Daftar Perbedaan Ciri 7 Filum Alga (Protista Mirip Tumbuhan) dalam Bentuk Tabel

Protista mirip tanaman meliputi alga uniseluler & multiseluler sederhana. Fosil alga yg pernah ditemukan diperkirakan berasal dr zaman Precambrian 1,21,4 miliar tahun yg kemudian. Dengan demikian, tak dapat disangkal bahwa alga sudah ada sepanjang zaman Paleozoic, yakni sekitar 500 juta tahun yg kemudian. Protista mirip tanaman uniseluler sering disebut pula sebagai fitoplankton, sedangkan Protista mirip tanaman multiselular sering disebut alga.

Protista fotosintetik ini tersebar dengan-cara luas di lautan & danau-danau. Walaupun sebagian tergolong organisme mikroskopik, organisme ini memiliki tugas yg sungguh penting. Fitoplankton di lautan menyumbangkan sekitar 70% dr semua acara fotosintesis yg ada di muka bumi ini, yakni menyerap karbon dioksida, mengisi atmosfer dgn oksigen, & menyokong siklus kehidupan dlm jaring-jaring kuliner dlm kehidupan air.

Protista mirip tumbuhan, dibagi menjadi 7 filum, yaitu Euglenophyta, Chrysophyta, Bacillariophyta (Diatomae), Pyrrophyta (Dinoflagellata), Rhodophyta, Phaeophyta, & Chlorophyta. Berikut ini penjelasan singkat mengenai ketujuh filum alga atau ganggang tersebut.
 Euglenophyta
Filum Euglenophyta dinamai berdasarkan genus yg melimpah pada filum ini, yaitu Euglena. Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yg mempunyai flagela, vakuola kontraktil, stigma yg dapat menangkap cahaya (photoreceptive eyespot), & kloroplas. Euglenophyta mampu hidup dengan-cara autotrof atau heterotrof.

Beberapa jenis Euglena yg autotrof dapat menjadi heterotrof tatkala tingkat cahaya rendah. Euglenophyta mengandung klorofil a & b serta berbagai jenis karotenoid. Karbohidrat hasil fotosintesis disimpan dlm bentuk paramilum. Perkembangbiakan dilakukan dengan-cara aseksual lewat pembelahan biner.

 Chrysophyta (Alga cokelat-keemasan)
Chrysophyta pada umumnya hidup di air tawar, walaupun beberapa ada yg hidup di air bahari. Alga golongan ini mempunyai kuliner yg disimpan sebagai laminarin, yaitu sebuah polisakarida sebagai tabungan makanan pada alga ini, & memiliki pigmen fotosintetik, yakni klorofil c, klorofil a, xantofil, & pigmen karoten. Alga cokelat-keemasan memiliki variasi struktur & bentuk.

Sebagian tak mempunyai dinding sel & mampu merayap mirip Amoeba. Sebagian lagi mempunyai dinding sel yg terbuat dr selulosa. Biasanya, Alga cokelat-keemasan yg memiliki dinding sel pektin, mempunyai dua flagel. Alga cokelat-keemasan memiliki klorofil a, klorofil b, pigmen karoten, & pigmen fucoxanthin yg merupakan sumber warna keemasan alga ini. Contoh spesies anggota Chrysophyta yakni Dinobryon.

 Bacillariophyta (Diatom)
Anggota kalangan ini mampu hidup di air tawar & air maritim. Bacillariophyta mempunyai kuliner yg disimpan sebagai leukosin & mempunyai pigmen fotosintetik, yakni klorofil a, klorofil c, xantofil, & karoten. Diatom menyekresikan dioksida silisium (disebut pula selaku frustule) yg kemudian membentuk deposit fosil yg diketahui selaku tanah diatom.

Tanah diatom dapat dipakai selaku materi pembuat saringan & selaku materi adonan penggosok. Beberapa anggota Chrysophyta merupakan organisme uniseluler & sebagian hidup berkoloni. Umumnya berkembang biak dengan-cara aseksual, namun sebagian menciptakan gamet & melaksanakan reproduksi seksual.

Diatom dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pennalean yg mempunyai badan yg simetri bilateral & bentuk badan yg panjang; kelompok centralean dgn simetri radial & bentuk bulat gemuk. Diatom dapat pula digunakan selaku indikator untuk kualitas air, pasta gigi, & sebagai penanda usia fosil. Beberapa acuan spesiesnya, antara lain Rhaponeis sp., Triceratium pentacrinus, Arachnoidiscus ehrenbergi, & Trinaria regina.

 Pyrrophyta (Dinoflagellata)
Dinoflagellata diberi nama demikian karena pergerakan yg dibantu dua flagela mirip cambuk (dalam bahasa Latin, dino artinya pusaran air). Beberapa Dinoflagellata ditutup oleh membran sel, sedangkan yang lain ada yg ditutupi oleh dinding selulosa mirip halnya sel pada flora. Walaupun berbagai macam Dinoflagellata hidup di air tawar, biasanya Dinoflagellata hidup di lautan misalnya Ceratium sp.
Di lautan mereka yakni organisme yg penting sebagai kuliner bagi organisme yg lebih besar. Di laut, banyak Dinoflagellata yg mengeluarkan cahaya (bioluminesens) berwarna hijau biru yg sangat indah pada malam hari. Klorofil hijau Dinoflagellata biasanya ditutup oleh pigmen merah yg membantu menangkap energi cahaya.

Ketika air dlm kondisi hangat & kaya akan nutrisi, populasi Dinoflagellata akan meledak. Jumlah Dinoflagellata akan sedemikian banyaknya sehingga air akan berwarna merah oleh warna dr tubuh. Peristiwa ini diketahui dgn gelombang merah (red tide). Tatkala terjadi gelombang merah, ribuan ikan mati lemas akhir insang mereka tersumbat atau kekurangan oksigen oleh miliaran Dinoflagellata yg mati & membusuk.

Akan tetapi, tiram & remis “berpesta” dgn menyaring jutaan makanan mereka dr air. Dalam proses ini, badan mereka akan menghimpun racun saraf yg dibuat Dinoflagellata dlm jumlah yg cukup besar. Jika insan mengkonsumsi Molusca tersebut, mampu mengakibatkan keracunan akibat akumulasi racun saraf Dinoflagellata.

 Rhodophyta (Alga Merah)

Rhodophyta mempunyai pigmen berwarna merah (fikoeritrin) yg sungguh banyak. Umumnya, Rhodophyta multiseluler, namun terdapat pula Rhodophyta yg uniseluler. Alga merah multiseluler umumnya makroskopis & struktur tubuhnya mirip flora (talus). Talus pada Rhodophyta berupa helaian atau mirip tumbuhan. Siklus hidup Rhodophyta berbeda satu sama lain.

Tidak mirip alga lainnya, Rhodophyta tak memiliki fase berflagel dlm siklus hidupnya. Untuk kawin, gamet bergantung pada arus air. Banyak anggota Rhodophyta tubuhnya dilapisi kalsium karbonat, misalnya Coralina. Beberapa alga merah berguna selaku penyokong penting bagi watu karang tropis. Alga merah pula mampu menciptakan carrageenan, sebuah zat aditif yg dapat disertakan pada puding & es krim. Selain itu, alga merah yg dikeringkan banyak dipakai dlm beberapa menu kuliner Jepang.

 Phaeophyta (Alga Kecokelatan)
Phaeophyta atau alga cokelat, biasanya terdiri atas organisme multiseluler yg hidup di bahari & mempunyai pigmen xantofil (pigmen warna cokelat). Phaeophyta bersifat autotrof & menyimpan cadangan makanannya dlm laminarin. Perkembangbiakannya dilakukan dengan-cara aseksual & seksual. Reproduksi aseksual dikerjakan dgn pembentukan zoospora berflagel & fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dilaksanakan dgn oogami atau isogami.

Terdapat alga cokelat yg merupakan alga maritim raksasa & mampu mencapai panjang sampai lebih dr 100 meter. Alga cokelat dipakai selaku kuliner, pupuk, & sebagai sumber pembuatan alginate atau materi kosmetik. Fucus serratus termasuk ganggang warna cokelat yg berdiferensiasi menjadi bentuk yg mengapung. Postelsia & Sargassum merupakan contoh alga cokelat yg banyak dijumpai.

 Chlorophyta (Alga Hijau)
Chlorophyta atau alga hijau mempunyai dinding sel, klorofil a, klorofil b, & betakaroten, serta menyimpan produk hasil fotosintesisnya dlm bentuk pati (amilum). Alga hijau sudah tak disangsikan lagi selaku nenek moyang dr flora. Alga hijau merupakan makhluk hidup uniseluler & mampu berkoloni menjadi bentuk multiseluler sederhana.

Banyak spesies Chlorophyta uniseluler hidup sebagai plankton, mendiami tanah basah & salju, atau bersimbiosis dgn organisme lain. Salah satu simbiosis mutualisme yg populer yaitu simbiosis antara Chlorophyta & Fungi (jamur), yg populer selaku Lichenes (lumut kerak). Chlorophyta paling sederhana yakni organisme satu sel dgn dua flagela, yakni Chlamydomonas.
Chlamydomonas & Chlorophyta yg serupa dengannya merupakan bentuk awal dr alga hijau. Chlamydomonas hidup dengan-cara autotrof dgn kloroplas tunggal. Chlamydomonas pula mempunyai vakuola kontraktil & pirenoid. Kelebihan gula hasil fotosintesis disimpan sebagai pati di sekitar pirenoid. Ulva (selada maritim) mengalami tahap pergiliran hidup dr bentuk talus haploid multiseluler menjadi diploid multiseluler.

Talus haploid multiseluler disebut gametofit, sedangkan talus diploid multiseluler disebut sporofit. Sporofit dewasa akan membentuk zoospora. Zoospora-zoospora tersebut akan tumbuh menjadi gametofit jantan & gametofit betina. Gametofit jantan setelah dewasa menciptakan gamet jantan & begitu juga dgn gametofit betina menciptakan gamet betina. Kedua gamet ini akan melakukan fertilisasi & menjadi zigot diploid. Kemudian, zigot diploid tersebut membelah dengan-cara mitosis & berkembang menjadi sporofit.

Ciri-ciri & perbedaan antara Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta, Rhodophyta, Phaeophyta, & Chlorophyta, dirangkum pada Tabel berikut berikut.
Tabel Perbandingan Protista Mirip Tumbuhan
Filum
Warna Dominan & Pigmen Fotosintesis
Cadangan Makanan
Penyusun Dinding Sel
Habitat
Euglenophyta
Hijau (klorofil a, b, karoten, xantofil)
Paramilum
Tanpa dinding sel; Protein submembran
Umumnya di air tawar
Pyrrophyta (Dinoflagellata)
Cokelat (klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil)
Pati (amilum)
Selulosa Submembran
Di maritim & di air tawar
Chrysophyta
Keemasan (klorofil a, klorofil c, karoten, fucoxanthin)
Leukosin & laminarin
Silika
Di maritim & di air tawar
Bacillariophyta
Kecokelatan (klorofil a klorofil c, karoten, xantofil)
Leukosin
Silika hidrat dlm matriks organik
Di air tawar & air bahari
Rhodophyta
Kemerahan (klorofil a, karoten, klorofil d pada beberapa spesies)
Pati
Matrik selulosa dgn polisakarida lain.
Kebanyakan di laut & sebagian di air tawar
Phaeophyta
Kecokelatan (klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil)
Laminarin
Matrik selulosa dgn polisakarida lain
Hampir semua di air tawar
Chlorophyta
Hijau (klorofil a, klorofil b, karoten)
Pati tanaman
Selulosa
Kebanyakan di air tawar, namun sebagian di maritim