Protozoa artinya binatang pertama (protos = pertama; zoon = hewan), digambarkan sebagai organisme ibarat hewan alasannya mampu bergerak & mengambil masakan dr organisme lain. Protozoa dibagi ke dlm 6 filum, yakni Zoomastigophora, Rhizopoda, Apicomplexa, Ciliophora, Foraminifera, & Actinopoda. Berikut adalah tabel ciri umum sebagian filum yg tergolong Protozoa. Perbedaan ciri atau karakteristik dr 6 filum Protozoa tersebut dihidangkan dlm tabel berikut.
Tabel Perbandingan Protista Mirip Hewan
No
|
Filum
|
Ciri Umum
|
Contoh Spesies
|
1
|
Zoomastigophora
|
Zooflagellata, menggunakan flagel untuk bergerak & memangsa, biasanya uniseluler, beberapa berkoloni
|
Triconympha sp. & Trypanasoma sp.
|
2
|
Rhizopoda
|
Pseudopodia untuk bergerak & memangsa
|
Amoeba proteus
|
3
|
Actinopoda
|
Memangsa dgn axopodia (pseudopodia yg runcing & menyebar), memiliki rangka silika
|
Helizoa & Radiozoa
|
4
|
Apicomplexa
|
Sebelumnya diketahui sebagai sporozoa, parasit pada binatang & insan dgn siklus hidup yg rumit
|
Plasmodium
|
5
|
Ciliophora
|
Cilia digunakan untuk bergerak & memangsa, biasanya uniseluler, beberapa sesil & berkoloni
|
Stylonychia sp., Paramaecium sp
|
6
|
Foraminifera
|
Memangsa & bergerak memakai pseudopodia halus yg saling berhubungan
|
Globigerina
|
Semuanya termasuk organisme uniseluler, eukariot, & heterotrofik. Perbedaan utama enam filum ini cuma dlm cara pergerakannya.
1. Zoomastigophora (Zooflagellata)
Semua Zooflagellata memiliki minimal satu flagellum. Organel multi guna ini dapat mendorong organisme bergerak, mencicipi lingkungannya, & menjerat mangsa. Zooflagellata sangat beragam, banyak yg hidup bebas di habitat tanah atau air, bersimbiosis, hidup di dlm organisme lain dgn relasi mutualisme atau parasitik.
Salah satu acuan simbiosis mutualisme yakni Triconympha sp. yg hidup dlm usus rayap. Kemampuan Triconympha sp. mengurai selulosa, memberi kesanggupan pada rayap untuk mengonsumsi kayu. Zooflagellata dr genus Trypanosoma sp. bertanggung jawab kepada penyakit tidur yg mampu menimbulkan kematian. Zooflagellata ini disebarkan lewat lalat tse tse.
2. Rhizopoda (Amoeba)
Rhizopoda memiliki membran plasma yg fleksibel & dapat melebar ke arah mana pun, membentuk pseudopodia (kaki semu) yg dipakai untuk bergerak & menerima makanan. Rhizopoda yg diketahui dgn istilah Amoeba biasanya ditemukan di danau atau di kolam. Amoeba tak mempunyai organel-organel sel yg banyak, seperti pada Zooflagelata ataupun Ciliophora. Akan tetapi, Amoeba mempunyai struktur internal kompleks & memiliki kemampuan yg baik dlm merasakan serta menangkap mangsa.
3. Actinopoda (Heliozoa & Radiozoa)
Actinopoda artinya kaki sinar. Pemberian nama ini mengacu pada bentuk pseudopodia runcing yg memencar dr badan Actinopoda. Pseudopodia tipe ini disebut axopodia. Axopodia menolong organisme ini mengapung & memangsa organisme yg lebih kecil. Heliozoa lazimnya hidup di air tawar & memakai axopodia untuk memangsa, sedangkan Radiozoa lazimnya hidup di bahari dgn cangkang bersilikat yg berlawanan-beda pada setiap spesies.
4. Apicomplexa (Sporozoa)
Semua organisme Apicomplexa, sebelumnya disebut sporozoa, bersifat parasitik & hidup di dlm tubuh atau sel inang mereka. Mereka memiliki kemampuan membentuk spora, sebuah struktur tetap yg penyebarannya melalui kuliner, air, atau gigitan serangga. Sporozoa tak memiliki alat gerak, namun mengandung organel kompleks yg membantunya menempel & menyerang inang.
Banyak anggotanya memiliki siklus hidup yg kompleks. Oleh karena itulah filum ini disebut Apicomplexa. Salah satu contoh Sporozoa yg terkenal adalah penyebab penyakit malaria, yakni Plasmodium. Terdapat beberapa jenis Plasmodium penyebab penyakit malaria yaitu sebagai berikut.
■ Plasmodium falciparum yang memiliki masa sporulasi tak menentu, antara 1–3 × 24 jam & merupakan penyebab penyakit malaria tropika.
■ Plasmodium vivax yang memiliki masa sporulasi setiap 2 × 24 jam & merupakan penyebab penyakit malaria tertiana.
■ Plasmodium malariae yang memiliki masa sporulasi setiap 3 × 24 jam & merupakan penyebab penyakit malaria kuartana.
Penyebaran Plasmodium terjadi tatkala nyamuk Anopheles betina menusuk insan yg terkena penyakit malaria. Plasmodium akan terbawa bareng darah bareng ke dlm tubuh nyamuk dlm bentuk gametosit. Di dlm tubuh nyamuk, gametosit berkembang menjadi gamet jantan & gamet betina, lalu terjadi fertilisasi.
Zigot hasil fertilisasi merupakan fase haploid dr seluruh siklus hidup Plasmodium. Zigot menerobos dinding usus & mengisap makanan dr badan nyamuk. Zigot meningkat menjadi oosista yg mengandung ratusan sporozoit. Sporozoit yg terbentuk berpindah ke kelenjar air liur (saliva). Perhatikan gambar siklus hidup plasmodium berikut ini.
Jika nyamuk betina mengisap darah manusia sehat, sporozoit akan dikeluarkan bareng zat antikoagulan (zat antipembekuan darah) dr nyamuk menuju peredaran darah manusia. Kemudian, menuju ke sel hati. Setelah beberapa hari, akan terjadi pembelahan & terbentuklah merozoit yg menyerang sel-sel darah merah. Setelah sel-sel darah merah pecah (sporulasi), merozoit akan keluar & mencari sel darah merah baru.
Pada dikala sel-sel darah merah pecah, penderita akan merasa demam. Siklus demam bergantung pada spesies Plasmodium. Setelah mengalami beberapa kali pembelahan, beberapa merozoit berkembang menjadi gametosit. Gametosit ini berada di dlm peredaran darah & mampu terbawa oleh Anopheles betina lainnya.
Walaupun obat chloroquinone (kina) mampu membunuh benalu malaria, amat disayangkan parasit ini mempunyai kemampuan untuk memajukan kekebalan tubuhnya kepada chloroquinone. Program pemusnahan nyamuk Anopheles tak berjalan dgn tanpa gangguan alasannya nyamuk ini menjadi resisten atau tahan terhadap pestisida. Para peneliti berharap dapat menggunakan teknik rekayasa genetik untuk menciptakan nyamuk Anopheles mempunyai kesanggupan untuk membunuh benalu Plasmodium, bukan menyebarkannya.
5. Ciliophora (Ciliata)
Anggota Filum Ciliophora merupakan organisme uniseluler soliter yg umumnya hidup di air tawar. Ciliata memiliki banyak organel yg terspesialisasi, tergolong cilia (tunggal cilium), struktur ibarat rambut pendek di luar tubuhnya. Cilia mungkin menutupi seluruh pecahan tubuh Ciliata atau terlokalisasi. Pada genus Paramaecium, cilia menutupi seluruh pecahan permukaan badan.
Koordinasi yg baik pada cilia menyebabkan mereka dapat bergerak dgn cepat, sekitar satu milimeter per detiknya. Walaupun merupakan sel tunggal, Paramaecium mampu merespons lingkungan sekitarnya dgn baik. Jika berjumpa dgn materi kimia berbahaya atau penghalang, sel dengan-cara cepat akan mundur dgn gerakan cilia menuju arah yg berlainan.
Ciliata ialah predator yg ulung. Beberapa Ciliata, termasuk Paramaecium & Didinium, menciptakan mangsa mereka tak mampu bergerak dgn melepaskan jarum-jarum yg disebut trikosista yg menempel pada badan mereka. Mangsa kemudian dibawa ke dlm struktur mirip verbal & dicerna pada vakuola yg sewaktu-waktu berfungsi seperti perut. Sisa masakan tersebut kemudian dikeluarkan lewat eksositosis. Air yg berlebihan diakumulasikan di dlm vakuola yg dengan-cara periodik berkontraksi untuk mengosongkan cairan melalui lubang yg disebut pori anal.
6. Foraminifera
Foraminifera merupakan Protozoa yg hidup di air laut. Anggota filum ini lazimnya hidup di pasir atau menempel pada batu & alga. Akan tetapi, beberapa terdapat pula selaku plankton. Foraminifera memiliki cadangan yg yang dibuat dr kalsium karbonat. Dari semua spesies Foraminifera yg teridentifikasi, 90% yakni fosil. Cangkang Foraminifera yg sudah menjadi fosil, merupakan komponen penyusun sedimen maritim