Curahan Hati Istri Begal: Saya Nggak Punya Uang Buat Makamkan Suami

Tak henti-hentinya perempuan berinisial IP menatapi foto sang suami berjulukan Cecep yg telah pergi mendahuluinya & ketiga anaknya untuk selamanya.

Wanita berusia 36 tahun itu bukan hanya bersedih karena ajal suaminya yg begitu tragis, Minggu pagi lalu, 1 Maret 2015. Tapi, pula alasannya adalah dilanda kebingungan harus dibawa ke mana & dimakamkan di mana jasad sang suami.

“Saya gundah mau makamin di mana,” kata IP di kediamannya di tempat Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin 2 Maret 2015 seperti dilansir Viva.

Jangankan untuk memakamkan jasad Cecep, untuk dapat menenteng jasad itu pulang saja IP tak mampu.

“Saya nggak punya uang, & saya nggak tega anak-anak kami melihat jasad bapaknya dlm keadaan mirip itu,” ujar IP sembari terisak memeluki ketiga anak-anaknya yg masih kecil.

IP sangat ingin membumikan jasad Cecep walaupun ia merasa malu dgn dugaan sebagai jambret & begal yg dituduhkan masyarakat pada suaminya.

“Saya berupaya nanya ke keluarga, namun keluarga pula nggak mau makamin Cecep di kampungnya di Bangka Belitung,” papar IP.

IP bukan tak sayang pada laki-laki yg sudah hidup bersamanya selama bertahun-tahun itu. Tapi, ia kini hanyalah seorang perempuan tak bersuami yg tak mempunyai harta benda apapun.

“Cecep orangnya baik & pendiam, saya nggak yakin ia yaitu jambret terlebih begal,” kata IP mengisahkan.

IP terakhir kali bertemudgn Cecep seminggu lalu. Saat itu, Cecep yg diketahui penyayang pada belum dewasa & istrinya itu berpamitan pada IP untuk mencari duit.

Cecep ingin mencari duit untuk dapat menenteng anaknya yg bungsu berobat ke dokter.

  Nenek Renta: Semoga Allah Tidak Berikan Pahala kepada Umar bin Khaththab

“Anak kami sedang sakit, suami saya ingin sekali bawa ke dokter, namun ia nggak punya uang,” ujar IP.

Cecep meninggalkan rumah dgn kondisi sehat & pulang hanya tinggal nama.

“Memang ia tidak mempunyai pekerjaan, jadi kalau pergi ia cari uang saya tak tahu ia cari duit di mana & sama siapa,” ungkapnya mengenang.

Saat ini, jasad Cecep Saidi masih terbujur kaku di salah satu lemari pendingin di kamar mayat RS Polisi Republik Indonesia Sukamto, Kramatjati, Jakarta Timur. Kondisi badan pria kurus itu sungguh memprihatinkan, sejumlah luka masih terlihat menganga di beberapa cuilan tubuhnya.

Jasad Cecep mengisi ruang mayat sesudah dievakuasi petugas kepolisian dr daerah Volvo, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ia tewas alasannya adalah dianiaya begitu banyak orang.

Ia menjadi korban amarah warga yg menuduh ia sebagai pelaku pembegalan perempuan & pengendara sepeda motor di perlintasan kereta api yg berada tak jauh dr lokasi tewasnya Cecep.

Cecep dianiaya warga hingga tak bernyawa sebab kedapatan hendak merampas harta benda milik wanita tak diketahui itu. Ia diteriaki begal sampai massa pun memburunya.

Cecep yg beraksi menjambret bareng tiga rekannya jatuh saat kelompok jambret ini akan melarikan diri dr kepungan massa. Cecep pun tak dapat lagi menghindari mautnya di tangan massa.

Polisi tak mampu mengungkap kebenaran dr semua yg terjadi, alasannya tak ada seorang pun yg tahu apakah benar Cecep seorang jambret ataupun begal. Semua balasan itu kini telah dibawa Cecep bersama semua cerita hidupnya bareng istri & ketiga anaknya. (pm)