Contoh Teks Cerita Fiksi

Mengejar Mimpi

Gilang merupakan seorang siswa SD yg asalnya dr daerah pedalaman di Indonesia. Ia tinggal di suatu desa yg amat tenang di ujung Pulau Kalimantan.

Kehidupan warga yg ada di desanya memang sungguh sederhana serta jauh dr adanya kata terbaru.

Jangankan ada sinyal atau kanal internet, akses listrik disana pula amat sungguh terbatas. Tetapi, warga desa disana tetap mampu hidup senang dgn semua keterbatasan tersebut.

Sudah sedari kecil, Gilang mempunyai cita – cita ingin membangun desanya biar lebih maju. Setidaknya, hanya dgn menyediakan terusan listrik yg mumpuni serta gratis untuk seluruh masyarakat yg ada disana.

Impian satu ini tercipta pada ketika ia pernah tak sengaja membaca koran yg ada di area sekolahnya.

Koran tersebut memang sudah sungguh lusuh, sehingga ia semakin bergairahdlm membangun desanya.

Pada koran tersebut dituliskan terkait kesempatanair sungai yg bisa dimanfaatkan menjadi sumber listrik.

Ia pun karenanya teringat air dgn sungai yg ada di desanya yg sungguh deras alirannya terlebih lagi di desanya pula ada suatu jeram.

Gilang mencar ilmu dgn sangat keras semoga harapannya mampu mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi bisa tercapai.

Sejak ia dibangku SMA, ia bersekolah di luar desanya alasannya ingin mengejar-ngejar mimpinya itu.

Ia melakukan pekerjaan sambil bersekolah. Sampai pada jadinya, ia pun diterima di salah satu universitas besar yg ada di Indonesia.

Dari situlah, Gilang tambah berguru tekun serta mengikuti banyak sekali proyek riset yg diadakan oleh dosennya.

Hingga waktu ia lulus, Gilang pun akhirnya kembali ke desa serta merealisasikan cita – citanya bikin PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) sederhana.

Indonesia Merdeka

Orientasi

Namaku Putra, waktu itu umurku masih 14 tahun. Tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945, dimana waktu itu pula bertepatan dgn bulan Ramadhan.

Maka dr itu saya, ayah serta adikku keluar rumah tak sarapan sebab kami tengah menjalankan ibadah puasa.

Kami waktu itu keluar rumah pada jam 09.00 pagi, tetapi tak seperti umumnya jalanan sangat sepi.

Urutan Peristiwa

Sebetulnya diriku sangat heran, tetapi gue membisu serta terus berlangsung mengikuti ayahku.

Namu ternyata, ayahku membawaku beserta adikku menuju suatu rumah yg ada di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56.

Dari jauh saja telah nampak kalau di sekeliling rumah dgn cat putih itu terdapat tiang bendera dr bambu yg sudah ramai dipenuhi dgn orang banyak.

Melihat banyaknya orang berkumpul, tentu saja gue kian kian penasaran apa yg sedang terjadi.

Disana ada banyak sekali perjaka yg tengah berbaris rapi da terlihat tamu undangan yg duduk dgn rapi di gugusan kursi yg sudah ditawarkan.

Sedangkan di penggalan luar rumah telah berkumpul masyarakat dr semua kelompok.

Hampir seluruh penduduk berkumpul di sekeliling rumah itu dgn menenteng bambu runcing, sekop, kerikil, golok, parang serta beberapa barang yg dapat dijadikan selaku senjata.

Semua benda yg telah dibawa oleh mereka seakan membuktikan tekad mereka semoga berani mati demi bisa menjaga kemerdekaan Indonesia.

Waktu saya, ayah serta adikku berlangsung kian mendekat ke daerah rumah tersebut, makin terdengar ajakan penduduk yg berteriak “Sekarang, Bung, Sekarang! Segera nyatakan kini”.

Masyarakat terlihat sudah tak tabah menunggu dimana permintaan tersebut sekaligus menunjukkan rasa khawatir akan tentara Jepang yg mampu membatasi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Tidak beberapa usang kemudian, jadinya dr dlm rumah itu keluar dua orang dgn kemeja putih.

Salah satu diantara orang yg keluar tersebut membawa secarik kertas serta dgn tegas, ia membacakan isi dr kertas yg isinya yaitu pernyataan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Re-Orientasi

Mendengar bacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tersebut gue sungguh terharu.

Aku tak akan menyangka pada usiaku yg baru 14 tahun waktu itu, gue sudah menyaksikan suatu insiden besar di dlm perjalanan Indonesia.

Aku sungguh gembira dapat menjadi cuilan dr kemerdekaan negaraku tersayang.

Aku berharap, gampang-mudahan masyarakat Indonesia bisa terus bersatu mirip saat masa – masa usaha Indonesia yg melawan penjajah.

Semoga satu nusa, satu bangsa serta satu bahasa Indonesia akan terus bertahan selamanya.

Selepas Proklamasi tersebut dibacakan, saya, ayah serta adikku pulang dgn rasa bahagia sekaligus besar hati karena Indonesia telah merdeka.

Sebuah Perjuangan Mempertahankan Peringkat

Namaku Setiawan, gue ialah seorang siswa sekaligus santri laki – laki yg berumur 16 tahun.

Pada waktu itu, saya masih pun duduk di kursi kelas XI. Serta di hari ini merupakan waktu dimana hari pengambilan raport tamat.

Aku mengambil raportku sendiri sebab orang bau tanah ku sibuk mencari nafkah, karena gue berada di pesantren. Selepas mengambil raport akupun  pulang.

Aku mengambil raport kemudian membukanya dengan-cara perlahan sembari berharap menemukan nilai yg memuaskan.

Selepas gue buka, ternyata gue memperoleh nilai rata – rata 7,3 yg mana nilai tersebut belum cukup untuk ku.

Aku pun alhasil berjanji selepas liburan & tatkala liburan gue akan berguru lebih ulet serta memahami seluruh materi.

Tak terasa waktu piknik pun telah usai, kini datang saatnya untuk kembali meningkatkan prestasi belajarku.

Waktu pula sangat cepat berlalu serta sudah selsai nya semester genap ini. Dan tepat dgn kenaikan kelas.

Selesainya ujian semester, kesannya sekarang gue akan mengetahui hasil akhir yg sudah gue upayakan selama kurang lebih 6 bulan ini.

Akupun sangat antusiasuntuk mengambil raport, tatkala gue mengambil raport, wali kelasku pula menyampaikan ku suatu bingkisan, & gue gundah kenapa wali kelasku memberikan bingkisan itu.

Padahal beliau tak memberikan bingkisan tersebut pada orang lain.

Ternyata gue memperoleh juara 1 di kelas!

Aku pun pribadi merasa sungguh gembira & wali kelasku memberikan ucapan selamat pada ku. Aku sungguh senang lantaran usaha berguru & doaku mampu menyampaikan hasil yg membuat puas.

Hadiah untuk Nenek

Minggu depan, Safira akan berkunjung ke tempat tinggal neneknya yg berada di kampung.

Ia sangat senang sebab ia telah lama tak berjumpa dgn nenek yg sangat ia sayangi.

Ketika ia tengah bersiap – siap mengemas baju untuk dibawanya liburan di rumah nenek, Safira teringat akan satu hal.

Ia teringat bila ia berjanji akan membawakan sang nenek hadiah berupa kue yg ia buat sendiri.

Akhirnya Safira pun bergegas menuju dapur & merencanakan segala bahan untuk membuat kue. Ia kerap menolong ibu untuk bikin kudapan manis ini, sehingga ia sudah tahu bagaimana cara untuk membuatnya.

Ia mencampurkan beberapa materi dgn sangat telaten kemudian memanggangnya di dlm panggangan kurang lebih 30 menit.

Akhirnya buatan Safira pun jadi & ia sagat gembira bisa dgn sempurna membuatnya. Ia penasaran bagaimana respons dr neneknya nanti tatkala mengkonsumsi kudapan manis buatannya.

Mochi, si Kucing Penurut

Tiyas merupakan seorang gadis penyayang binatang. Ia memelihara satu ekor kucing berwarna oren yg ia namai selaku Mochi.

Setiap hari Tiyas selalu mengorganisir Mochi dgn sungguh telaten. Mulai dr memberinya makan, memandikan hingga mengajaknya bermain bareng .

Tiyas amat menyayangi si kucing gembulnya yg satu ini. Kucing gembul tersebut ia dapatkan di pinggir jalan setahun yg kemudian.

Pada waktu itu, keadaan dr si Mochi sangat mengenaskan serta kelaparan.

Namun kini Mochi sudah sungguh sehat & pula kuat. Setiap hari Mochi selalu setia menanti Tiyas pulang dr tempat kerjanya yg ada di tengah kota.

Waktu Tiyas sudah nampak di pandangannya, Mochi akan segera berlari menjemput Tiyas serta mengeong – ngeong lucu di depannya.

Tingkah laku dr si Mochi sungguh imut serta bikin Tiyas makin menyayangi kucing satu – satunya ini.

Dikejar Anjing

Dimas, Sidnan, & Arvi merupakan tiga sekawan yg seringkali menghabiskan waktunya di sore hari untuk bermain sepeda.

Mereka ini selalu bepergian serta menjajal aneka macam tempat gres untuk dijelajahi.

Jika kata Arvi, ini namanya ialah petualangan mirip yg ada di dlm televisi.

Pada suatu sore hari, mereka kebingungan dlm mencari rute baru yg hendak mereka lewati. Karena, seluruh kompleks yg berada bersahabat di rumahnya telah mereka telusuri.

Sidnan pun kesannya memberi ide untuk menjelajahi kompleks pabrik tahu yg berada di luar kompleks perumahan.

Pada awalnya, ide Sidnan tersebut tak disetujui oleh Dimas karena ibunya senantiasa berpesan supaya jangan main terlalu jauh.

Tetapi atas desakan dr Arvi & Sidnan, Dimas pun hasilnya terpaksa untuk ikut. Mereka bersepeda dgn gembira & merasa tertantang alasannya mereka pertama kali pergi cukup jauh.

Pada waktu mereka sudah akan memasuki kompleks pabrik tahu, datang – datang mereka mendengar ada bunyi gonggongan anjing yg amat nyaring.

Mereka kemudian berhenti serta melihat terdapat seekor anjing yg lehernya tak terikat di pohon belakangnya.

Ternyata anjing tersebut merupakan anjing yg dipelihara di akrab pabrik guna mengamankan pabrik di hari Minggu.

Dimas, Sidnan & Arvi pun bergegas mengayuh sepeda dgn sekuat tenaga alasannya anjing itu pribadi ikut berlari mengejar-ngejar mereka.

Mereka bertiga jadinya berteriak minta tolong dgn mengayuh sepeda sekencang yg mereka mampu.

Hingga tiba di daerah kompleks, untungnya anjing tersebut tak lagi mengejar-ngejar mereka. Dimas pun menyesal alasannya tak mematuhi kata – kata ibunya.

Legenda Gunung Bromo

Dikisahkan di zaman dulu hiduplah seorang pemuda yg bernama Joko Seger jatuh hati pada Roro Anteng.

Mereka kemudian menjalin kasih serta menetapkan semoga secepatnya menikah. Namun sayangnya, niat suci tersebut terhambat dgn adanya orang jahat yg sakti ingin merebut sang Roro Anteng.

Namun Roro pun tak berani melaksanakan penolakan sebab ia merasa cemas apabila akan terjadi hal jelek yg mungkin akan dijalankan orang jahat itu.

Sang gadis nan anggun tersebut pun risikonya membuat suatu patokan. Ia memerintahkan orang sakti tersebut agar bikin lautan di daerah Bromo dlm waktu semalam.

Akhirnya sang laki-laki jahat tersebut menyanggupinya serta berupaya untuk membuat sumur di Gunung Bromo dgn memakai tempurung kelapa atau dlm bahasa Jawa disebut sebagai “batok”.

Untuk menggagalkan upaya tersebut, Roro Anteng kemudian memukulkan alu padi supaya membangunkan para ayam supaya mereka secepatnya berkokok.

Dan kesannya usaha itu berhasil serta laki-laki jahat tersebut kalah karena ia belum berhasil bikin lautan.

Itulah argumentasi kenapa Gunung Bromo bentuknya tumpul.

Merasa murka serta mengamuk, ia kemudian melemparkan batok kelapa yg ia pakai serta sekarang menjadi Gunung Batok.

Selepas itu, Roro Anteng kembali di pelukan Joko Seger & mereka hidup bahagia selamanya.

Daftar Kematian

Kematian demi ajal telah menghampiri kawan – kawan yg ada di sekolahku, dengan-cara berurutan dr rumah Lala di blok A, rumah Lulu di blok B, serta rumah Lili di blok C.

Untuk menyelamatkan diri, gue menetapkan supaya tinggal di rumah Galang yg berada di Blok E.

Setibanya disana, Galang nampak sangat gembira, sepertinya ia senang alasannya adalah hari ini ia tak lagi sendirian selepas kematian dr beberapa anggota keluarganya serta kawan kami.

“Peristiwa ini sungguh asing Lang, banyak yg menyatakan kalau perumahan ini yakni perumahan terkutuk!” Kataku waktu makan malam berdua di dlm rumahnya.

Sembari mengaduk segelas susu, Galang menjawab “Jangan cemas, pembunuh itu nanti akan berhenti selepas ini”,

“Kok bisa Lang” sahutku lugas sembari mencicipi ngantuk selepas meminum susu yg telah dibuatkan Galang tadi.

Dengan mata tajam serta senyum tipis, Galang menjawab.

“Sebab ananda tinggal di Blok D yg ada di dlm daftarku”.

Keberanian

Aku merupakan seorang laki – laki cupu yg menyukai seorang perempuan sekelasku yg bernama Sintia.

Sekarang ini gue masih belum berani guna menyatakan perasaan pada Sintia.

Sintia tak cantik namun sungguh manis, tatkala Sintia tersenyum maka akan banyak sekali gula yg bertebaran.

Tetapi bagaimana gue yg merupakan seorang kutu buku ini mampu mendekati Sintia yg merupakan seorang anggota dance.

Waktu ini yg bisa gue kerjakan hanya bisa memandangi Sintia dr kejauhan. Kemudian tatkala Sintia pulang gue diam – membisu akan mengikutinya alasannya adalah takut akan terjadi hal jelek menimpanya.

Suatu waktu gue melihat Sinta tengah berdebat bareng seorang laki – laki yg nampak lebih renta darinya.

Tetapi gue tak bisa mendengar percakapan yg mereka debatkan. Hingga pada akibatnya gue menyaksikan Sintia ditarik untuk masuk ke dlm mobil.

Tentu saja gue tak tinggal diam & kemudian berlari mendekati mereka serta menawan Riska pergi. Dan laki – laki tersebut mengejar-ngejar kami serta sukses membalap.

Laki – laki tersebut menarikku hingga bikin kacamataku jatuh serta gue eksklusif mendorongnya & kemudian menendangnya.

Laki – laki itu pun tak tinggal membisu serta hendak melayangkan pukulan kepadaku. Namun tak sengaja waktu itu kacamataku diinjak olehnya sampai pecah.

Saat itu pula Sintia pribadi menghentikannya. “Mas Abi stop! ia yaitu sahabat saya. Iya mas nanti gue pulang. Aku inget kok hari ini yakni hari ulang tahun mama”.

Seketika gue eksklusif melongo, bagaimana nasibku kini selepas menendang abang dr perempuan yg sangat gue suka. “Sinta gue minta maaf” ucapku kepadanya.

Sintia menarik tubuhku serta membenarkan posisiku “Aku disini Bima” ucap Sinta alasannya adalah gue salah menghadap.

“Maaf ya gue tak sengaja menginjak kacamata ananda hingga ananda tak dapat menyaksikan dgn terang, nanti akan saya ganti”.

“Tidak papa kak, masih ada cadangan di rumah”.

“Kamu suka dgn Sintia?” Seketika pertanyaan tersebut bikin wajahku memanas & memerah.

Tetapi gue tidak mau menepis hal itu & menjawab “Iya kak, saya suka dgn Sintia” ucapku tegas.

Sopir Taksi Baru

Pada suatu hari ada sopir taksi yg tengah menenteng penumpangnya. Namun pada dikala di tengah perjalanan, penumpang yg berada di belakang menepuk punggung sopir untuk menunjukkan kuliner.

Tetapi tak disangka, sang sopir taksi itu sangat kaget hingga menginjak rem dgn datang – tiba.

Sontak si penumpang itu pun ikut terkejut serta menanyakan kenapa sang sopir mirip itu.

Sang sopir pun mulai bercerita, ternyata sebelum ia menjadi sopir taksi, ia merupakan sopir ambulans yg pekerjaannya memuat jenazah.

Selama nyaris 30 tahun sang sopir tersebut memuat mayit, sehingga suasana yg ada di dlm mobil senantiasa hening & pula senyap.

Ketika menjadi sopir taksi, sopir itu sangat terkejut pada ketika punggungnya ada yg menepuk. Sebab ia mengira jika mayit lah yg menepuk punggungnya.

Lorong Waktu

Pada waktu gue tak puas terhadap diriku, gue kemudian mulai untuk menciptakan hal yg gres.

Sesuatu yg sebelumnya belum pernah ada.

Tidak ada satu pun yg gue tahu betapa kerasnya gue dlm belajar & pula melakukan pekerjaan untuk menciptakan hal tersebut.

Suatu teknologi yg nantinya dapat mengubah dunia ini yg gue beri nama sebagai lorong waktu.

Sesuai dgn namanya, sesuatu itu yakni suatu lorong panjang yg mampu gue lewati.

Tapi jangan salah, lorong satu ini bukanlah selaku jembatan biasa. Melainkan lorong waktu ini dapat menuju masa kemudian & pula masa depan.

Dengan demikian, gue mampu mengenali apa yg nanti akan terjadi di masa depan.

Sejauh ini hanya gue saja yg sudah melewatinya. Tidak ada seorangpun yg tahu, apalagi ikut berjalan di dlm lorong waktu ini.