BANDIT BANDIT REVOLUSI II.
Ketika itu hampir separuh kekuatan militer Republik terdiri dari laskar – laskar rakyat, dengan garis komando dan hierarki yang lebih lunak. Wajar bila muncul unek-unek dari rakyat, sebenarnya mereka lebih “menyusahkan” jika dibanding dengan tentara Belanda sendiri. Tak jarang, perilaku para kombatan rakyat ini juga menodai usaha dengan tindakan langkah-langkah kriminal. Mulai dari permerkosaan, perampokan dan pemerasan mereka lakukan.
Namun begitu, soal keberanian dalam pertempuran patut mendapat acungan jempol, meski lebih terkesan sebagai kombatan yang nekad dan tak takut mati. Kehadiran mereka memang cukup mendukung kerja-kerja prajurit resmi. Selain keberaniannya, mereka pun lazimnya tak pernah menolak bila berikan tugas melaksanakan suatu operasi penyelusupan, pengintaian dan penyerangan, sebahaya apapun itu. Di lain pihak, tabiat durjana mereka tak sekonyong-konyong luntur begitu saja. Saat melaksanakan operasi, tak jarang mereka berprilaku merugikan rakyat dan pihak republik.
Sumber: http://www.imgrum.org/media/1284790315714150726_2166640058