BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengenang, tetapi berguru adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya pergantian pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, mirip pergeseran pengetahuanya, sikap dan tingkah laris ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Kaprikornus berguru yaitu suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar ialah suatu proses yang diarahkan pada sebuah tujuan, proses berbuat lewat situasi yang ada pada siswa.
Diriwayatkan dari ‘Umar bin Al Khoththob rodhiyallohu ‘anhu: ”Pelajarilah bahasa Arab. Karena bahwasanya dengan mempelajarinya akan meneguhkan logika dan menambah muruah.”Makara mempelajari ilmu bahasa arab utamanya Ilmu nahwu itu sungguh penting dalam kehidupan kita sehari-hari, bahwa kita harus mempelajari ilmu bahasa arab apalagi dulu sebelum mengetahui ilmu agama yang lain.Manfaat mempelajari bahasa arab itu sendiri adalah biar bisa mengetahui struktur kalimahnya yang menjadi bahasa Al-Qur’an dan Al-Hadits, yang keduanya yakni dasar tuntunan hidup umat islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pemahaman Isim Isyarah ?
2. Apa macam-macam Isim Isyarah ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Isim Isyarah
Isim isyarah yaitu isim yang menunjukan sesuatu yang tertentu baik secara konkret dengan tangan atau dengan yang lain apabila yang ditunjukan itu berada dihadapan orang yang menunjuk. Atau penunjukan itu secara tidak nyata ( maknawi ) jika yang ditunjuk itu memang tidak aktual atau sesuatu yang ditunjuk itu tidak berada dihadapan orang yang menunjuk.
B. Macam-Macam Isim Isyarah
Pada dasarnya ada dua macam kata tunjuk :
1. Isim Isyarah atau kata tunjuk untuk yang bersahabat هَذَا(=ini).
2. Isim Isyarah atau kata tunjuk untuk yang jauh (=itu ذَلِكَ)
– Adapun Macam- Macam Isim Isyarah
a. Isim Isyarah untuk menawarkan Isim Mufrod (Tunggal)
1. Untuk menunjuk sesuatu yang dekat (Lil Qorib)
– Jika benda yang ditunjuk adalah mudzakkar (bermakna pria) memakai : هَذَا(=ini).
Contoh : هَذَاكِتَابٌ(= ini suatu buku)
– Jika benda yang ditunjuk yakni Muannats (bermakna wanita) maka menggunakan: هَذَا menjadi: هَذِهِ (ini)
Contoh : مَجَلَّةٌهَذِهِ(= ini sebuah majalah)
2. Untuk memperlihatkan benda yang jauh (Lil Ba’iid)
– Jika benda yang ditunjuk yaitu mudzakkar, maka memakai : ذَلِكَ (=itu)
Contoh : ذَلِكَكِتَابٌ (itu suatu buku)
– Jika benda yang ditunjuk adalah muannats, maka menggunakan :
ذَلِكَmenjadi: تِلْكَ (=itu)
– Jika benda yang ditunjuk adalah muannats, maka menggunakan :
ذَلِكَmenjadi: تِلْكَ (=itu)
Contoh: تِلْكَمَجَلَّةٌ(= itu suatu majalah)
b. Isim Isyarah untuk memberikan Isim Mutsanna (memiliki arti dua)
1. Untuk menunjuk sesuatu yang akrab (Lil Qorib)
– Jika benda yang ditunjuk adalah mudzakkar, maka memakai :
. هَذَا Menjadiهَذَانِ(=ini)
. هَذَا Menjadiهَذَانِ(=ini)
acuan : هَذَانِ كِتَابَان (ini dua buah buku)
– Jika benda yang ditunjuk adalah Muannats, maka memakai :
هَذِهِ Menjadiهَتَانِ(=ini)
هَذِهِ Menjadiهَتَانِ(=ini)
contoh : هَتَانِمَجَلَّتَانِ(ini dua buah majalah)
2. Untuk memberikan benda yang jauh (Lil Ba’iid)
– Jika benda yang ditunjuk yaitu mudzakkar, maka menggunakan :
ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. (=itu)
ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. (=itu)
Contoh: ذَانِكَكِتَابَانِ (= itu dua buah buku)
– Jika benda yang ditunjuk ialah Muannats, maka menggunakan:
تِلْكَ menjadi تَانِكَ. (=itu)
تِلْكَ menjadi تَانِكَ. (=itu)
Contoh: تَانِكَمَجَلَّتَانِ (= itu dua buah majalah)
c. Isim Isyarah untuk menunjuk Isim jamak
1. Untuk menunjuk Isim Jamak yang Berakal
– Jika Isim Jamak yang arif [baik mudzakkar atau muannats] itu letaknya dekat, maka Menggunakan
Haulaai هَؤُلاَءِ(=ini) [bermakna jamak untuk Isim yang arif lil qariib].
Contoh : هَؤُلاَءِ طُلاَّبٌ(ini siswa-siswa)
– Jika Isim Jamak yang berilmu itu [baik mudzakkar atau muannats] letaknya jauh, maka menggunakan Uulaaika أُولَئِكَ (=Itu) [mempunyai arti jamak untuk Isim yang cerdik lil ba’id]
Contoh : طُلاَّبٌأُولَئِكَ(itu siswa-siswa)
2. Untuk menunjuk Isim Jama’ yang Tidak Berakal
– Jika Isim Jamak tersebut ialah erat, maka menggunakanهَذِهِ(=ini)
Contoh : هَذِهِ كُتُبٌ (ini buku-buku)
– Jika Isim Jamak tersebut yakni jauh, maka memakai تِلْكَ(=Itu)
Contoh :كُتُبَ تِلْكَ (itu buku-buku)
Agar mampu mudah memahaminya perhatikan tabel di bawah ini
Isim instruksi lafalأولاء (dengan alif mamdudah) boleh dibaca أولي(dengan alif maqshurah) dan yang pertama lebih fasih dari pada yang kedua. Lafal أوليdapat berlaku untuk menunjuk terhadap yang pandai dan yang tidak bakir, seperti : Firman Allah :
أولئك علي هدي من ربهم وأولئك هم المف
Artinya : Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang mujur. (Al Baqarah :5)
Akan tetapi yang banyak berlaku untuk yang cendekia yakni تلكdan untuk yang tidak arif yakni أولاء, seperti firman Allah :
وتلك الأيام نداولها بين الناس
Artinya : Dan kurun (insiden) dan kehancuran itu, kami pergilrkan diantara manusia (semoga mereka mendapat pelajaran)… “ (Ali Imran : 140).
Dari beberapa isim isyarat, ada yang memperlihatkan sebuah tempat, mirip :
– هنا, untuk memperlihatkan daerah yang dekat
– هناك, untuk memperlihatkan daerah yang sedang
– هنالك, untuk menujukkan daerah yang jauh
– ثم, untuk memberikan kawasan yang jauh
Adapun beberapa isim isyarah yang didahului ها tanbih (peringatan), seperti
هؤلاء هاتان هذه هذا
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Isim isyarah yaitu isim yang menandakan sesuatu yang tertentu baik secara positif dengan tangan atau dengan yang lain apabila yang ditunjukan itu berada dihadapan orang yang menunjuk. Atau penunjukan itu secara tidak aktual ( maknawi ) jika yang ditunjuk itu memang tidak positif atau sesuatu yang ditunjuk itu tidak berada dihadapan orang yang menunjuk
2. Isim Isyarah.
Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:
a. Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang akrab: هَذَا(=ini).
Contoh dalam kalimat: هَذَاكِتَابٌ(= ini suatu buku)
b.Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh:ذَلِكَ(=itu).
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَكِتَابٌ(= itu suatu buku)
B. SARAN
Kami selaku penyusun bila dalam penulisan dan penyusunan makalah ini terdapat kelemahan dan keunggulan maka kritik dan usulan maupun hal yang lain yang berkenaan dengan mata kuliah Bahasa Arab kami harapkan bimbingannya baik dalam makalah ini maupun hal lainnya untuk kebaikan kita bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Syaikh Al Ghulayaini Mustafa, Terjemahan Jaami’ud Duruusil ‘Arabiyyah Jilid 1. (Semarang : CV. Asy Syifa’ 1992).
M. Kamil Ramma Oensyar, Uria Hasnan Sidik, At taysiiru fie Fahmi Al Lughatu Al Arabiyyah , (Banjarmasin: Pusat Bahasa IAIN Antasari, 2010)
Muhammad Syukri Unus, Risalah is’aafut Thaalibin fie Ilmi An Nahwi, (Martapura: Barakah Ilmu, Tanpa tahun).
#ixzz4RmSPDTnY