Contoh Pertanian Lahan Basah dan Kering

Usaha pertanian lahan basah dilaksanakan dengan sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah pasang surut, dan sawah lebak.

  • Sawah irigasi, yakni sawah yang memperoleh pengairan secara terorganisir dan tidak bergantung pada isu terkini, walaupun kemarau sawah tersebut tetap mendapatkan air, sehingga penanamannya mampu tiga kali dalam waktu satu tahun.
  • Sawah tadah hujan, yaitu sawah yang sistem pengairannya sangat tergantung dengan hujan. Sawah tadah hujan biasanya diusahakan setahun sekali. Pada isu terkini kemarau lahan sawah tadah hujan biasanya ditanami tanaman palawija ( ketela, jagung, kedelai dan sebagainya.
  • Sawah pasang surut, adalah sawah yang biasanya terletak di pinggir pantai (dekat muara sungai). Di dalam hal ini airnya memanfaatkan pasang surut air maritim, waktu air bahari pasang, air sungai tidak mampu masuk ke maritim, air sungai ini dimanfaatkan untuk pengairan sawah pasang surut tersebut.
  • Sawah lebak, ialah sawah yang terletak di sepanjang kanan kiri suatu sungai, pengolahannya dijalankan pada waktu air sungai surut.
Usaha pertanian lahan kering dilakukan dengan berladang. Berladang biasanya dijalankan dengan cara membuka hutan atau semak belukar. Jenis padi yang ditanam di perladangan antara lain jenis padi gogo rancah atau sawah huma. Usaha perladangan biasanya dilakukan berpindah-pindah alasannya adalah tanah yang ditanami kesuburannya berkurang, sehingga akan membuka ladang yang gres. Usaha perladangan seperti ini sungguh merugikan alasannya adalah mampu menghancurkan ekosistem hutan, dan mempercepat terjadinya pengikisan serta mempercepat habisnya komponen hara. Selain ditanami jenis ubi-ubian, ubi kayu, ubi jalar, jagung, palawija, kacang tanah, dan sebagainya.
  Kategori Gempa Berdasarkan Besar Magnitude dan Kerusakan yang ditimbulkan