Ceramah Ramadhan 2022: Istiqomah dalam Ibadah

Ramadhan sudah mengganti hidup kita. Banyak kaum muslimin yg tadinya jarang menyentuh Al-Qur’an, di bulan Ramadhan ini jadi tekun membacanya. Banyak kaum muslimin yg tadinya jarang shalat jama’ah, di bulan Ramadhan ini jadi bersungguh-sungguh mengerjakannya. Banyak kaum muslimin yg tadinya sulit qiyamul lail, di bulan Ramadhan ini setiap malam menunaikannya.

Ibadah-ibadah ini perlu kita jaga, agar tak berhenti sehabis Ramadhan pergi. Tatkala kita menetapi akidah & menjaga ibadah terus berkelanjutan, inilah yg disebut istiqomah. Khususnya istiqomah dlm ibadah.

Ayat Istiqomah

Suatu hari tatkala masih di Makkah, tiba-tiba Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beruban. Rambut dia memutih.

“Mengapa rambutmu memutih ya Rasulullah?” sebagian teman mengajukan pertanyaan.

Syayabathnii Huud wa akhawaatuhaa. Rambutku beruban alasannya surat Hud & mitra-kawannya,” jawab Sang Nabi. Surat Hud menciptakan Rasulullah beruban. Terutama tatkala turun ayat:

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Maka istiqamahlah (tetaplah) ananda pada jalan yg benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu & (juga) orang yg sudah taubat beserta ananda & janganlah ananda melebihi batas. Sesungguhnya ia Maha Melihat apa yg ananda kerjakan. (QS. Hud: 112)

Saat menerangkan ayat ini dlm Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Sayyid Qutb menyebutkan wacana rambut Rasulullah tiba-tiba beruban. Karena begitu beratnya istiqomah. “Istiqomah merupakan berlaku lurus & menempuh jalan dgn tak menyimpang,” tulisnya.

“Istiqomah yakni tegak lurus,” terang Buya Hamka dlm Tafsir Al Azhar. “Yaitu teguh pendirian, tak menyeleweng ke kiri & ke kanan. Juga tak pernah mundur.”

Betapa beratnya istiqomah. Meskipun tahu darul baka ialah kehidupan abadi & masa depan hakiki, kita kerap tertipu dgn dunia. Kita sering kecanduan dgn kesenangan duniawi.

Mau istiqomah, datang godaan aneka macam game & aplikasi. Banyak waktu terbuang untuk memainkannya lalu terkalahkanlah ibadah. Tak lagi sempat tilawah sebagaimana Ramadhan. Tak sempat lagi tadabbur & memperbanyak syukur.

Ada godaan lain yg lebih berbahaya & menjauhkan dr istiqomah. Kecanduan mencari duit & jabatan sampai menghalalkan segala cara. Ada yg korupsi puluhan milyar atau menjual diri seharga puluhan juta.

Sungguh benar tatkala Allah mensifati kehidupan dunia selaku mataa’ul ghuruur. Kesenangan yg mendustai. Menipu kita dr ketaatan. Menipu kita dr ketaqwaan. Menipu kita dr istiqomah.

Menyadari bahwa dunia ialah kesenangan menipu, menciptakan kita berhati-hati. Tatkala timbul godaan-godaan, kita sadar itu adalah tipuan yg bisa menjauhkan kita dr istiqomah. Maka kita pun segera kembali. Kembali menguatkan ketaatan & ibadah. Kembali meniti jalan istiqomah.

Baca juga: Minal Aidin Wal Faizin

Berat Karena Berhadiah Surga

Istiqomah itu berat alasannya adalah berhadiah nirwana. Kalau ringan, hadiahnya mungkin kipas angin atau seterika.

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yg menyampaikan: “Tuhan kami merupakan Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tak ada kekalutan terhadap mereka & mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni nirwana, mereka kekal di dalamnya; selaku tanggapan atas apa yg telah mereka lakukan. (QS. Al Ahqaf: 13-14)

Menjaga dogma di masa mirip kini memang berat. Istiqomah di zaman yg banyak fitnah seperti ini tak mudah. Namun, di situlah tantangannya. Beratnya istiqomah akan mengantarkan ke dlm nirwana. Abadi dlm kebahagiaan selama-lamanya.

Baca juga: Ucapan Idul Fitri 2022

Berat Tetapi Membahagiakan

Istiqamah itu berat tetapi membahagiakan. Mengapa? Karena orang yg istiqamah, Allah akan menganugerahinya ketenangan, keberanian & optimis dlm kehidupan.

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yg menyampaikan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun pada mereka dgn mengatakan: “Janganlah ananda takut & janganlah merasa sedih; & gembirakanlah mereka dgn jannah yg sudah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushilat: 30)

Ibnu Katsir rahimahullah & banyak mufassir lainnya menjelaskan bahwa turunnya malaikat dgn memberikan pesan meneguhkan itu terjadi ketika sakaratul maut. Namun, ada pula yg menafsirkan bahwa keberanian, ketenangan & optimis itu akan diperoleh orang-orang yg istiqamah sejak di dunia.

Maka kita lihat Bilal bin Rabah yg tadinya penakut menjelma pemberani. Kita lihat Mush’ab bin Umair yg penuh ketenangan. Kita melihat para shahabat yg optimis memandang masa depan.

Baca juga: Jawaban Taqoballahu Minna Waminkum

Amal yg Paling Dicintai Allah

Istiqamah dlm ibadah, meskipun kuantitasnya sedikit namun berkelanjutan, ia merupakan amal yg paling dicintai Allah.

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amal yg paling dicintai oleh Allah Ta’ala yakni amal yg berkelanjutan walaupun itu sedikit. (HR. Muslim)

Maka sebelum Ramadhan berakhir, kita memohon pada Allah supaya menjaga semangat ibadah kita. Kita bermujahadah supaya walaupun Ramadhan berlalu, kita tetap shalat berjamaah lima waktu. Meskipun susah, kita upayakan setiap hari tilawah. Meskipun berat, kita berupaya tiap malam sholat tahajud minimal dua rakaat. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

*Untuk tema-tema yang lain, silakan baca Ceramah Ramadhan 2022

  Ceramah Ramadhan: Puasa Perut, Tak Hanya Tahan Lapar Dahaga