekerja menjadi lebih rendah.

Namun, di segi lain, pembangunan di berbagai sektor pemerintah tetap mesti dikerjakan untuk menjamin kesejahteraan masyarakat.

Dampak Resesi Dunia Pada Perusahan

Resesi dunia dapat memicu kebangkrutan bisnis lantaran adanya beberapa faktor yg memengaruhi, mirip ekonomi negatif, sumber daya riil yg tergerus, krisis kredit, penurunan harga aset, & lain sebagainya.

Dampak resesi yg menghipnotis penduduk yakni kian hati-hatinya mereka dlm memakai uang, sehingga ajakan menurun & laba perusahaan menurun pula.

Menurunnya profitabilitas memaksa perusahaan untuk melaksanakan efisiensi dgn menutup bisnis yg kurang menguntungkan & memotong ongkos operasional.

Namun, dlm upaya tersebut, perusahaan mampu menurunkan upah pekerja atau melaksanakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Dampak Resesi Dunia Pada Pekerja

Dampak resesi sungguh terasa bagi para pekerja, terutama dlm bentuk pemutusan korelasi kerja (PHK) yg mengakibatkan kehilangan pemasukan utama. Hal ini sangat menghipnotis kebutuhan dasar pekerja & keluarganya.

Di segi lain, dilema pengangguran pula dapat berdampak pada aspek sosial, seperti mengembangkan potensi terjadinya kerusuhan dlm masyarakat. Selain itu, pengangguran massal pula mampu mengancam stabilitas kehidupan berbangsa & bernegara. Oleh karena itu, penyelesaian yg sempurna & efektif mesti secepatnya dicari untuk menanggulangi resesi guna menangkal terjadinya efek yg lebih besar di penduduk .

Tantangan Menghadapi Resesi Dunia 2023

Ancaman resesi ekonomi global ini perlu diantisipasi oleh pemerintah dgn melakukan langkah-langkah pencegahan untuk mendorong kinerja perekonomian nasional. Walaupun saat ini kinerja perekonomian nasional masih positif, tetapi kalau terjadi resesi ekonomi global, Indonesia mampu terkena dampaknya & mengalami resesi ekonomi. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menjaga keadaan perekonomian nasional biar tetap berpengaruh.

Menurut pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Indonesia mempunyai potensi kecil untuk terdampak resesi global pada tahun 2023. Hal ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas manufaktur yg tampakdr surplus neraca jual beli Indonesia pada bulan Agustus 2022. Kondisi ini diyakini akan menjadi katalis positif bagi perekonomian Indonesia walaupun arus ekonomi global masih belum pasti.

Beberapa lembaga keuangan global, seperti IMF & World Bank, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus berkisar antara 5,1% hingga 5,2% pada tahun 2022. Meskipun demikian, Sri Mulyani mengingatkan bahwa pemerintah perlu tetap berhati-hati & mengambil kebijakan moneter & fiskal yg tepat untuk menghalangi terjadinya resesi.

Meskipun resesi global pada tahun 2023 tak diperkirakan akan mempunyai efek signifikan pada perekonomian Indonesia, namun pemerintah harus tetap mengambil perbuatan preventif & mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis.

Cara Menghadapi Resesi Dunia 2023

Berikut ialah beberapa cara yg bisa dikerjakan untuk menghadapi resesi dunia yg diperkirakan terjadi pada tahun 2023:

Meningkatkan Daya Saing Ekonomi Nasional

Meningkatkan daya saing ekonomi nasional dgn memajukan kualitas sumber daya manusia & infrastruktur, serta menunjukkan insentif bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini akan membuka lapangan kerja gres & mendorong perkembangan ekonomi.

Diversifikasi Sumber Pendapatan Negara

Negara perlu memperbanyak sumber pemasukan selain pajak & non-pajak seperti ekspor & pariwisata. Hal ini akan meminimalisir ketergantungan negara pada sektor tertentu & meminimalkan risiko terjadinya penurunan pendapatan negara.

Memperkuat Sektor Riil

Memperkuat sektor riil mirip industri manufaktur & pertanian sehingga mampu memberikan peran serta besar dlm memperkuat perekonomian nasional.

Mendorong Investasi Dalam Negeri

Pemerintah mesti mendorong investasi dlm negeri untuk mengurangi ketergantungan pada investasi abnormal yg condong volatil.

Menerapkan Kebijakan Fiskal & Moneter Yang Tepat

Pemerintah perlu menerapkan kebijakan fiskal & moneter yg sempurna untuk memperkuat perekonomian nasional. Kebijakan fiskal bisa berupa pengeluaran untuk memperkuat sektor-sektor penting, sedangkan kebijakan moneter dapat dilaksanakan dgn menurunkan suku bunga atau melaksanakan kebijakan yang lain yg bisa mengembangkan likuiditas di pasar.

Meningkatkan Kerjasama Internasional

Meningkatkan kerjasama internasional dgn negara-negara lain dlm rangka mencari penyelesaian yg tepat & meminimalisir efek resesi dunia.

Memperkuat Sektor Keuangan

Memperkuat sektor keuangan nasional dgn mengembangkan regulasi & pengawasan kepada perbankan & pasar modal supaya tak terjadi gejolak ekonomi yg berlebihan.

Mendorong Inovasi & Digitalisasi

Mendorong inovasi & digitalisasi pada sektor-sektor ekonomi untuk mengembangkan efisiensi & produktivitas. Hal ini akan membantu mengurangi biaya bikinan & mengembangkan daya saing produk dlm pasar global.

Memperkuat Sistem Proteksi Sosial

Pemerintah perlu memperkuat metode proteksi sosial untuk melindungi masyarakat yg terdampak resesi & meminimalkan risiko kemiskinan, berikut upaya masyarakat dlm menghadapi resesi dunia 2023:

Menciptakan Peluang Bisnis

Meskipun resesi global pada tahun 2023 mungkin akan mempunyai pengaruh pada banyak sektor bisnis, tetapi ada beberapa potensi bisnis yg bisa dijajaki. Beberapa potensi bisnis yg bisa dicoba yaitu:

  • Bisnis E-Commerce
  • Bisnis katring online
  • dll nya

Mengontrol Pengeluaran dgn Bijak

Penting untuk berbelanja kebutuhan yg memang dibutuhkan & menyingkir dari pengeluaran yg berlebihan. Hal ini bermaksud untuk memutuskan bahwa sisa dana dapat dialokasikan untuk keperluan lain seperti membayar utang, menabung, & melakukan investasi.

Melunasi Utang

Usahakan untuk menghalangi utang, utamanya untuk keperluan yg bersifat konsumtif. Idealnya, rasio utang dibawah 30% dr penghasilan bulanan. Namun, dlm menghadapi resesi, sebaiknya rasio utang diperkecil. Pastikan untuk melunasi utang yg mempunyai bunga besar.

Persiapkan Dana Darurat & Asuransi

Dana darurat yg perlu disiapkan sebesar 3-6 kali jumlah pengeluaran bulanan. Asuransi pula penting untuk meminimalkan gangguan keuangan yg mungkin muncul akhir kebutuhan dana besar dlm waktu singkat.

Mencari Pendapatan Tambahan

Resesi dunia bisa mengakibatkan pemutusan korelasi kerja dengan-cara besar-besaran. Oleh karena itu, persiapkan diri dgn mencari pemasukan embel-embel untuk menambah simpanan.

Investasi & Menabung

Menabung & berinvestasi merupakan cara yg penting untuk memperkuat keuangan ketika menghadapi resesi. Upayakan untuk menabung lebih banyak dr biasanya, terutama untuk menyiapkan dana darurat.

Kesimpulan

Para jago ekonomi & lembaga finansial global mirip IMF & World Bank memproyeksikan kemajuan ekonomi global akan melambat & bahkan mengalami resesi di tahun 2023. Resesi ini akan memiliki pengaruh negatif pada banyak sekali sektor baik pemerintah, perusahaan & lapisan penduduk di seluruh dunia.

Referensi

  1. http://new.widyamataram.ac.id/
  2. Agus Rodani, “Kiat Mengatasi Laju Inflasi & Ancaman Resesi Tahun 2023”, Kementerian Keuangan, 15 November 2022.
  3. Brinkman Marcel, Sarma Vijay, “Investasi Infrastruktur Tidak Akan Sama Lagi”, McKinsey & Company, 1 Agustus 2022.
  4. Guénette, Justin Damien, M. Ayhan Kose, & Naotaka Sugawara (2022). “Apakah Resesi Global Akan Terjadi?” Catatan Kebijakan Pertumbuhan Seimbang, Keuangan, & Institusi No. 4, Bank Dunia, Washington, DC.
  5. McNeely Allison, “Resesi Ringan Akan Datang pada 2023”, Bloomberg, 23 September 2022.

  Solusi Penyimpanan Big Data