Contoh Drama Ibu dan Anak



Contoh Drama 2 Pemain bertema Ibu & Anak – Dalam satu kesatuan keluarga, masing-masing individu mempunyai peranan masing-masing yg saling menunjang & bersinergi. Tapi bagaimana bila ada salah satu anggota keluarga inti yg menghilang & tak diketahui keberadaannya?

Nah, dibawah ini teman bisa menyimak contoh drama yg memuat percakapan antara seorang ibu dgn anak gadisnya. Percakapan kedua orang tersebut lebih banyak membahas perihal keberadaan bapak si gadis yg terkesan tak bertanggung jawab di mata si gadis. So, silahkan disimak ya sob..



JANJI SENJA

Karya:Taofan Nalisaputra


PEMAIN:

1.      IBU
2.      ANAK (GADIS)


SETTING:

RUMAH DENGAN HALAMAN DAN TEMPAT DUDUK (BANGKU PANJANG) UNTUK BERSANTAI 
LAMPU MENYOROT  HANYA DARI SEBELAH SISI PANGGUNG MENGGAMBARKAN KEADAAN SENJA.


ADEGAN 1

KALA SENJA ITU IBU DAN ANAK GADISNYA SEPERTI BIASA DUDUK DI BANGKU PANJANG DEPAN RUMAHNYA. MEREKA TENGAH MENATAP SENJA MENUNGGU, MENANTI SESEORANG YANG TELAH LAMA DINANTI. SETELAH LARUT DALAM DIAM BEBERAPA SAAT, SANG ANAK MEMULAI PEMBICARAAN.

ANAK
Ibu…Jangan kau ceritakan lagi apa pun wacana Ayah.

IBU
Kenapa?

ANAK
(SAMBIL MEMANDANG KE ARAH LANGIT SENJA) alasannya adalah Ayah tak pernah tiba, & ku kira dia memang tak akan pernah tiba.

IBU
(TENANG/DATAR) Ayahmu berjanji akan datang saat senja.

ANAK
(AGAK MENINGGIKAN NADA BICARA) Sudah tak terhitung lagi jumlah senja yg kita lalui..di sini..daerah ini…sedari dahulu waktu gue masih dlm kandungan hingga kini, tetapi Ayah tak jua datang.

IBU
(TETAP TENANG SEDIKIT PARAU) Ayahmu lelaki yg baik. Ia akan tiba, ia pasti tiba menepati janjinya.

ANAK
(TERUS MENCECAR) kenapa  Ayah berjanji akan datang ketika  senja? Kenapa tak pagi atau siang saja?

IBU
Karena senja bukan final, dia adalah permulaan suatu hari.

ANAK
(SEDIKIT EMOSI) Haaaaah….Sudahlah! Aku tak mengetahui maksud perkataan Ibu itu. (BERLALU MASUK KE DALAM RUMAH)

IBU MASIH DUDUK DI HALAMAN RUMAH MENATAP SENJA DENGAN SEJUTA HARAP YANG TERPANCAR DARI SOROT MATANYA. SANG ANAK KELUAR LAGI DARI DALAM RUMAH DAN BERDIRI DI DEPAN PINTU, IA MELIHAT IBUNYA YANG SEDANG DUDUK ITU SEOLAH IA AKAN MENGHAMPIRINYA NAMUN IA URUNGKAN NIATNYA.

BARU SAJA SANG ANAK AKAN MASUK KEMBALI KE DALAM RUMAH, IBUNYA MEMANGGIL:

IBU
(SAMBIL MELAMBAIKAN TANGAN PADA ANAKNYA) Duduklah sini!

SANG ANAK KEMUDIAN DATANG MENGHAMPIRI IBUNYA, LALU DUDUK DI SAMPINGNYA. MEREKA TERDIAM SEJENAK SEMBARI TETAP MENATAP KE ARAH SENJA.

IBU
Tidak rindukah kamu pada Ayahmu?

ANAK
Rindu…Tapi itu dahulu, kini tak lagi.

IBU
(MENATAP TAJAM PADA ANAKNYA) Kenapa?

ANAK
(DIAM SEJENAK) Karena gue tak lagi menganggap Beliau sebagai Ayahku. Bagiku beliau hanyalah lelaki yg menitipkan sperma pada Ibu.

IBU
Kau tak percaya Ayahmu akan tiba?                

ANAK
Maaf Bu, gue bahkan tak percaya Ayah masih ingat pada kita

IBU
(AGAK PARAU) Kau tak akan bicara mirip itu ketika kau dapati Ayahmu tiba kala senja.

MEREKA BERDUA SALING BERTATAPAN, MATA IBU SEOLAH-OLAH AKAN MENANGIS.

IBU
(MEMALINGKAN MUKA) Tinggalkan Ibu sendiri! (SAMBIL MENGUSAP AIR MATANYA)

DENGAN LANGKAH BERAT SANG ANAK MELANGKAH MASUK KE DALAM RUMAH.

(LAMPU MATI)


ADEGAN 2

IBU DUDUK SEPERTI BIASA DI DEPAN RUMAH, TETAP SEMBARI MENATAP SENJA. DARI ARAH LUAR ANAKNYA DATANG DENGAN PAKAIAN RAPI,  LALU DUDUK DI SAMPING IBUNYA.

ANAK
Aku diterima melakukan pekerjaan di sebuah perusahaan di kota. Aku bermaksud akan tinggal disana, & ku harap Ibu mau ikut bersamaku tinggal di kota.

IBU
Ibu masih ingin menunggu Ayahmu di sini, di rumah ini setiap senja.

ANAK
Dimanapun itu kita akan tetap menikmati senja yg sama.

(IBU TERDIAM SEMBARI TERSENYUM DAN TETAP MENATAP KE ARAH SENJA)

ANAK
Ibu bisa menikmati senja bersamaku. (MENCOBA MEMBUJUK)

IBU
Ibu cuma ingin menanti Ayahmu disini, di rumah ini.

ANAK
(BERDIRI, KEMUDIAN MELANGKAH SEDIKIT MAJU DENGAN EMOSI) Mengapa Ibu mesti menunggunya seperti ini? Menunggu seseorang yg tak jelas & tak pasti kapan dia kan kembali. beliau sudah lupa dgn kita, & ku pikir beliau memang sudah lupa dgn kita. 

Coba ibu pertimbangkan, sedari dulu waktu gue masih dlm kandungan hingga kini gue sampaumur, sudah beberapa tahun lamanya beliau tak pernah kembali ke tempat tinggal ini. Bahkan gue sendiri tak pernah tau parasnya (DIAM SEJENAK). Ku pikir sebaiknya Ibu menikah lagi & melalaikan lelaki tak bertanggung jawab itu.

IBU
(MARAH, LALU BERDIRI MENDEKATI ANAKNYA DAN MEMBENTAK) Pakai otakmu…!!!! 
(BERBALIK MENINGGALKAN ANAKNYA SAMBIL MENANGIS MASUK KE DALAM RUMAH)

SANG ANAK KAGET TERHERAN-HERAN DENGAN APA YANG DIKATAKAN IBUNYA, KEMUDIAN IA DUDUK DENGAN GELISAH MENUNGGU IBUNYA KELUAR.

(LAMPU REDUP FOKUS PADA ANAK)

ANAK
Ya Tuhan… Apa yg barusan gue katakan. Aku tak sebaiknya berkata itu pada ibu.
Ibu maafkan saya. (SEDIKIT MENANGIS)

SESAAT KEMUDIAN IBU KELUAR DAN BERDIRI DI DEPAN PINTU MELIHAT ANAKNYA.

ANAK
(BERLARI MENDEKATI IBUNYA LALU MEMELUKNYA) Ibu maafkan aku…!!! (SAMBIL MENANGIS DALAM PELUKAN IBU)

IBU
(MELEPAS PELUKANNYA DAN DENGAN TANGANNYA MEMEGANG DAGU MENGANGKAT WAJAH ANAKNYA) Ayahmu terlalu bersih. Ibu tak mungkin mampu menggantikannya dgn orang lain. (DIAM SEJENAK SALING BERPANDANGAN) Jangan lagi berpikir untuk mencari orang lain sebagai pengganti Ayahmu. Karena Ibu yakin Ayahmu akan tiba pada suatu senja.

SANG ANAK MENGANGGUK PERLAHAN KEMUDIAN KEMBALI MEMELUK IBUNYA.

(LAMPU PERLAHAN MATI)


ADEGAN 3

SUDAH 2 TAHUN BERLALU, SANG ANAK TINGGAL DAN BEKERJA DI KOTA, IA PULANG HANYA SESEKALI MENJENGUK IBUNYA. SORE ITU SEPERTI BIASA, IBU TETAP DUDUK DI DEPAN RUMAH MENATAP SENJA. SANG ANAK DATANG DARI ARAH LUAR MEMBAWA MENGHAMPIRI IBUNYA. IA LALU DUDUK BERDERET MENATAP SENJA BERSAMA IBUNYA. SETELAH BEBERAPA SAAT DALAM KEBISUAN, SANG ANAK MEMECAH KEHENINGAN.

ANAK
Ibu… gue kan sudah bekerja, gue pun sudah cukup umur..bukan remaja lagi.

IBU
Lalu?

ANAK
Aku…ingin menikah

IBU
Sudah ada yg melamarmu? Siapa?

ANAK
Seseorang yg sudah cukup lama ku kenal.  Dewasa, bertanggungjawab, & kurasa beliau mencintaiku.

IBU HANYA TERDIAM TIDAK MENANGGAPI

ANAK
Aku berharap ibu memberi restu untukku.
IBU MASIH TERDIAM, SANG ANAK PUN  KEMBALI MEMALINGKAN WAJAHNYA KE ARAH SENJA SEMBARI MEMAINKAN UJUNG BAJUNYA DAN JEMARINYA.

IBU
Ibu akan merestuimu. Tapi.. kau pula harus meminta restu pada senja… Ayahmu. 

SANG ANAK MELONGO TERHERAN-HERAN.

IBU
Tinggallah dahulu disini beberapa waktu. Ayahmu pasti akan tiba. Ibu yakin.

MEREKA BERDUA TERDIAM, SANG ANAK MASIH DALAM KEBINGUNGAN AKAN SIKAP IBUNYA.

(LAMPU MATI)


ADEGAN 5

IBU MASIH DUDUK DI DEPAN RUMAHNYA SORE ITU, MENATAP SENJA. SANG ANAK KELUAR DARI DALAM RUMAH DENGAN PAKAIAN YANG SUDAH RAPI.

IBU
Kau mau kemana?

ANAK
Aku mau pergi. beliau sudah menungguku.

IBU
Kau tak ingin menunggu ayahmu?

ANAK
Ayah mana yg harus kutunggu? Sudah berhari-hari gue disini, tetapi beliau tak jua datang. Sudahlah Bu, jikalau beliau memang tiba gue tidak mau mengenalinya sebagai ayahku.

IBU
Jaga ucapanmu! Maksudmu apa menyampaikan hal demikian?

ANAK
Sudah sepatutnya kan. Ayah macam apa namanya yg tega meninggalkan anak & istrinya begitu usang. Hingga anaknya akan dipersunting orang pun beliau tak ada.

IBU
Ayahmu tak mirip itu. beliau laki-laki yg bertanggung-jawab.

ANAK
Ibu sudah mengatakan itu beberapa kali..Sejak dahulu gue masih kecil. Tapi apa? Mana buktinya? Omong kosong.

IBU
Kau anak durhaka!

ANAK
Biarlah, tak apa gue durhaka pada orang yg telah durhaka pada keluarganya.

IBUNYA KEMUDIAN TERDIAM. MATANYA BERKACA-KACA, AIRMATANYA NAMPAK AKAN JANTUH. SANG ANAK BERLALU MENINGGALKAN IBUNYA. IBU MASIH DIAM MENATAP SENJA DENGAN LINANGAN AIR MATA.

IBU
(BERBICARA PADA SENJA) Kau berjanji akan datang ketika senja. Dan gue percaya kau akan datang. Aku percaya kau tak akan melupakan cinta kita, melupakanku & buah hati kita.
Aku akan tetap menunggumu, sampai senja terakhir hidupku.