BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kenyataan yang ada kini ini tak mampu kita pungkiri lagi semua hal yang ada disekitar kita sudah dipengaruhi oleh ganasnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Yang mana semua itu akan menunjukkan kontribusi yang sanagat besar kepada pembentukan perilaku-perilaku dan kepribadian manusia.
Seperti kita ketahui, alat komunikasi telah kita kenal sejah berabat-abat lalu, meskipun masih sangat sederhana sekali. Misalya menyampaikan surat dengan memakai burung merpati. Kemudian suatu titik yang bermula pada sebuah anutan yang giat, telah menjadikaan sesuatu yang bermanfaat untuk memudahkan semua faktor kehidupan berjulukan TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI. Dunia saat ini seakan tidak mampu terlepas dari teknologi. Konsumsi masyarakat khususnya bagi mahasiswa akan teknologi info dan komunikasi semakin menggila dan membludak.
Awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap aktivitas manusia. Kini teknologi sudah berkembang pesat dan makin maju seiring dengan pertumbuhan zaman sehingga terjadi pengalihan fungsi dari TIK itu sendiri, menjadi sungguh umum, alasannya adalah adanya fitur-fitur yang dulunya memang tidak ada sekarang sudah komplit dalam satu produk. Perkembangan ini menuntut setiap individu untuk selalu meng-update hal-hal terbaru yang ada guna pemenuhan kebutuhannya.
Kita lihat kembali beberapa tahun yang lalu teknologi canggih contohnya laptop dan handphone dulunnya cuma dimiliki oleh kalangan menengah keatas. Seiring berjalannya waktu teknologi ini mampu dimiliki oleh semua kelompok. Baik yang sungguh memerlukan maupun yang kurang membutuhkan. Kini semua golongan sudah mampu merasakannya.
Dunia TIK yaitu dunia untuk berkomunikasi, menyebarkan, mencipta dan menghibur dengan suara, tulisan, gambar, musik dan video. Sekarang harga yang disediakan pun cukup sungguh terjangkau, terutama gres-gres ini karena terjajah oleh produk China yang sangat cepat merambah ke pasaran domestik dengan berbagai fitur handphone yang sungguh kompleks.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah membius sebagian besar sampaumur ataupun mahasiswa untuk setidaknya dalam sehari selalu bermanja dengannya. Bahkan lebih dari 8 jam mereka berinteraksi dengan teknologi itu sehingga semua dapat terlalaikan. Tidak terperinci apa yang mereka lakukan selama 8 jam itu. Ada yang hanya bermalasan saja, sangat sedikit sekali mereka yang memanfaatkan TIK ini untuk mencari materi-bahan kuliah atau gosip-informasi yang penting. Mereka cuma asik dengan chating dan jejearing sosial contohnya FB dan TWITTER dan yang memiriskan sekali mereka malah mencari gambar dan video yang seharusnya tak patut mereka cari. menyebabkan mereka malas.
Sekarang di golongan sampaumur penggunaan handphone itu bukan hanya sebagai alat komunikasi, melainkan alat multi fungsi baik selaku alat komunikasi dan mencari informasi tetapi dijadikan juga sebagai ajang pamer dan arogan. Mereka akan senang dan gembira jika HP nya atau Laptonya paling anggun dan paling mahal. Karena fitur yang ditawarkan oleh alat-alat teknologi berita dna komunikasi ini merupakan fitur yang serbaguna maka para remaja dapat memakai secara nyata dan negatif tergantung dari tiap individu, seperti contoh diatas. Semua itu akan menyumbangkan berbagai imbas yang baik dan jelek kepada warna hidup dewasa itu sendiri baik hari ini dan esok hari.
Dengan pertumbuhan TIK ini yang sungguh pesat, secara tidak eksklusif akan memperlihatkan asupan pengetahuan yang tidak eksklusif dapat meracuni otak kita semua. Sehingga kita akan terhanyut dalam pedoman itu dengan penampakan sikap dan perilaku keseharian kita.
Secara logis perilaku sungguh dekat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dimana kita berada. Lingkungan yang baik maka akan memberikan dampak yang bagus pula kepada sikap kita dan sebaliknya lingkungan yang kurang baik maka akan menunjukkan efek yang kurang baik pula bagi kita. Salah satunya ialah pertumbuhan TIK itu terhadap perilaku dan sikap insan khususnya mahasiswa.
Sumbangan yang besar dari pertumbuhan teknologi isu dan komunikasi ini tak lain ialah kesuksesan si anak dalam mencar ilmu. Pemanfaatan yang bagus dari TIK ini akan sungguh menolong prestasi belajar. Banyak materi yang mampu kita mampu sehingga kita lebih baik lagi. Namun sebaliknya, banyak penyalahgunaan yang dikerjakan para mahasiswa itu sendiri. Yang memiliki dampak pada merosotnya hasil atau prestasi berguru si mahasiswa itu sendiri.
B. Identifikasi Masalah
1. Banyaknya gerusan adab yang disebabkan oleh kemajuan zaman yang ditandai oleh pesatnya pertumbuhan TIK.
2. Kecenderungan mahasiswa yang kurang efektif dalam penggunaan teknologi berita dan komunikasi.
3. Kecenderungan cukup umur mempunyai sikap santai, konsumtif, penerima, dan mudah mengalah menjadikan mereka kurang aktif dalam berguru.
4. Merosotnya prestasi akademik yang disiyalir karena pengaruh teknologi yang kian dalam merasuki kehidupan sehari-hari para mahasiswa.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini tidak secara biasa membahas semua dilema yang teridentifikasi, namun dibatasi hanya sebatas korelasi antara kemajuan TIK dan pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku dan prestasi akademis mahasiswa.
D. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat diungkap dalam observasi ini yaitu;
1. Adakah korelasi pertumbuhan teknologi info dan komunikasi (TIK) kepada pembentukan sikap mahasiswa BK A.6 UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA?
2. Adakah relasi perkembangan teknologi info dan komunikasi (TIK) kepada prestasi akademik mahasiswa BK kelas A.6 UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah:
1. Untuk mengenali korelasi perkembangan teknologi info dan komunikasi (TIK) kepada pembentukan sikap mahasiswa BK A.6 UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2. Untuk mengenali hubungan kemajuan teknologi berita dan komunikasi (TIK) kepada prestasi akademik mahasiswa BK A.6 UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah:
1. Bagi peneliti
Dapat menawarkan wawasan lebih perihal pertumbuhan duinia TIK serta bisa mengimbanginya dan mengetahui dampak yang ditimbulkan kepada perilaku dan prestasi belajar.
2. Bagi sekolah
Dapat memberikan santunan yang baru terhadap kelancaran kelangsungan aktivitas berguru mengajar (KBM), dengan sistem yang berbau TIK sehinnga aktivitas KBM menjadi lebih efektif dan tanpa gangguan.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat menawarkan pengetahuan yang optimal supaya mereka bisa memanfaatkannya dengan cara aktual dan bisa menyebabkan untuk terus semangat berguru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK)
1. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, technologia, techne yang berarti ‘kemampuan’ dan logia yang berarti ‘wawasan’. Dalam pengertian yang sempit, teknologi mengacu pada objek benda yang dipergunakan untuk fasilitas aktivitas manusia, seperti mesin, perkakas, atau perangkat keras.
Menurut Roger (1983) teknologi yakni suatu desain (rancangan) untuk alat bantu langkah-langkah yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan alasannya adalah balasan dalam meraih sebuah hasil yang diinginkan.
Seorang ilmuan yaitu KENNETH mengemukakan pemahaman Informasi yakni data yang sudah dibuat ke dalam suatu formulir bentuk yang berguna dan mampu dipakai untuk insan. Sedangkan MURDICK mengemukakan Informasi adalah terdiri atas data yang sudah ditemukan, diolah/diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan klarifikasi/penerangan, uraian, atau sebagai suatu dasar untuk pembuatan ramalan atau pembuatan keputusan.
Selain pengertian teknologi, dan isu masih ada satu hal yang tak kalah pentingnya, ialah definisi dari komunikasi. Menurut Raymond S. Ross (1974:b7) mendefinisikan komunikasi selaku proses transdiksional yang meliputi pemisahan, pemilihan bersama lambang tertentu secara kognitif, begitu rupa sehinggga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau tanggapanyang sama dengan yang dimaksud dengan sumber.
Menurut Dance (1967) mengartikan komunikasi sebagai usaha mengakibatkan respon lewat lambang-lambang lisan.
Sedangkan pengertian dari TIK itu sendiri payung besar terminologi yang meliputi seluruh peralatan teknis untuk memproses dan memberikan informasi.
Teknologi isu dan komunikasi mencakup dua aspek ialah teknologi gosip dan teknologi komunikasi. Teknologi gosip meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan isu. Sedangkan teknologi komunikasi yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke yang lain. Oleh sebab itu, teknologi gosip dan teknologi komunikasi yaitu dua buah rancangan yang tidak terpisahkan.
Kaprikornus dari beberapa definisi diatas maka mampu kita simpulkan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas adalah segala acara yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
2. Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara aktual memberi perlindungan terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini lalu menjelma pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang mencakup seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini ialah infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910–1920, terwujud suatu transmisi suara tanpa kabel lewat siaran radio AM yang pertama. Komunikasi bunyi tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian disertai pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektro pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu dibarengi oleh tahapan miniaturisasi komponen elektro melalui inovasi transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957.
Perkembangan teknologi elektronika, yang ialah cikal bakal TIK ketika ini, mendapatkan momen emasnya pada kurun Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dahulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronika untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi unsur elektronika, lewat penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi ‘otak’ perangkat keras komputer dan terus berevolusi hingga saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang pesat ketika teknologi digital mulai dipakai menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batasan optimal pengeksplorasiannya.
Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal ialah perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang ketika ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia menerima tempat yang sempurna untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi – komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri periode ke-21, sebagaimana periode ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menimbulkan mesin-mesin selaku pengganti ‘otot’ insan, maka revolusi digital (alasannya adalah konvergensi telekomunikasi – komputasi multimedia terjadi lewat implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) ‘otak’ manusia.
3. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan TIK
Tidak semua kemajuan yang telah diraih akan menenteng efek nyata. Diantara kemajuan yang telah dicapai tersebut ternyata dapat membawa efek negatif bagi manusia.
a) Dalam Bidang Sosial
Keuntungan :
Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat mampu memudahkan komunikasi antara sebuah kawasan dan daerah lainnya.
Kerugian :
1. Dengan semakin pesatnya komunikasi menciptakan bentuk komunikasi berubah yang asalnya berupa face to facemenjadi tidak. Hal ini mampu menimbulkan komunikasi menjadi hampa.
2. Seseorang yang terus menerus bergaul dengan komputer akan cenderung menjadi seseorang yang individualis.
3. Dengan pesatnya teknologi info baik di internet maupun media lainnya membuat peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi, pornoaksi, maupun kekerasan makin mudah.
4. Kemajuan TIK juga niscaya akan makin memperparah kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat antara orang kaya dan orang miskin.
5. Maraknya cyber crime yang terus membayangi seperti carding, ulah cracker, manipulasi data dan berbagaicyber crime yang yang lain
6. Menurut Paul C Saettler dari California State University, Sacramento, Satu hal yang niscaya, interaksi anak dan komputer yang bersifat satu (orang) menghadap satu (mesin) menyebabkan anak menjadi tidak pintar secara sosial.
b) Dalam Bidang Pendidikan
Keuntungan :
1. Informasi yang diharapkan akan makin cepat dan mudah di susukan untuk kepentingan pendidikan.
2. Inovasi dalam pembelajaran makin meningkat dengan adanya inovasi e-learning yang makin mempermudah proses pendidikan.
3. Kemajuan TIK juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis teleconferenceyang tidak mewajibkan sang pendidik dan penerima ajar berada dalam satu ruangan.
4. Sistem manajemen pada suatu lembaga pendidikan akan makin gampang dan tanpa hambatan alasannya penerapan metode TIK.
Kerugian :
1. Kemajuan TIK juga akan kian memudahkan terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) sebab semakin gampangnya mengakses data menjadikan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan.
2. Walaupun metode administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan suatu system tanpa celah, akan tetapi jikalau terjadi sebuah kecerobohan dalam melakukan sistem tersebut akan berakibat fatal.
3. Salah satu imbas negatif televisi yaitu melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berfokus dalam waktu yang singkat (short span of attention).
B. Perilaku
Para ilmuan dan psikolog telah banyak melaksanakan penelitian perihal sikap ini. kerena sikap ini menawarkan ciri kehidupan seseorang itu sendiri. Perilaku itu sendiri yaitu jawaban atau reaksi individu yang terwujud di gerakan (sikap); tidak saja badan atau ucapan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Perilaku sendiri mampu berupa perilaku aktual jika beliau sesuai dengan norma-norma yang ada, dan aja juga sikap negatif yaitu perilaku yang cenderung melenceng dari norma-norma. Perilku ini banyak muncul pada kelompok sampaumur. Seperti diterangkan oleh James W. Van Der Zanden yaitu perilaku negatif ialah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.
Perilaku ialah tanggapanindividu terhadap sebuah stimulus atau sebuah langkah-langkah yang mampu diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak. Perilaku ialah kumpulan aneka macam faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat mempertimbangkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk mampu menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama dia mampu mengubah sikap tersebut.
Perilaku yaitu suatu aktivitas atau kegiatan organisme ( makhluk hidup ) yang bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari tanaman, binatang, dan insan bertingkah, alasannya adalah mempunyai kegiatan masing – masing. Perilaku manusia adalah semua tindakan atau acara insan, baik yang diperhatikan lansung maupun yang tidak mampu diperhatikan pihak luar. Menurut Skiner (1938 ), sikap adalah sebuah tanggapanatau reaksi seseorang te rhadap stimulus ( rangsangan dari luar . pengertian itu dikenal dengan teori S-O-R (stimulus-organisme-respons). skiner membedakan respons tersebut menjadi 2 jenis, ialah respondent response (reflexive) dan operant response (instrumental response).
Secara lebih proposional sikap dapat diartikan sebuah respons organisme atau seseoang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon ini berupa 2 macam, yaitu: Bentuk pasif adalah respon internal yaitu terjadi didalam diri manusia dan tidak secara eksklusif dapat tampakoleh orang lain. Misalnya berpikir , balasan atau perilaku batin dan pengetahuan. Bentuk aktif yaitu apabila sikap itu jelas mampu diobservasi secara langsung. Perilaku sudah terlihat dalam bentuk langkah-langkah konkret makan disebut overt behaviour.
C. Prestasi Belajar
Tentunya setiap orang menghendaki suatu prestasi yang sangat baik dalam karirnya. prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Adi Satrio, 2005: 467) didefinisikan sebagai hasil yang telah diraih. Sehubungan dengan prestasi mencar ilmu, Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut : “To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible”yang artinya “Kebutuhan untuk prestasi yakni menangani hambatan, melatih kekuatan, berupaya melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melaksanakan acara.
Prestasi ialah kecakapan atau hasil kongkrit yang mampu dicapai pada ketika atau era tertentu pada tingkat penguasaan siswa kepada mata pelajaran yang telah dibahas dalam proses belajar mengajar dan prestasi mencar ilmu dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Berdasarkan usulan tersebut, prestasi dalam observasi ini yaitu hasil yang sudah dicapai siswa dalam proses pembelajaran dan dapat diukur. Sehubungan dengan hal tersebut, Bloom mengungkapkan hasil dari berguru dalam Suharsimi
Belajar dalam arti luas mampu diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya sebuah tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa pergantian atau munculnya tingkah gres itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara sebab sesuatu hal, Noehi Nasution (1998:4).
Cronbach memberikan definisi : “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. “Belajar adalah menawarkan pergeseran dalam perilaku selaku hasil dari pengalaman”. Harold Spears menawarkan batas-batas: “Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. Belajar ialah memperhatikan, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti isyarat /arahan. Geoch, menyampaikan : “Learning is a change in performance as a result of practice”. Belajar ialah pergantian dalam performa selaku hasil praktek.
Dari ketiga definisi diatas mampu disimpulkan bahwa mencar ilmu itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian aktivitas contohnya dengan membaca, mengamati, menyimak , menjiplak dan lain sebagainya.
Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi mencar ilmu dibedakan menjadi lima faktor, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, info verbal, sikap dan keterampilan. Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek adalah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti kesuksesan yang telah diraih oleh seseorang. Maka prestasi berguru ialah hasil maksimum yang diraih oleh seseorang setelah melaksanakan perjuangan-perjuangan belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar ialah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang sehabis melaksanakan perjuangan-perjuangan mencar ilmu.
1. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk meraih prestasi berguru siswa sebagaimana yang dibutuhkan, maka perlu diperhatikan beberapa aspek yang mempengaruhi prestasi berguru antara lain; aspek yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern).
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang mampu digolongkan ke dalam aspek intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan yakni kesanggupan belajar disertai kecakapan untuk mengikuti keadaan dengan kondisi yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat diputuskan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal senantiasa menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat kemajuan sebaya.
Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan ialah “salah satu aspek yang penting, dan sungguh menentukan sukses tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan wajar atau di atas wajar maka secara potensi dia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”
Slameto (1995:56) menyampaikan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih sukses dibandingkan dengan yang memiliki tingkat intelegensi yang rendah.”
Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang selaku kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “talenta dalam hal ini lebih akrab pengertiannya dengan kata aptitude yang memiliki arti kecakapan, yaitu tentang kemampuan-kesanggupan tertentu.”
Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “talenta yaitu potensi atau kemampuan jikalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui berguru akan menjadi kecakapan yang konkret.”
Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “talenta yaitu potensi atau kemampuan jikalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui berguru akan menjadi kecakapan yang konkret.”
Minat
Minat ialah kecenderungan yang tetap untuk mengamati dan mengenai beberapa acara. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang diikuti dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat yakni “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa bahagia berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat yaitu “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat beberapa aktivitas, kegiatan yang digemari seseorang, diamati terus yang diikuti dengan rasa sayang.”
Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting alasannya hal tersebut ialah keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melaksanakan. Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman (1992:77) menyampaikan bahwa “motivasi yakni menggerakkan siswa untuk melaksanakan sesuatu atau ingin melaksanakan sesuatu.”
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yakni (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang hadirnya dari luar diri seseorang siswa yang mengakibatkan siswa tersebut melakukan aktivitas berguru.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah aspek-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi berguru yang sifatnya di luar diri siswa, yakni beberapa pengalaman-pengalaman, kondisi keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memperlihatkan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang mampu menghipnotis berguru adalah “kondisi keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan penduduk .”
Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam penduduk tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga yaitu lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, namun bersifat memilih dalam ukuran besar adalah pendidikan bangsa, negara dan dunia.”
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam kesuksesan seseorang dalam mencar ilmu. Rasa kondusif itu membuat seseorang akan terdorong untuk mencar ilmu secara aktif, alasannya adalah rasa kondusif merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang memperbesar motivasi untuk belajar.
Keadaan Sekolah
Sekolah ialah lembaga pendidikan formal pertama yang sungguh penting dalam menentukan keberhasilan berguru siswa, karena itu lingkungan sekolah yang bagus mampu mendorong untuk mencar ilmu yang lebih giat. Keadaan sekolah ini mencakup cara penyuguhan pelajaran, kekerabatan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mensugesti hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono (1995:6) “guru dituntut untuk menguasai materi pelajaran yang mau diajarkan, dan mempunyai tingkah laris yang sempurna dalam mengajar.” Oleh alasannya adalah itu, guru mesti dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disuguhkan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
Lingkungan Masyarakat
Di samping orang renta, lingkungan juga ialah salah satu aspek yang tak sedikit pengaruhnya kepada hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sungguh besar pengaruhnya kepada pertumbuhan eksklusif anak, karena dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat: Lingkungan penduduk dapat menjadikan kesukaran berguru anak, khususnya anak-anak yang sebayanya. Apabila belum dewasa yang sebaya ialah anak-anak yang rajin berguru, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya ialah kumpulan belum dewasa nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun mampu terpengaruh pula.
BAB III
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
“Metode yang digunakan dalam observasi ini yakni metode kualitatif. Tadjoer Ridjal dalam buku Metode Penelitian Kualitatif mengatakan bahwa penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif bermaksud untuk menggali atau membangun sebuah proposisi atau menjelaskan makna dibalik realita. Peneliti berpijak pada kenyataan atau kejadian yang berlangsung di lapangan. Apa yang dihadapi dalam penelitian ialah dunia sosial sehari-hari. Penelitian mirip ini berupaya memandang apa yang sedang terjadi dalam dunia tersebut dan melekatkan dengan temuan-temuan yang diperoleh di dalamnya. Oleh karena itu apa yang dilakukan oleh peneliti selama di lapangan termasuk dalam sebuah posisi yang berdasar kasus atau ideografis yang mengarahkan perhatian pada spesifikasi kasus-perkara tertentu.” (Bungin, 2001: 124).
Oleh alasannya itu data penelitian juga berdasar atas refleksi peneliti mengingat keterlibatan peneliti secara pribadi dalam fenomena kehidupan sosial masyarakat yang diangkat dalam penelitian.” (Bungin, 2001: 125). “Sejumlah tindakan di lapangan memakai beragam tata cara pengumpulan data, mulai dari wawancara, observasi, interpretasi dokumen sejarah oral dan pribadi, hingga introspeksi dan refleksi diri. “Pendekatan kualitatif diharapkan bisa menghasilkan sebuah uraian mendalam wacana ucapan, goresan pena, dan tingkah laris yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, penduduk , organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistic/menyeluruh.” (Ruslan, 2003: 213).
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam observasi ini ialah mahasiswa panduan dan konseling kelas A.6 Universitas PGRI Yogyakarta.
C. Teknik Pengumpulan Data
Sebenarnya banyak sekali teknik yang dapat kita gunakan dalam pengumpulan data dari suatu penelitian. Namun semuanya itu mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Semakin banyak teknik yang dipakai maka makin meminimalisir kekurangan dari pengumpulan data tersebut.
Metode/teknik yang digunakan dalam penelitian ini ialah wawancara, dan pengamatan.
1. Wawancara
Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985:266) antara lain: mengkonstruksi perihal orang, insiden, organisasi, perasaan, motivasi, permintaan, kepedulian dan lain – lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan – kebulatan demikian selaku yang dialami kurun lalu; memproyeksikan kebulatan – kebulatan selaku yang dibutuhkan untuk dialami pada kala yang hendak tiba; memverifikasi, mengubah, dan memperluas gosip yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun triangulasi; dan memverifikasi, mengganti dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti selaku pengecekan anggota.
Menurut Banister dkk (1994 dalam Poerwandari 1998: 72 – 73) wawancara yaitu percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk meraih tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan jika peneliti berencana untuk menemukan pengetahuan ihwal makna-makna subjektif yang dimengerti individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan berencana melakukan eksplorasi kepada informasi tersebut, sebuah hal yang tidak dapat dikerjakan melalui pendekatan lain.
Wawancara memiliki bermacam-macam bentuk. Seperti yang dikemukankan oleh Patton (1980:197) adalah: wawancara pembicaraan informal, pendekatan dengan isyarat umum wawancara, dan wawancara baku terbuka.
Dalam penelitian ini menggunakan wawancara obrolan informal. Dalam wawancara ini pertanyaan yang diajukan sungguh bergantung pada pewawancara sendiri. Hubungan dan suasananya pun biasa, wajar. Sedangkan pertanyaannya dan jawabannya seperti pembicaraan sehari-hari.
2. Observasi
Observasi memiliki banyak sekali bantuk seperti dikemukakan oleh Moleong (2001: 126-127) observasi mampu dibedakan menjadi: a) observasi berperan serta, b) observasi tidak berperan serta. Pengamatan juga dapat diklasifikasikan menjadi: a) pengamatan terbuka, bila eksistensi pengamat dikenali oleh subjek yang diteliti, dan subjek menunjukkan peluang terhadap pengamat untuk memperhatikan kejadian yang terjadi dan subjek menyadari adanya orang yang memperhatikan apa yang subjek kerjakan, b) pengamatan tertutup apabila pengamat melakukan observasi tanpa diketahui oleh subjek yang diperhatikan. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah pengamatan tertutup ialah subjek tidak mengenali bahwa mereka sedang diobservasi.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dijalankan pada bulan Maret 2012 di Kampus 2 Universitas PGRI Yogyakarta.