Pasar Baru Bandung yang terletak di sentra kota, tidak terlalu jauh dari stasion K.A. Bandung, di jaman baheula menjadi pangkalan insan kalong yang suka begadang malam. Pasar Baru buka secara non stop 24 jam. Segala jenis makanan mentah maupun matang ada di situ. Pasar yang tak pernah tidur itu, tersadar kebersihannya dan keamanannya berkat pengamanan Tuan Van Broeks yang galak. Belanda totok berparas merah, ialah Kepala Pasar yang sungguh dipatuhi oleh para pedagang.
Sedangkan nasi, harganya lima sen sepiring sudah tumpah ruah kuahnya. Beli nasi putih saja, bisa gratis disiram gulai tempe pakai cabai yang terasa serehnya. Atau mau pilih sayur kentang pakai irisan tahu yang tercium anyir petenya, itu pun boleh. Lonjoran cabai hijau dibumbu besengek bisa juga mengirim nasi melalui tenggorokan. Ini pun masih ditambah sekerat daging empal yang disayat miring disiram kuah mabek kelewek. Berbagai macam sayur ditampung dalam ember besar, diciduk dengan ciduk kaleng gagang bambu.
Yang lucu pedagang jual tomat. Mekipun mata terpejam, tidur-tidur ayam, tetapi tangan tetap mengelus-elus tomat dagangannya dengan sehelai sapu tangan, semoga mengkilap menawan mata pembeli. Lain lagi dengan tukang jualan buah mangga, yang sibuk memupur kapur dagangannya, semoga nampak seperti matang di pohon.