Kami berikan contoh cara memberikan label faktual pada anak usia dini biar mereka terus bersemangat & terus besar lengan berkuasa mental. Pelabelan yg negatif di depan anak dengan-cara tak pribadi telah mengajari dirinya akan perbuatan yg tak baik. Sebisa mungkin kita harus menghidarinya & bagaimana tatkala kita menghadapi anak yg menyebalkan? Simak tulisan di baawah ini ya!
Orang jawa bilang: “Ojo sok nyepatani anak” yg artinya jangan suka mengumpat anak. Sesuai budaya jawa, kata-kata yg harus disingkirkan oleh orang renta adalah kata-kata yg berbentuk umpatan atau mengumpat.
Tuhan membuat manusia yg satu dengan-cara berlawanan dgn yg yang lain, baik fisik maupun kemampuannya. Ibu & ayah sebaiknya lebih konsentrasi pada kelebihan atau kemampuan yg dimiliki oleh setiap anaknya (yang umumnya berlawanan) & bagaimana mendorong serta memfasilitasi kesanggupan/ kelebihan tersebut agar berkembang maksimal & kelak bermanfaat bagi hidupnya. Bukan malah sebaliknya, kadang kala orangtua lebih cenderung menyesali & mengolok-olok kekurangan anaknya dibandingkan dgn anak yang lain, termasuk saudaranya.
Jika yg terjadi adalah membandingkan anak kita dgn yg yang lain maka akan menawarkan efek perkembangan psikologis anak, tumbuh kembang anak menjadi tak maksimal.
Secara fisik ibu & ayah seharusnya tak memakai kelemahan anak sebagai panggilan (cap), semisal si gendut, si gembrot, si pendek, si kurus, si lamban, si nakal, & yang lain. Cap (label) negatif hanya akan menjatuhkan harga diri anak & mengurangi semangatnya.
Selain itu, banyak fakta mengambarkan, dgn menunjukkan label negatif, orang yg diberi label itu justru akan mengikutinya & ”pertanda” bahwa label negatif itu adalah benar. Seorang anak akan lebih malas bila ia sering dikatakan sebagai pemalas.
Seorang anak akan merasa ndeso, masa kolot, kurang semangat, rendah diri, pesimis, & perilaku diri negatif lainnya bila ia sering dikatakan kolot atau goblok. Kata-kata, ”Kamu gagal, Nak.”; ”Gambarmu kurang cantik.”; & sejenisnya pula merupakan label negatif dlm dosis yg lain.
Daftar Isi
Cara Memberikan Label Positif Pada Anak Usia Dini
Berikut ini adalah kiat-tips yg bisa diberikan dlm menawarkan cap atau label nyata pada anak:
- Ketika anak sudah putus asa, merasa tak mampu melaksanakan sesuatu, berilah semangat dgn kata-kata, ”Ayo, kita coba lagi, Nak. Kamu anak mahir kok, niscaya kesudahannya bisa.” Ibu & ayah hendaknya ikut bergabung dlm menuntaskan pekerjaan tersebut sampai berhasil.
- Ketika anak kalah dlm mengikuti lomba, tetap berikan semangat, ”Kamu sudah menunjukkan semangat yg luar biasa mahir, Ibu & Ayah besar hati dgn usahamu tadi.” Dilanjutkan dgn gendongan, pelukan, & ciuman.
- Rayakan setiap kesuksesan anak, apa pun jenis kesuksesan itu. Bentuk perayaannya bisa dgn tepuk tangan, toas (membenturkan telapak tangan kita & telapak tangan anak dgn hangat), hingga dlm bentuk kado.
- Banjiri belum dewasa saban hari dgn kata-kata konkret, seperti:
- Kamu mahir.
- Kamu anak pintar.
- Ibu/Bapak sungguh besar hati padamu.
- Ibu/Bapak sangat mencintaimu.
- Hai, dewa penolong.
- dan kata-kata faktual lainnya.
Hal-Hal Yang Perlu Dihindari Di Depan Anak Usia Dini
Membesarkan anak tak sekedar kita menyuapi memberi makan saja, akan tetapi mendidik anak pula membutuhkan kewaspadaan. Banyak orang renta yg lupa, tak tahu, atau tak mau tahu melaksanakan hal-hal yg dilarang di depan anak.
Beberapa hal yg harus dihindari semoga anak mampu berkembang normal & optimal yakni: beradu ekspresi di depan anak, tak menegakkan peraturan (tidak disiplin diri), bersikap masa kolot, & kebiasaan mengancam.